54

10.3K 1K 39
                                    

"Ya sudah

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

"Ya sudah. Aku aja yang ngobatin," ucap Aeri final.

Aeri mengambil alkohol dari tangan Kevin bersama dengan kapasnya. Aeri tidak peduli dengan Hyunjin lagi. Ia menuangkan sedikit alkohol di permukaan kapas lalu tangannya terulur ke depan untuk menempelkannya di area wajah Kevin yang memar.

Dengan hati-hati Aeri menekan-nekan luka memar Kevin. Begitu teliti dan penuh perhatian. Mengabaikan aura hitam pekat dibelakangnya yang siap membumi hanguskan yang ada di sekitarnya.

Hyunjin menarik napasnya dan membuangnya dengan kasar. Telapak tangannya mengusap-usap dadanya, untuk menenangkan hatinya tetapi nyatanya tidak ada efeknya, hatinya tetap membara.

Hyunjin mengepalkan tangannya dengan kencang hingga urat nadinya terlihat

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Hyunjin mengepalkan tangannya dengan kencang hingga urat nadinya terlihat. Menahan niatan dirinya untuk tidak menarik Aeri dan menyembunyikannya dibelakang punggungnya dan yang tambah Hyunjin semakin geram adalah Kevin yang mengabaikan ancamannya. Cowok itu malah  menatap wajah Aeri dengan lekat. Memanfaatkan kesempatan yang ada. Sekali lirikan saja, Hyunjin tahu jika si Kevin itu menyukai Aeri pada pandangan pertama.

Hyunjin mengalihkan pandangannya saat telinganya menangkap suara rintihan kesakitan dan ternyata suara itu berasal dari si Kevin itu.

Tapi tunggu, Hyunjin menyipitkan matanya dan menajamkan pandangannya agar tidak salah atau hanya objek semu.

Tapi semakin lama diperhatikan itu membuat sisi pria yang sesungguhnya Hyunjin sembunyikan di dalam dirinya bangkit saat apa yang menjadi miliknya tengah direbut oleh cowok lain.

Si Kevin itu benar-benar memanfaatkan keadaan yang ada dengan menggunakan luka memarnya. Apa perlu Hyunjin tambahi lagi luka memar di wajah cowok itu yang lancang dan berani memegang tangan Aeri yang sedang mengobati lukanya.

Hyunjin menghampiri mereka berdua dengan langkah ringan tetapi sangat mengintimidasi.

"Cukup sampai disini," desis Hyunjin yang mencengkram pergelangan tangan Kevin yang memegang tangan Aeri.

Kevin terkejut begitupun dengan Aeri yang tidak mengetahui kedatangan Hyunjin secara tiba-tiba tanpa menimbulkan suara langkah.

Hyunjin menepis tangan Kevin dengan kasar. Kedua lengan Hyunjin melingkar di leher Aeri dan menaruh dagunya di pucuk kepala Aeri.

"Jangan sentuh yang bukan milik lo."

Kak—"

"Lo boleh sentuh cewek yang lain, deketin cewek lain, rebut cewek lain, tapi bukan sama cewek gue," Selak Hyunjin ketus.

"Kak Hyun—"

"Gue nggak akan biarin cowok nggak tahu diri kaya lo deket sama cewek gue. Dengar! Jangan cari muka dengan wajah melas lo. Jadi orang harus tahu diri!" Selak Hyunjin lagi.

Aeri menutup mulut Hyunjin dengan telapak tangannya. Sang pacar cerewet sekali.

Hyunjin mencium telapak tangan Aeri yang menutup mulutnya membuat Aeri langsung menjauhkan tangannya. "Ihh, kak Hyunjin!"

Hyunjin menatap Aeri tajam kemudian menampilkan smirk nya. "Makanya jangan ditutup. Pacar lagi marah juga," balasnya sedikit kesal dan kembali mengalihkan tatapannya pads Kevin.

"Gue harap otak lo cukup pintar buat mengerti apa perkataan gue barusan," ucap Hyunjin dengan penekanan.

