38

10.8K 1.1K 24
                                    

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

"Buat apa kamu beli dress?" tanya Hyunjin.

Aeri tersenyum kecil. "Untuk datang ke acara pertunangan Jeno" jawabnya dengan memberikan kartu ATM ke pelayan kasir.

Hyunjin terdiam, dengan menatap Aeri.

"Besok kakak jadikan temani aku datang ke acara pertunangan Jeno?" tanya Aeri dengan wajah memelasnya.

Hyunjin mengangguk pelan, membuat Aeri tersenyum. "Terima kasih, kak," balasnya.

Setelah membeli pakaian, Aeri mengajak Hyunjin untuk ke taman yang tidak jauh dari pusat perbelanjaan. Mereka berdua berjalan di sekitar taman.

"Kak, ada gulali aku mau ke sana dulu ya!" seru Aeri bersemangat dan langsung berlari menuju pedagang gulali. Namun karena hari sudah menjelang sore dan banyak pengunjung taman yang sedang berolahraga entah itu hanya lari ataupun menggunakan sepeda, membuat Aeri berhenti melangkah hanya untuk menunggu mereka lewat.

Srek!

Hyunjin menarik lengan Aeri, hingga membuat gadis itu tertarik dan wajah mereka saling  berhadapan. Namun, secepatnya Hyunjin mengalihkan tatapannya pada seorang paruh baya di belakang Aeri. Raut wajah Hyunjin berubah marah.

"Hati-hati pak!" seru Hyunjin terdengar marah.

"Maaf mas, rem sepeda saya agak rusak," balasnya dengan menunduk dan setelahnya pergi.

Hyunjin menghela napas pelan dan menatap Aeri. "Kamu nggak apa-apa ?" tanyanya terdengar khawatir dengan menangkup kedua pipi Aeri dan menggerakkannya tubuh Aeri ke kanan dan kiri. Memastikan kalau gadis didepannya tidak terluka.

Aeri mengerjap dengan gugup, terlebih sikap khawatir pria itu. "Ng——nggak apa-apa kak," balasnya gugup.

Hyunjin masih menatap sekitar tubuh Aeri dan saat melihat sesuatu wajahnya berubah panik. "Nggak apa-apa gimana, tangan lo berdarah ini!" paniknya dengan menggenggam lengan Aeri yang berdarah karena tak sengaja terkena stang sepeda.

Aeri melihat lengannya dan benar saja berdarah, namun hanya goresan kecil. "Hanya goresan kecil, kok. Aku—"

"Sini, ikut saya!" seru Hyunjin yang langsung membawa Aeri menuju kursi taman.

"Kak aku—"

"Tunggu disini. Saya mau beli obat merah dulu," selak Hyunjin lagi, setelahnya meninggalkan Aeri yang heran dengan tingkah pria itu, kenapa dia sampai panik seperti itu.

Tak perlu lama, Hyunjin kembali dengan obat merah dan plester dari mini market.

"Sini tangannya," pinta Hyunjin yang sudah duduk di sebelah Aeri.

Aeri memperlihatkan lengannya yang terluka. "Makanya kalau jalan hati-hati. Untung sepeda coba kalau motor atau mobil gimana?" gumam Hyunjin dengan mengobati lengan Aeri hati-hati.

"Aku—"

"Jangan ngeyel kalau di kasih tahu," sambung Hyunjin tegas.

Aeri mendengkus, belum selesai bicara, pria itu sudah memotongnya. Tapi setelahnya, Aeri tersenyum. Ternyata cowok yang ia kenal dingin, jutek dan cuek itu bisa bawel juga kalau sudah mengenalnya.

"Sudah selesai," ucap Hyunjin setelah selesai mengobati luka di lengan Aeri.

"Tunggu sini, saya aja yang beli gulali," ucap Hyunjin, setelahnya meninggalkan Aeri.

Aeri mengangguk pelan. "Aneh, kak Hyunjin jadi perhatian sama aku," ucapnya dalam hati dengan menatap punggung belakang pria itu. Aeri sedikit tersentuh dengan perhatian yang dia berikan padanya.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang