Aeri tersenyum kecut, rupanya Jeno masih belum paham akan maksud ucapan dari kak Hyunjin.

"Aku kira kamu udah paham, Jeno. Nyatanya kamu masih belum mengerti," lirih Aeri miris kemudian, menghela napas. "Nggak usah kamu pikirkan. Lagi juga nggak penting omongan kak Hyunjin buat kamu," lanjut dingin dan berdiri. "Udah mau bel masuk sekolah. Aku mau ke kelas," pamitnya dan meninggalkan Jeno namun, cowok itu kembali menahannya.

Aeri berdecak. "Apa lagi?" tanyanya malas.

"Jangan jutek kaya gini. Aku nggak suka," ucap Jeno lirih.

Aeri mendesis. "Aku nggak jutek tetapi, berusaha jaga jarak supaya Sihyeon nggak salah paham nantinya," balasnya dan menepis tangan Jeno pelan kemudian, benar-benar meninggalkan Jeno.

Jeno menatap punggung Aeri. "Kamu sudah berubah, Aeri," gumamnya lirih.


ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ



Aeri tiba di kelas dan kedatangannya sudah di sambut oleh Hana.

"Tumben telat?" tanya Hana.

"Tadi aku ketemu Jeno," jawab Aeri malas, meletakan tasnya di atas meja dan mendudukkan dirinya di kursi dengan kasar.

"Kenapa lagi?" tanya Hana khawatir dan penasaran.

"Ternyata susah, ya, untuk melupakan cinta pertama," gumam Aeri pelan.

Hana menatap Aeri sendu. Ia merasa kasihan dengan masalah percintaan Aeri yang bisa di bilang bertepuk sebelah tangan.

"Jangan goyah, Aeri. Kamu pasti bisa melupakan Jeno. Dia nggak pantas untuk kamu, masih banyak cowok yang lebih baik dari dia," seru Hana menasehati.

Aeri tersenyum. "Terima kasih nasehatnya."

Beberapa jam telah berlalu. Bel pulang sekolah berbunyi. Aeri langsung membereskan barang-barangnya dan bersiap untuk menuju perpustakaan. Sebelumnya, ia sudah mengirimkan pesan pada Felix bahwa dirinya akan ke perpustakaan setelah pulang sekolah.

Berjalan di koridor sekolah. Aeri tersenyum tipis saat ada beberapa adik kelas menyapanya.

"Halo, pak," sapa Aeri pada penjaga perpustakaan.

"Halo, Aeri," balasnya.

"Mau mengerjakan tugas apa meminjam buku?" tanya penjaga iru yang sudah sangat hafal saat Aeri berkunjung ke perpustakaan.

"Mau mengerjakan tugas pak," balas Aeri.

Bapak penjaga perpustakaan mengangguk. "Isi buku kunjungan dulu, ya."

"Siap pak!" Setelah mengisi buku kunjungan. Aeri masuk perpustakaan dan memilih duduk di meja paling pojok untuk mengerjakan tugas. Tempat favorit Aeri saat berada di perpustakaan.

Setengah jam berlalu. Karena lelah, Aeri tertidur, bahkan buku yang menjadi tugasnya di jadikan penutup wajahnya.

Seseorang tiba-tiba datang dan menghela napas pelan dengan senyuman kecil. "Dicariin, malah tidur di sini" gumam orang itu dan melangkah mendekati Aeri. Dia duduk di sebelah Aeri dan menyingkirkan buku yang menutupi wajah gadis itu.

Aeri terlihat sangat polos saat tidur. Pipi berisinya tertekan karena seluruh kepalanya diletakan di atas meja perpustakaan.

"Lucu," ucap orang itu dalam hati.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant