33

11.4K 1.1K 27
                                    

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Aeri berlari keluar pusat perbelanjaan sambil menangis. Ia tidak peduli dengan orang-orang yang melihatnya dengan heran.

Saat sudah berlari jauh dan keluar area perbelanjaan, Aeri menghentikan langkahnya dan berjongkok dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Tidak peduli dengan orang sekitar yang menatapnya aneh.

"Bangun," ucap seseorang tiba-tiba yang berdiri di depan Aeri.

Aeri yang mendengar ucapan seseorang langsung mendongakkan kepala dengan air mata yang mengalir.

"Hiks...." Aeri Sesegukan karena dadanya terasa sesak.

Orang itu ikut berjongkok di depan Aeri, membuat mata Aeri mengikuti gerak-geriknya. Setelahnya tangan orang itu menghapus air mata Aeri di pipi kemudian, mengusak surai hitam Aeri dengan lembut. "Katanya belanja, tapi malah nangis di sini," lanjutnya tenang.

Aeri menghapus air matanya dengan kasar. "A-aku memang belanja kok, nih buktinya," balasnya dengan menunjukkan tas belanjaan yang berada di lengannya.

Orang itu berdiri dengan polosnya Aeri mengikutinya. "Mana Hana, katanya sama dia?" tanyanya lagi dengan mencari keberadaan Hana.

"A-ada tadi, tapi...aku pisah...sama dia," jawab Aeri di selingi sesegukannya.

Orang itu terdiam dengan menatap lekat Aeri.

"Eum, kok kak Hyunjin tahu aku di sini?" tanya Aeri mengerjap lucu dengan mata yang berair.

Hyunjin menghela napas dan mengusap air mata yang kembali jatuh di pipi Aeri. "Felix minta saya jemput kamu," jawabnya.

Aeri mengangguk pelan. "Udah makan?" tanya Hyunjin.

Aeri menggelengkan kepalanya lucu. Tadi hanya makan ice cream saja.

"Ya sudah. Ayo makan," ajak Hyunjin.

"I-iya," balas Aeri dan mulai jalan lebih dulu, sedangkan Hyunjin berjalan di belakang Aeri.

Selama perjalanan ke mobil, keduanya diam tidak saling bicara. Aeri sibuk dengan pikirannya, sedangkan Hyunjin mengawasi gerak-gerik gadis di depannya yang sedang berjalan di tembok setinggi lutut dengan merentangkan tangan.

Aeri berjalan dengan merentangkan tangan agar tubuhnya seimbang dan menikmati angin yang menerpa wajahnya, kebetulan cuacanya agak mendung dan berangin.

"Awas jat—"

Bruk!

Baru saja Hyunjin bicara, Aeri sudah ingin terjatuh namun, untungnya Hyunjin lebih dulu menolongnya dengan menahan kedua pinggang Aeri sampai hidung mereka bersentuhan.

Mata mereka berdua membulat karena terkejut, bahkan saling tatapan untuk beberapa saat.

"Masih mau seperti ini, hm?" tanya Hyunjin membuat Aeri buru-buru berdiri.

Aeri merapihkan bajunya yang sedikit berantakan. "Ma-maaf," ucap Aeri dengan menunduk dan memainkan jarinya.

Hyunjin tersenyum tipis, ia sudah hafal betul kebiasaan Aeri jika gugup.

"Hmm," balasnya dan jalan lebih dulu.

Aeri mengikuti Hyunjin namun berjalan di belakangnya karena rasa gugup.

"Kenapa tadi menangis?" tanya Hyunjin tiba-tiba dengan nada berubah serius.

Aeri mendengar pertanyaan Hyunjin langsung mengerjap. "Eum, ra——hasia," balasnya pelan.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Where stories live. Discover now