"Belum." Tatapan Aeri langsung tertuju pada Jeno.

"Ada apa?" tanya Felix penasaran.

Aeri mengalihkan tatapannya pada Felix. "Bukan apa-apa. Ayoo, kak," balasnya dan mengajak Felix agar segera keluar kawasan sekolah. Aeri tidak ingin berada di dekat Jeno untuk saat ini.

Felix menatap Aeri menyelidik namun, setelahnya mengangguk. Mungkin hanya masalah kecil diantara mereka.

"Jeno, Sihyeon. Aku duluan ya," pamit Aeri dan menggandeng lengan Felix.

Setelah sudah pergi jauh dari Jeno dan Sihyeon. Aeri menghela napas, membuat Felix menatapnya heran. "Kamu ada masalah sama Jeno?" tanya Felix menyelidik.

"Ng—nggak ada," jawab Aeri berbohong.

Felix mengangguk. Padahal kenyataannya Felix tidak bisa di bohongi. Ia sangat mengenal Aeri. Mungkin untuk saat ini, Aeri belum ingin cerita. Ia akan menunggu Aeri cerita atau ia akan mencari tahu sendiri jawabannya.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ


Aeri dan Felix tiba di rumah sakit. Siang ini Aeri ada jadwal untuk cek up dengan seorang Hwang Hyunjin.

"Kakak ada praktek siang ini. Kamu di sini bisa sama Hyunjin sampai kakak selesai praktek," ucap Felix tiba-tiba.

Mata Aeri mengerjap. "Aeri sama kakak jutek itu? Ihh! Nggak mau ah!" tolaknya mengingat sikap pria itu padanya saat di mini market. Aeri masih merasa kesal.

"Emang kamu mau di sini sendiri, hm?" tanya Felix dengan alis terangkat.

Aeri menggeleng pelan, ia sangat tidak suka rumah sakit terlebih jika ia sendirian. "Aku bisa pulang," balasnya.

Felix mendengkus. "Kakak nggak izinkan kamu pulang. Kamu harus tetap disini sampai kakak selesai praktek," serunya tegas.

Aeri mendesis. "Dia galak, kak. Aeri takut," ucapnya cemberut.

Felix tersenyum tipis. "Makanya kamu jangan cerewet. Terus kalau di bilangin ngerti. Dokter Hyunjin nggak akan dalam mode galak kalau kamu ikut kemauan dia," ucapnya panjang.

Aeri menghela napas. "Harus sama dokter Hyunjin?" tanyanya dengan mata membulat lucu.

Felix mengangguk mantap. "Harus?"

"Ya, sudah. Terpaksa daripada sendirian di sini," terimanya lesu.

Felix tersenyum dan mengusak surai hitam Aeri.

"Okee! Kamu tunggu di sini sampai Hyunjin datang. Kakak tinggal ya, mungkin jam lima sore kakak sudah selesai prakteknya," ucap Felix sebelum meninggalkan sang adik.

Aeri mengangguk malas dan menatap kepergian Felix.

Sekarang Aeri berada di ruangan Hyunjin sendiri. Menunggu pria itu datang.

Menghapus rasa bosan. Aeri memilih membaca buku pelajaran yang akan diadakan ulangan besok.

Sepuluh menit berlalu. Pintu ruangan terbuka. Spontan Aeri menoleh ke arah pintu.

"Ehh, ada Aeri," ucap Minhyun dengan senyuman.

Aeri tersenyum. "Halo dokter," sapanya ramah.

"Mau cek up?" tanya Minhyun dan melangkah menuju kerja Hyunjin.

"Iya."

"Dokter Hyunjin belum datang?" tanya Minhyun lagi dan mengambil sebuah map bening yang berada di atas meja.

"Belum, tadi Aeri ke sini sama kak Felix," jawabnya polos.

Minhyun mengangguk. "Kalau gitu kamu tunggu sendiri di sini nggak apa-apa? Dokter tidak bisa menemani, kamu. Saya ada pasien yang harus di tangani," ucapnya yang sebenarnya tidak tega meninggalkan  Aeri sendirian di ruangan Hyunjin.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Where stories live. Discover now