Cahaya ke-11

1.2K 291 77
                                    

Hai, Selena yang berbulu ini datang lagi membawa Chapter baru bagi kalian readerssss...

Happy reading all😊😊😊

⚫⚫⚫

Pukul 09.00

"Bunda mau ke mana?" Tanya Cahaya yang sedang mengerjakan tugas Bahasa Inggris di ruang tamu.

"Bunda mau keluar sebentar. Aya jangan ke mana-mana, ya. Di dalem aja."

Cahaya mengangguk.

Jangankan ke mana-mana, keluar halaman depan saja ia tidak bisa. Pintunya pasti dikunci dari luar oleh bundanya, begitulah kalau ia sedang sendirian di rumah. Kecuali kalau sedang ada jadwal homeschooling---dulu. Bundanya selalu memastikan anaknya terhindar dari dunia luar yang ia anggap jahat. Cahaya jadi berasa dikarantina.

Kalau mau main palingan ya di halaman belakang. Bosan. Makanya Cahaya ingin sekolah di sekolah umum, setidaknya ia bisa mencicipi lagi suasana di luar rumah. Ya walaupun itu hanya bisa dirasakannya saat masuk sekolah. Hari libur, kembali terkurung di rumah.

Selena mengecup kening Cahaya sebelum ia melangkah keluar dan mengunci pintu. Cahaya mendengus sendirian. Kembali fokus pada tugasnya.

Keluar komplek, Selena mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Ia ingin menuju ke satu tempat untuk membuktikan bahwa yang dibilang oleh temannya itu benar.

Di salah satu belokan ia berhenti. Turun dan segera menjelajahi isi bengkel, mencari-cari di mana sepeda berwarna biru di antara puluhan mobil dan motor yang terparkir rapi di dalamnya.

"Permisi? Mau ambil mobil? Atau motor?" Sapa salah satu pegawai.

"Emh, saya lagi nyari sepeda anak saya, mas. Warnanya biru, katanya kemarin dibenerin di sini." Jelasnya.

"Sepeda, ya?" Lelaki itu berpikir sebentar. "Tapi kemarin nggak ada yang benerin sepeda. Oh, ada, tapi warnanya merah."

Selena menghela napas. "Oh, gitu ya..."

"Iya. Mungkin ada yang bisa dibantu lagi?"

Selena menggeleng. "Oh, nggak ada kok, mas. Makasih."

Lelaki itu mengangguk, kembali pada pekerjaannya yang sedang mengganti ban salah satu mobil Jeep.

Wanita itu berjalan meninggalkan bengkel satu-satunya yang terletak dekat sekolah Cahaya. Perasaannya tidak enak. Ia tidak menyangka anak perempuannya berbohong. Entah apa alasannya, tetapi kan ia bisa jujur saja. Tidak perlu ada kebohongan.

Kenapa Aya harus bohong sama bunda? Kenapa?

⚪⚫⚪

Pukul sepuluh Selena sudah sampai rumah. Begitu masuk ia melihat Cahaya yang sedang konsentrasi mewarnai gambarannya waktu itu---kalau tidak salah gambar Diego dan Selena di meja makan. Gambar yang tak kunjung selesai karena banyak tugas sekolah yang harus ia kerjakan. Tapi tidak apa, Cahaya malah senang. Tiga tahun bertemankan buku sketsa dan pensil warna membuatnya bosan.

"Aya..." panggil Selena pelan.

Cahaya menoleh, mendapati Selena sudah duduk di sampingnya. Terus menatap anak itu. Tatapannya menerawang, seakan-akan mencari sesuatu di dalam iris mata coklat milik Cahaya.

"Bunda kenapa?" Tanyanya yang merasa sedikit aneh dengan mimik yang Selena tunjukkan.

"Aya sayang nggak sama bunda?"

"Aya sayang bunda. Banget malah."

Selena tersenyum, sedikit kecut. "Kalau Aya sayang sama seseorang, kira-kira Aya tega nggak, nyakitin perasaan orang itu?"

