LIVE WITH MY KETOS 31

Mulai dari awal
                                    

Setelah sampai di kedai Bubur Ayam, Gabriella langsung membelinya dan segera kembali ke rumah. Tidak butuh waktu lama untuk Gabriella kembali ke ruang tengah.

"Nih Bubur Ayam." Gabriella meletakkan Bubur itu di atas meja di dekat sofa.

Alvaro melirik mangkuk Bubur itu sekilas, kemudian mendorong mangkuk nya kasar. "Gue gak suka bawang goreng."

"Kalo lo gak suka, ya lo gak usah makan bawangnya. Gitu aja susah," balas Gabriella.

"Gue gak mau."

"Ya bodo amat. Mending lo beli sendiri," ucap Gabriella kesal.

"Ganti."

Gabriella menatap Alvaro kesal kemudian mengambil mangkuk Bubur yang sebelumnya ia pesan, lalu memesan kembali Bubur Ayam tanpa Bawang goreng sesuai permintaan Alvaro.

Setelah selesai, cewek itu kembali memberikan Bubur yang sudah ia beli tadi kepada Alvaro. "Tuh makan! Bubur tanpa Bawang goreng!"

"Ngapain lo nyuruh-nyuruh gue?" Tanya Alvaro dingin.

Gabriella menghela napasnya sabar. "Maaf Alvaro Aldebaran.."

Alvaro hanya mengangkat bahunya tidak peduli lalu beranjak dari duduknya berniat untuk masuk ke dalam kamar.

Gabriella menatap Alvaro bingung. "Mau ke mana lo?"

"Kamar."

Gabriella menatap Alvaro tak percaya. "Terus Buburnya?"

"Terserah," balas Alvaro yang sudah berada di atas tangga, meninggalkan Gabriella yang tengah menatapnya kesal.

"ALVARO MONYET!"

--Live With My Ketos--

Alvaro memejamkan matanya. Entah apa yang sedang di pikirkan oleh Alvaro sejak tadi. Kini, cowok itu tengah berbaring di atas kasur king size nya berusaha untuk tidur.

'Al, maaf..'

Alvaro membuka matanya setelah suara gadis itu kembali berputar seperti kaset rusak di kepalanya. Sudah satu tahun lamanya cowok itu berusaha menghilangkan bayangan seorang gadis yang ia cintai sekaligus ia benci. Tapi hingga sekarang, ia belum mampu.

tok tok tok

Suara ketukan dari luar pintu membuyarkan lamunan Alvaro. Ia tau, itu adalah Gabriella. Alvaro berjalan dan membukakan Gabriella pintu. Ia melihat Gabriella tengah berdiri di hadapannya masih menggunakan hotpants.

"Kenapa?" Tanya Alvaro datar.

"Uang..." ucap Gabriella.

Alvaro menatap Gabriella bingung. "Uang? Uang siapa?"

Gabriella menatap Alvaro kesal. "Uang gue lah!"

Alvaro menaikkan salah satu alisnya. "Uang lo? Lo ada taruh uang di gue?"

"Nyebelin banget sih?!"

Alvaro baru mengerti sekarang. "Lo minta uang?"

Gabriella mengangguk lucu. "Iya. Minta uang."

Alvaro rasanya ingin tertawa saat melihat wajah Gabriella yang sedang mengangguk lucu di hadapannya. Tapi ia tahan. "Mau beli apa?"

Gabriella tampak berpikir sejenak. "Gue mau beli Ice Cream."

"Lo mau beli di mana?" Tanya Alvaro.

"Di taman," jawab Gabriella singkat. "Eh, lo kok nanya-nanya sih? Mana uangnya?"

Alvaro mengambil satu lembar uang senilai seratus ribu rupiah dari dalam kantong celananya dan memberikannya kepada Gabriella. "Pake sepuluh ribu, gak boleh lebih."

Gabriella mengangguk kemudian mengambil uang itu dari tangan Alvaro. "Gak sampe sepuluh ribu kok. Harga Ice Cream nya aja cuman empat ribu."

Jawaban Gabriella membuat Alvaro sedikit tertegun. Ia pikir, Gabriella akan mengoceh tidak jelas karena merasa uang yang di berikannya kurang. Ternyata Ia salah.

"Makasih ya Alvaro jelek!"

Setelah mengatakan itu, Gabriella langsung berlari kencang menuruni tangga menghindari Alvaro yang tengah menatapnya tajam.

Alvaro baru menyadari sesuatu. Ia berlari mengejar Gabriella yang baru saja ingin membuka knop pintu.

"Tunggu!"

Gabriella menoleh ke belakang dan mendapati Alvaro tengah berlari ke arahnya.

"Kenapa? Lo mau marah ya karena gue bilang lo jelek?"

Alvaro menatap Gabriella tajam. "Ganti celana lo."

Gabriella menatap Alvaro bingung. "Kenapa sama celana gue? Gue udah biasa kok pakek celana kayak gini waktu di LA."

"Indonesia sama LA beda," ucap Alvaro.

"Ya terus kenapa? Gue nyaman kok pake celana kayak gini. Lebih gampang buat gerak," balas Gabriella tidak mau kalah.

Alvaro menarik tangan Gabriella, memaksanya kembali masuk ke dalam kamar. "Ganti."

"Ngak mau!" Tolak Gabriella. "Emang apa salahnya gue pake celana kayak gini?"

Alvaro menatap Gabriella tajam. "Lo gak sadar? Atau pura-pura bego?"

Gabriella menatap Alvaro bingung. "Maksud lo apa sih?"

"Celana itu terlalu terbuka buat lo."

"Emangnya kenapa? Gue udah biasa pake-"

"Ganti." Alvaro benar-benar tidak suka dengan cara berpakaian Gabriella yang menurutnya terlalu terbuka.

"Ngak mau!"

"Ganti ngak?"

"Ngak!"

"Ganti Gabriella."

"Ngak mau! Lo kenapa sih?" Tanya Gabriella kesal.

"Ganti sendiri atau gue gantiin?"

-TBC-

LIVE WITH MY KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang