13

11.7K 1.1K 15
                                    


ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Pagi hari, dimana hari pertama Aeri bersekolah setelah pulang dari rumah sakit. Walaupun masih harus menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan.

Aeri keluar kamar dan menuruni anak tangga. Ia melangkah pelan saat menuruni anak tangga.

"Pagi semua!" sapa Aeri ceria saat sudah tiba di ruang makan.

Suzy dan Minho tersenyum. Mereka ikut ceria saat anak semata wayangnya bahagia. "Pagi sayang," balas keduanya.

"Pagi nona," balas bibi saat sedang menyiapkan sarapan pagi.

Suzy membantu Aeri melangkah menuju meja makan dan menarik kursi untuk sang putri duduk.

"Kamu yakin mau sekolah?" tanya Minho sedikit cemas. Mengingat kondisi Aeri yang sepenuhnya belum pulih.

"Yakin, ayah. Aeri kuat kok, tenang aja," jawabnya dengan menyuapkan sarapan paginya ke dalam mulut.

Minho mengangguk, ia tidak bisa menolak karena sifat putrinya yang keras kepala.

"Nanti pulang sekolah kamu di jemput Felix. Bunda sama ayah ada dinas di luar kota dan kemungkinan pulangnya malam," ucap Suzy yang sebenarnya tidak ingin meninggalkan Aeri.

Aeri mengangguk mengerti. "Bunda sama ayah tenang aja. Aeri bisa jaga diri," ucapnya meyakinkan. Ia tahu, kedua orangtuanya sangat lah khawatir.

Beberapa menit berlalu, Aeri telah selesai makan pagi. Aeri sudah siap berangkat sekolah dengan di antar kedua orangtuanya.

Menempuh lima belas menit perjalanan. Aeri tiba di sekolah.

"Mau bunda antar?" tanya Suzy membantu Aeri keluar dari mobil.

"Tidak usah, bun. Sampai sini aja, Aeri bisa sendiri," balasnya.

"Yakin?" kali ini Minho yang bertanya.

"Yakin, ayah. Ya sudah Aeri masuk ya, kalian hati-hati," pamit Aeri bersalaman dengan kedua orang tuanya.

"Kalau ada apa-apa telpon bunda atau ayah, ya," pesan Suzy lagi.

"Siap, bunda!" balas Aeri semangat.

Suzy mengelus surai hitam Aeri dengan lembut dan setelahnya meninggalkan Aeri.

"Hati-hati sayang," pesan Suzy lagi.

"Iya bunda. Bye!" pamit Aeri yang mulai masuk kawasan sekolah.

Saat perjalanan masuk sekolah, Aeri menjadi pusat perhatian. Setelah hampir tiga minggu Aeri tidak ada kabar dan saat masuk sekolah dalam keadaan sakit.

"Aeri kenapa? Kok pakai tongkat jalannya?"

"Udah lama gue nggak lihat dia?"

"Gue dengar dia kecelakaan tah!"

"Serius!"

"Kasihan tahu. Basketnya gimana nanti tuh."

"Liatnya aja udah ngilu. Kaki sama tangannya di gips tuh."

Aeri menghela napas saat mendengarnya dirinya menjadi gosip di pagi ini.

"Aeri!" panggil seseorang.

Aeri menoleh dan seketika tersenyum. "Kamu sekolah ?" tanyanya.

"Hmm, aku sekolah. Sudah lama nggak masuk dan aku ketinggalan banyak pelajaran," jawab Aeri.

Hana mendengkus. "Kamu nggak usah belajar aja udah pintar," balasnya.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Where stories live. Discover now