17

11.7K 1.2K 44
                                    


ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ



"Kenapa Aeri?" tanya Felix khawatir.

"Jari tangan kak Hyunjin teriris kena pisau. Tadi mau buatkan aku makan," jawab Aeri.

Seketika Felix tersenyum. Begitupun Seungmin dan I.N yang baru saja datang.

"Hyunjin nggak pernah masak buat orang," ucap Seungmin.

"Aeri benar-benar merubah Hyunjin walaupun perlahan," sambung I.N.

Mereka semua kembali ke ruang keluarga, tidak mau mengganggu Hyunjin dengan Aeri. Biarkan dua orang itu melakukan pendekatan.

Aeri melangkah mendekati Hyunjin dan menatapnya khawatir. "Kak, nggak apa-apa?" tanyanya dengan melihat jari tangan Hyunjin yang sudah di plester.

"Hmm."

Aeri menautkan jari tangannya. "Nggak usah lanjutin masaknya. Nanti aku bisa delivery makanan."

"Nggak usah, saya lanjutkan masaknya," balas Hyunjin dan kembali ke meja bar, melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda tadi.

Aeri menghela napas pelan dan kembali juga ke meja bar.

Hyunjin kembali memotong bahan makanan, sedangkan Aeri memperhatikan tangan Hyunjin yang lagi memotong bahan, takut-takut teriris lagi.

Lima belas menit kemudian, makanan yang di buat Hyunjin telah matang. Segera Hyunjin hidangkan di meja makan.

Mata Aeri berbinar, ia sudah sangat lapar. Apalagi tampilan hidangannya yang terlihat menggugah selera.

Hyunjin yang memang masak banyak, ingin memanggil teman-temannya untuk ikut makan bersama.

Meninggalkan Aeri sejenak. Hyunjin ingin memanggil teman-temannya.

"Bro, makan dulu. Gue masak banyak," ajak Hyunjin.

Semua yang di ruang keluarga saling tatap sejenak. "Lo serius masak buat kita juga?" tanya Changbin.

Hyunjin memutar bola mata malas. "Hmm."

"Gue kira cuma buat Aeri," jahil Felix dengan menaik turunkan alisnya.

"Kalau nggak mau ya, udah, " ketus Hyunjin dan melangkah menuju dapur.

"Ehh?! Mau lah! Kapan lagi makan masakan lo," jawab Felix dan mengikuti Hyunjin.

Aeri sudah duduk di kursi makan namun, ia belum berani makan karena yang orang membuat makanan belum datang.

Hyunjin menarik kursi yang berhadapan langsung dengan Aeri. "Kenapa nggak dimakan?" tanya Hyunjin datar.

"Aku tunggu kak Hyunjin," jawab Aeri.

"Udah makan," balas Hyunjin.

Aeri mengangguk dan mulai makan. Satu suapan sendok masuk ke mulutnya. Mata yang berbinar dengan senyuman tercetak, menandakan rasa hidangan tersebut begitu enak.

"Ewnak kak!" ucap Aeri semangat dengan mulutnya penuh makanan.

Hyunjin hanya mengangguk, sedangkan yang lain sudah senyum-senyum. Gemas dengan Aeri.

"Habiskan dek. Hyunjin itu nggak pernah buatkan makanan." Aeri mengangguk.

Sepuluh menit berlalu. Mereka telah selesai menyantap makanan.

"Kenyanggg," ucap Aeri dengan menyenderkan punggungnya pada kursi. "Makasih kak, enak makanannya. Kapan-kapan masakin aku lagi ya," lanjut Aeri dengan senyum lebarnya

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Where stories live. Discover now