Hatinya mencelus. Cahaya menggeleng. "Kok bunda tanyanya gitu?"

Selena membuang napas panjang. "Bunda cuma takut, di antara kita nantinya ada rasa kecewa."

Cahaya menelan ludah. "Maksudnya, bunda?"

Selena terdiam sejenak.

"Bunda cuma mau ngingetin aja, jangan pernah nyakitin orang-orang yang sayang sama Aya. Karna kalau bunda jadi Aya, bunda pasti juga ngelakuin hal itu."

Setelah berbicara begitu, Selena langsung beranjak meninggalkan Cahaya, menuju kamarnya. Firasat Cahaya jadi tidak enak.

Loh, bunda kenapa?

Jangan-jangan...

Bunda udah tau soal itu...

⚪⚫⚪

Pintu gerbang rumahnya dibuka seseorang, tidak menimbulkan suara memang. Tapi setiap kali pintu itu terbuka---apalagi kalau pas siang hari---sinar matahari yang mengarah ke gerbang itu akan memantul ke jendela. Ruang tamu jadi terang seketika.

Selena sedang berkutat di kamar waktu itu, sementara anaknya masih tetap sibuk dengan buku sketsa dan pensil warna. Sadar akan kedatangan seseorang, ia pun membuka pintu rumahnya, menyambut kedatangan Diego yang tidak biasanya pulang jam segini.

"Aya? Bunda mana?" Ucapnya pelan.

"Di kamar. Kenapa, yah?"

Diego menghembuskan napas lega. Kemudian membuka bagasi mobilnya dan mulai mengeluarkan sesuatu dari sana. Mulut Cahaya menganga persis saat keseluruhan benda itu nampak oleh mata indahnya.

"Ayah..." Ia menghampiri Diego yang sedang sibuk dengan benda itu.

"Ayah dapet dari mana sepeda Aya?" Tanyanya panik.

"Ssstttt... Ayah beli lagi di tokonya. Untung masih ada stok yang persis kayak punya Aya."

Cahaya jadi terharu. Ia merasa bersalah telah merepotkan ayahnya karena keteledorannya sendiri. Karna dirinya, Diego jadi harus membelikan sepeda yang baru. Kan sayang uangnya.

"Ayah? Udah pulang? Tumben?" Selena yang baru saja keluar sedikit terkejut melihat sepeda biru yang tengah Diego utak-atik.

"Udah, bunda. Meeting-nya dipercepat, makanya ayah pulang lebih awal. Sekalian aja ayah ambil sepeda Aya dari bengkel."

Cahaya menatap bundanya dengan sedikit takut. Takut ketahuan bohongnya.

"Oh. Udah bener ya, yah?" Tanya Selena menyelidik.

Diego mengangguk. "Aya, cobain deh. Enak nggak?"

"Eh, nggak usah, yah."

"Nggak papa, cobain aja. Kalau nggak enak, biar ayah balikin lagi ke bengkelnya. Biar ayah marahin supaya mereka kerjanya nggak main-main." Akting Diego benar-benar bagus, seakan-akan sepeda Cahaya memang sungguhan diservis.

Terpaksa, Cahaya berpura-pura memakai 'sepedanya' itu. Masih agak kaku, wajarlah, orang sepeda baru. Cahaya jadi merasa tidak enak sendiri pada bundanya. Sesekali ia melirik Selena yang tersenyum melihatnya mengayuh sepeda itu dengan lincah. Sementara Diego memperhatikannya sebentar, kemudian merangkul istrinya masuk. "Bunda, buatin ayah teh, ya. Ayah haus nih."

Selena mengangguk. Sekilas ia sempat melirik anak itu, lalu masuk mengiringi langkah Diego menuju dapur.

Kalian, kenapa nggak ada yang bisa bunda percaya?

⚫⚫⚫

Fix, ini part paling pendek, cuma 800+ words

Semoga suka, jangan lupa vote and comment nya okeyy...

Selen ingetin, yang ikhlas kalo vote ✌✌

Salam,

~Selena yg lagi laper~

Cahaya [COMPLETED]Where stories live. Discover now