63

8.1K 867 92
                                    

"Kak Hyunjin!" pekik Aeri takut dengan memejamkan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Hyunjin!" pekik Aeri takut dengan memejamkan matanya.

Hyunjin menyembunyikan Aeri di belakang tubuhnya sedangkan, dirinya berusaha melawan mereka.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Satu, dua, tiga. Tiga orang di kalahkan Hyunjin dengan mudahnya, sedangkan sisanya sudah pergi dengan lari terbirit-birit.

Hyunjin segera menoleh melihat keadaan Aeri. Ia cemas, takut Aeri terluka walaupun tidak sama sekali.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya Hyunjin dengan menangkup kedua pipi Aeri lembut.

Aeri masih memejamkan matanya, bahkan tubuhnya gemetar. Pertama kalinya ia melihat perkelahian di depan mata.

Hyunjin mengusap pipi Aeri dengan kedua ibu jarinya. "Hey, buka matamu sayang. Sudah aman sekarang," ucap Hyunjin lagi dengan lembut.

Mendengar suara Hyunjin yang teduh. Aeri membuka mata perlahan dan langsung memeluk erat Hyunjin.

Hyunjin menghela napas lega. "La-lain kali jangan lawan mereka. Kalau kakak nggak bisa lawan mereka gimana?" tanya Aeri mendongakkan kepalanya, menatap Hyunjin dengan kedua mata berkaca-kaca.

Hyunjin mengusak surai hitam Aeri pelan. "Iya sayang, tapi mereka harus di kasih pelajaran," balasnya dan melepaskan pelukan Aeri perlahan. "Ya sudah. Sekarang makan jajanan yang kakak beli di mobil aja, lebih aman," ajaknya.

Aeri mengangguk pelan dan mereka menuju mobil.

Sepuluh menit berlalu, Aeri telah selesai makan jajanan yang Hyunjin beli.

"Kenapa, ya! Kalau jajanan abang-abang selalu enak!" seru Aeri semangat.

Hyunjin tersenyum tipis. "Ada micin," balasnya santai.

"Iya, juga sih. Kalau makanan sehat yang tanpa micin rata-rata kurang berasa," balas Aeri lucu.

"Sudah? Sekarang kita pulang. Sudah sore," ucap Hyunjin.

"Okee!"

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Hyunjin sudah mengantarkan Aeri ke rumahnya dan sekarang ia sudah berada di kamarnya. Sudah siap dengan pakaian formal, sesuai ajakan sang bunda yang menyuruhnya untuk ikut ke acara makan malam.

"Hyunjin." Suara Riana terdengar dari luar kamar.

Hyunjin menegakkan tubuhnya dan melangkah menuju pintu. "Iya, bun," jawabnya dengan membuka pintu.

Riana tersenyum. "Siap-siap yaa, kita mau makan malam di luar bareng teman ayah kamu," jawab Riana

Hyunjin menghela napas. "Hmm, aku sudah siap. Bang Carel juga ikut?" tanyanya.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang