Erion membuat kotak di antara para stickman itu, lalu membubuhkan atap segitiga di atasnya. Dia berkata, Keluarga harus punya rumah.

"Di sini ada pagar dan kebun," tambah Alatas seraya menggambar garis di sekeliling rumah itu dan coret-coret mirip rumput di sisi kanannya. Dia lalu menggambar jajar genjang beroda lainnya di sisi kiri. "Ini mobil untuk mereka jalan-jalan."

Ada guguk penjaga juga. Erion membuat stickman lain yang menyerupai hewan berkaki empat, bertelinga dan berwajah galak. Guguknya kita namai Truck.

Sementara Erion terus menambahkan gambar baru—matahari, awan mendung, garis-garis yang mungkin adalah hujan dan petir di atas rumah—Alatas mengamati telinga anak itu. Dia sepertinya hendak bertanya apa yang Erion alami di Pusat Karantina, tetapi urung dan malah mengganti pertanyaannya.

"Kau ingat orang tuamu?"

Erion balas menatap Alatas, lantas mengangguk.

Ayahku galak. Erion menggambar satu stickman besar dan menambahkan ekspresi merengut dalam lingkar kepalanya. Anak itu lalu menggambar dua stickman yang lebih kecil dan punya rambut. Salah satu stickman perempuan itu secara khusus digambar dengan rok dan bunga di rambutnya.

Mamaku ada dua. Ada Mama Asli. Ada juga Mama Baru yang dibawa Ayah setelah Mama Asli-ku mati. Tapi aku tidak suka Mama Baru. Erion menyilang salah satu stickman perempuan yang tak punya rok dan bunga. Soalnya gara-gara dia ayahku tak pernah menjemputku dari kurungan.

"Oh, kau punya kakak perempuan juga?" tanya Alatas salah sangka.

Erion menghapus gambarnya dengan kaki. Terserah kau sajalah, Bung.

Alatas menggambar rumah baru di tanah, lalu menceletuk lagi, "Aku dulu pernah menaruh harapan kalau orang Herde itu baik. Mungkin mereka akan membantu kita membaur di antara orang normal atau apalah. Setiap aku mengatakan hal ini, Truck sebal sekali—dia pasti langsung memukul kepalaku, dan menyuruhku berhenti memimpikan yang tidak-tidak. Tapi, kurasa dia benar—yang dilakukan NC hanya mengurung kita sebagai tahanan, atau membudidayakan kita seperti hewan dan properti. Bahkan, sekarang nyaris tidak ada perempuan sepantaran kita yang sehat gara-gara Herde."

Alatas berhenti sebentar, tampak berpikir. Dia lalu melanjutkan, "Sebenarnya ada satu anak perempuan yang masih sehat, tapi cewek itu langsung dibawa kabur oleh teman Fervent-ku di Herde. Yah, kurasa sebentar lagi kita bakal bertemu mereka—kita mesti memperbaiki alat bantu dengarmu, dan orang yang bisa melakukannya pasti sedang bersama dengan Raios dan Meredith. Namanya Giok."

Tangannya terangkat seperti ingin menyentuh alat bantu dengar di telinga Erion, tetapi anak itu mendadak berdiri. Sekujur tubuh Erion bergetar, matanya membelalak ke antara rapatnya pepohonan, sisa-sisa bangunan, dan bangkai mobil.

"Ada apa?" tanya Alatas ketika anak itu berputar dan bersembunyi di belakang punggung Alatas. Dari arah yang Erion tatap, muncul kilatan cahaya yang membuat Alatas tersaruk mundur. Dia berbisik ngeri, "Pemburu."

Alatas menepuk-nepuk Erion di belakangnya seperti menenangkan, lalu pemuda itu memanggil salah satu pasak besi dan mengoyak atap mobil tanpa suara. Dalam sekejap mata, Alatas membentuknya menyerupai palu—mungkin dia berniat membuat palu, tetapi bentuk logam itu sebenarnya lebih mirip gayung di mataku.

Tiga orang berseragam Kesatuan Pemburu—pakaian serba hitam dengan setrip jingga diagonal dari bahu hingga pinggang—muncul menebas belukar. Dua pria yang salah satunya memegangi senter, dan satu wanita. Alatas sudah siap tempur dengan sebuah gayung raksasa, tetapi terdiam saat ketiga pemburu itu berhenti tepat di depannya dengan pandangan mata yang masih mencari, seolah-olah mereka tak melihat seorang pemuda dengan godam gayungnya dan satu bocah di sana.

RavAgesOnde histórias criam vida. Descubra agora