04

14.5K 1.4K 49
                                    

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Aeri sekarang berada di dalam bus berdesak-desakan. Ingin rasanya Aeri mengumpat tetapi Aeri tahu tempat dan sudah kesekian kalinya ia menghela napas di tambah sesak. Rasanya ingin sekali keluar bus, tetapi tidak bisa karena sebentar lagi Aeri akan sampai di tujuannya.

"Permisi, permisi," ucap Aeri menerobos agar mendekat ke pintu karena tujuan halte Aeri ingin tiba.

Tetapi tiba-tiba ada yang menarik tangan Aeri dan mendekatkan Aeri pada seseorang yang menariknya.

"Eh?!" Aeri terkejut.

"Maaf ya. Gue tarik tangan lo. Habisnya gue nggak tega sama lo yang desak-desakan di sana. Lo turun di halte 04 kan?" tanya Mark dengan tatapan lembutnya.

Aeri mengerjap. "Iya."

Mark mengangguk. "Gue juga turun di halte empat."

Tidak lama halte tujuan, Aeri dan Mark langsung turun.

Aeri menghela nafas lega dan duduk sebentar di kursi halte, menarik napas dan menghembuskannya karena sesak dan lelah.

"Nggak mau lagi naik bus. Mending naik ojek online aja deh," gumam Aeri menyesal. Mengingat jam pulang sekolah sangatlah padat.

Mark tertawa. "Baru pertama kali naik bus ya?" tanya cowok itu.

Aeri hanya mengangguk. Pantas. Kalau jam pulang sekolah memang selalu ramai, jadi ya harus sabar aja," ucap Mark.

"Kak Mark, bukannya naik motor, ya?" tanya Aeri heran.

"Lagi pengen naik bus. Lagi juga motor gue lagi di service," jawabnya.

Aeri hanya ber oh ria. Saat Aeri yang sudah merasa baikkan. Ia ingin melanjutkan jalan ke rumah yang memang tidak jauh dari halte.

"Aeri duluan, ya," pamitnya.

"Tinggal di komplek mana?" Aeri menaikkan alisnya, karena Mark menanyakan alamatnya. "Kali aja satu komplek, jadi bisa bareng," lanjut Mark.

"Crystal crown," jawab Aeri singkat.

"Ohh, kita nggak searah. Gue di Berlian Crown, " ucap Mark memberitahu.

"Ya sudah, hati-hati. Mau gue temenin?" tawar Mark dengan senyuman.

"Nggak usah, makasih," jawab Aeri dan langsung meninggalkan Mark.

Setelah lima menit Aeri berjalan, akhirnya sampai di rumah. Di depan gerbang Aeri  langsung di sapa oleh pak satpam.

"Sore nona," sapa pak satpam.

"Sore Pak!" sapa balik Aeri.

Saat masuk Aeri melihat di halaman rumahnya terdapat mobil yang tidak Aeri kenal. Merasa penasaran. Aeri langsung masuk ke rumahnya.

"Assalamu'alaikum!"

"Waalaikumsalam," jawab seseorang yang berada di ruang tamu dengan suara beratnya.

"Kak Felix!" ucap Aeri senang.

"Hai, sis!" sapa Felix dengan senyuman.

"Kakak libur? Kok tumben ke sini?" tanya Aeri berseri yang langsung duduk di sebelah Felix.

"Masuknya setengah hari. Lagi juga kakak sudah tidak ada pasien lagi," jawab Felix dengan senyuman. Gemas dengan tingkah adik sepupunya.

"Ohh, sudah lama di sini? Terus kakak beli mobil baru ya?" tanya Aeri bertubi-tubi.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Där berättelser lever. Upptäck nu