#6

14.3K 2.4K 255
                                    

| RavAges, #6 | 595 words |

AKU MELIHAT kedatangan Kesatuan NC lewat televisi sebelum mereka memutuskan semua siaran, tetapi aku menyaksikan secara langsung serbuan mereka saat kami pindah ke Kompleks 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AKU MELIHAT kedatangan Kesatuan NC lewat televisi sebelum mereka memutuskan semua siaran, tetapi aku menyaksikan secara langsung serbuan mereka saat kami pindah ke Kompleks 1.

Ada sekitar sepuluh orang yang diseret keluar rumah mereka kala itu, dijebloskan ke dalam mobil tahanan. Ibu bilang, mereka mungkin kriminal.

Di Kompleks 7 sampai 11, tidak ada bangunan permanen atau semipermanen. Semuanya bertahan di dalam tenda. Di sanalah saat-saat tersulit dalam hidupku. Tenda-tenda diruntuhkan dan disepak bak gumpalan sampah oleh Pengawas NC sementara beberapa keluarga hanya bisa saling peluk menyaksikan rumah mereka diinjak-injak. Para bocah dan orang tua itu tidak mungkin kriminal.

Kesatuan NC terdiri dari satu batalion besar yang awalnya datang melalui perairan. Begitu mereka menguasai jalur darat serta bandara, dua batalion lagi masuk lewat jalur udara. Sejak itulah serangan udara mulai sering terjadi.

Alarm akan dinyalakan sebagai peringatan awal agar kami berkumpul ke alun-alun atau masuk ke ruangan bawah tanah bagi yang cukup kaya untuk memilikinya. Bom pertama yang jatuh berupa asap putih—salah satu sepupuku yang menderita asma langsung bengek di gendongan ayahnya. Bom kedua jatuh pada beberapa rumah. Bagi mereka yang merasa rumahnya ditandai harus melapor untuk kemudian diboyong oleh Kesatuan NC. Tetangga mereka bergosip tentang radiasi dalam rumah-rumah rusak itu dan banyak istilah yang tak kupahami.

Orang-orang itu tidak pernah terlihat lagi. Tidak ada penjelasan kenapa seseorang dibawa. Para Pengawas berseragam hitam itu cuma mengacungkan senjata api ke orang-orang, lalu membawa pergi nama-nama yang didaftar.

NC melumpuhkan siaran televisi, radio, dan internet. Begitu suatu keluarga terpisah, mereka tak pernah mendengar kabar satu sama lain lagi. Itulah yang terjadi padaku. Begitu aku berpisah dengan sepupuku—teman terakhir yang kupunya kala itu—aku mulai mengoleksi kaset-kaset film lama untuk mengisi kekosongan.

Tahun pertama, aku tergila-gila pada cerita romansa. Aku terus-terusan mengulangi adegan di mana Rose DeWitt melepaskan mayat Jack Dawson ke dasar laut dari atas kayu mereka yang mengapung.

Lama-lama, kudapati hatiku mati. Kesinisan tumbuh dengan sendirinya. Tidak ada pria seimpulsif Romeo yang rela bunuh diri buat cintanya. Tidak ada makhluk semempesona Mr. Darcy. Tidak ada kisah cinta yang tidak karam macam dua orang yang berangkulan di ujung kapal sebelum menabrak gunung es.

Aku mulai menggeluti dunia hitam.

Maksudku, tentu saja aku tidak menyalakan lilin-lilin dan menebar kembang sambil ngepet. Hanya saja, bahan bacaanku berubah lebih gelap. Thriller, horror, penyiksaan, pengulitan, penendangan, pembakaran, dan tampar-tamparan.

Barangkali hatiku jadi ikut hitam gara-gara itu, tetapi memang segalanya sudah terasa suram sejak NC datang. Sebagian besar masa mudaku habis di dalam kamar, dalam rengkuhan orang tua yang memanjakan. Semua petualangan itu hanya terjadi di dalam kepalaku. Pengawas yang berdatangan dari NC juga tidak terlalu mengusikku kecuali di saat mereka menjatuhkan bom-bom itu dan melakukan razia.

Hidup berkecukupan dan aman di saat dunia hancur; baru kemudian saat kami mendiami Kompleks 44 aku mengenal bahaya. Ryan adalah bahaya itu sendiri.

Dia lelaki yang agresif dan gemar bercanda dengan maut. Dia adalah lelaki yang sudi berendam dalam parit atau menari tanpa baju atasan di atap mobil tahanan milik NC saat kalah taruhan. Dia adalah lelaki yang mencuri mancis dari saku seorang Pengawas untuk merokok. Dia adalah lelaki yang pernah melemparkan bom molotov ke para penjaga portal kompleks. Dia adalah lelaki yang menarik tanganku, mengajakku menjelajahi Garis Merah, mengajariku memanjat pohon, dan memaksaku menghirup bau getah di pohon sampai mataku berair.

Ryan adalah lelaki yang mengajariku cara meninju dagu seseorang saat cowok baru di Kompleks 44 mendekatiku.

Melihatku yang mengarungi hutan, menuju pantai yang dikuasai sekumpulan monster setengah manusia, bersama seorang bocah berkekuatan super dan dua pemuda yang kabarnya sudah 4 tahun tidak berinteraksi atau menyentuh wanita, apa yang akan dikatakannya?

Melihatku yang mengarungi hutan, menuju pantai yang dikuasai sekumpulan monster setengah manusia, bersama seorang bocah berkekuatan super dan dua pemuda yang kabarnya sudah 4 tahun tidak berinteraksi atau menyentuh wanita, apa yang akan dikatakannya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ヾ(*゚ー゚*)ノ Thanks for reading

Secuil jejak Anda means a lot

Vote, comment, kritik & saran = support = penulis semangat = cerita lancar berjalan

RavAgesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang