Cahaya ke-45

670 50 83
                                    

Vote dan komennya jangan lupa ya guys, maaf kalo chapter yang kepanjangan ini kagak ada feelnya 😢

⚫⚫⚫

Tess ....

Tess ....

Tess ....

Rintik hujan mulai terdengar.

Rinainya sedikit demi sedikit membasahi jendela, menciptakan embun yang berangsur-angsur memburamkan kaca bening dengan penampakan makhluk di dekatnya.

Sejak insiden beberapa jam lalu, dirinya sudah kehilangan hangat cerahnya dunia yang selalu ia sapa dengan senyuman selepas bangun tidur.

Kini, hanya dingin yang dirasakannya.

Tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba ia merasa kesepian. Entah hanya perasaannya saja atau memang begitulah kenyataannya.

Mengembuskan napas pelan, netranya ia arahkan pada langit mendung di atas sana.

Seakan-akan mengerti kondisinya, langit menurunkan lebih banyak lagi tetes-tetes air yang membuat pemandangan di luar semakin buram dengan efek aliran air pada jendela basah kamarnya.

"Sayang ...." Panggilan itu berasal dari pintu yang baru saja dibuka.

Seorang pria yang baru saja pulang dari tempat kerja itu membawa segelas susu cokelat kesukaan Cahaya, lalu meletakkan minuman itu di meja sebelum berjalan pelan menghampiri anak gadisnya yang masih termenung sendiri.

Ia tahu, apa yang telah dialami Cahaya bukanlah hal yang mudah, apalagi mengingat betapa miris cerita Selena barusan dan kenyataan bahwa anaknya sangatlah lugu dan mudah percaya kepada siapa pun.

Diego memandang raut muram Cahaya untuk kemudian merengkuhnya ke dalam dekapan erat nan hangat di mana anak itu langsung meneteskan air mata.

Dapat ia dengar jelas, isak tangis putri semata wayangnya. Namun, Diego tidak mau hanyut dalam duka lara itu.

Ia harus tegar. Kalau dirinya ikut bersedih, lalu siapa lagi yang akan memberi Cahaya semangat tambahan selain Selena?

Mau tidak mau, Diego juga harus mengeluarkan aura positifnya agar Cahaya bisa tertular dan turut merasakan bahwa masih ada secercah kehangatan untuk dirinya.

"Ayah ...."

Cahaya menarik dirinya keluar dari belitan mesra kedua lengan Diego, lantas menatap pria itu dengan mata sembapnya.

Pria pertama dan mungkin akan menjadi satu-satunya pria yang mencintai Cahaya andai kata di dunia ini memang sudah tidak ada lagi yang tulus sayang padanya.

Diego membelai lembut pipi anaknya sebelum menangkup wajah lembap itu. "Iya, Sayang?"

"Ayah sayang Aya, kan?" Terdapat nada memohon dalam pertanyaan yang juga sempat ia ajukan pada Selena.

Senyum teduh Diego berikan untuk putrinya. "Ayah selalu sayang sama Aya, sampai kapan pun."

"Selamanya?"

"Selamanya, Sayang."

"Bukan karna kasian, kan ...?"

"Nggak, Sayang. Ayah nggak pernah yang namanya kasian sama Aya. Justru Ayah bersyukur sekali punya Aya."

"Ayah akan tetep sayang sekalipun di luar sana mereka benci Aya, kan?"

Getir sendiri rasanya, begitu mendengar ungkapan kesedihan yang terus Cahaya lontarkan dalam bentuk pertanyaan.

Cahaya [COMPLETED]Where stories live. Discover now