Kevin yang tidak bisa berkata apa-apa lagi hanya mampu menganggukkan kepalanya.

"Bagus! Sekarang pergi dari sini!" usir Hyunjin.

Tanpa buang waktu lagi. Kevin segera pergi meninggalkan Hyunjin dan Aeri.

Menatap kepergian Kevin,   Aeri melepaskan tangan Hyunjin yang melilit di lehernya. Ia bangun dari duduknya dan memutar badan ke arah Hyunjin dengan wajah kesal. "Kamu itu kenapa sih?!" tanyanya.

"Kamu itu yang kenapa?" tanya Hyunjin balik dengan santai dengan memasukkan kedua tangannya pada saku celana.

Aeri menghela napas. "Kok aku?" tanyanya balik dengan menunjuk ke wajahnya.

Hyunjin maju satu langkah lebih dekat ke arah Aeri, membungkukkan tubuhnya dan memajukan wajahnya ke arah Aeri. Membuat Aeri terkejut dan harus memundurkan wajahnya.

Hyunjin menatap lekat manik mata Aeri membuat Aeri gugup dengan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. "Kamu sengaja buat aku marah dan cemburu dengan kelakuan tengil kamu itu kan, hm?" tanyanya masih dengan wajahnya yang mendekat pada Aeri.

Aeri menelan saliva nya dengan mengerjap mata. "Ya-yaa! Kalo aku sengaja emangnya kenapa? Salah kamu yang nggak mau ngobatin luka cowok itu," balasnya berusaha menetralkan detak jantungnya.

Oke, guys. Kayaknya pertengkaran sepasang kekasih akan dimulai. Siapkan popcorn....

"Jangan pernah kasih perhatian sama cowok lain. Jangan kasih tatapan mata yang penuh dengan kelembutan sama cowok lain," ucap Hyunjin tegas.

"Emangnya apa masalahnya? Suka-suka aku dong," balas Aeri tak mau kalah.

"Aku yang nggak suka!" seru Hyunjin gemas.

"Kenapa?!"

"Ish! Nggak ngerti ya anak SMA tentang percintaan," decak Hyunjin menyisir rambutnya ke belakang.

Aeri merapatkan bibirnya, menatap Hyunjin dengan mata bulatnya.

"Kamu itu cantik, Aeri. Tadi nggak lihat apa?! Sih Kevin, Kevin itu tatap kamu beda," lanjut Hyunjin cemberut.

"Hah?"

Hyunjin menghela napas, pacarnya ini memang rada-rada. Kadang kelihatan polos, kadang nyebelin, kadang kelihatan dewasa. Benar kata Felix, sikap dan perilakunya tidak bisa di tebak.

"Aku nggak suka kamu dekat-dekat sama cowok lain. Aeri cuma punya Hyunjin." Aeri mengerjap. "Sudah mengerti kan sekarang?" lanjut Hyunjin dengan menjauhkan wajahnya dan menegakkan kembali tubuhnya.

Aeri mengangguk lucu.

"Argghh! Gemas banget gue sumpah," ucap Hyunjin dalam hati melihat Aeri yang mengemaskan.

Aeri menundukkan kepalanya, menyembunyikan rona merah di wajahnya.

"Aku mau beli makanan lagi. Tunggu disini. Habis makan, kita pulang," ucap Hyunjin dengan mengusak surai hitam Aeri.

"Kok pulang?" tanya Aeri.

"Emang mau kemana lagi?" tanya Hyunjin menaikan alisnya.

"Eumm...gimana kalau ke taman dekat rumah kak Felix," jawab Aeri.

"Udah malem loh. Yakin mau ke sana?" tanya Hyunjin ragu.

"Yakin, sekarang kan hari minggu. Pasti masih ramai di sana," jawab Aeri.

"Ya udah, terserah kamu," pasrah Hyunjin.

Vote, share and comments
Thanks

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Där berättelser lever. Upptäck nu