Part 39

5K 148 6
                                    

David tidak berhenti tersenyum. Bibirnya terasa mau robek. Terjaga sejak satu jam lalu tapi sama sekali tidak berniat untuk meningkatkan ranjang. Ralat istrinya yang cantik masih terlelap di pelukannya itu lah alasan sebenarnya.

Melirik jam, sudah menjelang siang.
Hampir jam 1 siang dan mereka belum makan apapun sejak tadi pagi. Ah David jadi merasa bersalah karena membuat istrinya menjadi kelelahan.

Inisiatif bangun, cuci muka dan hanya menguntungkan celana training panjang tanpa atasan. Berjalan menuju dapur dan mulai untuk memasak sesuatu untuk dimakan. Dia atau mungkin tepatnya mereka berdua kelaparan setelah kegiatan tadi malam. Yaa mereka baru melakukan setelah beberapa bulan menikah.

Bibirnya bersiul-siul. Tubuhnya sedikit bergoyang mengikuti alunan musik yang menyala dari speaker bluetoothnya. Kenapa tidak dari dulu mereka menikah dan tinggal bersama? Bahagia sekali. Sangat bahagia.

Meninggalkan kegiatan sang  suami, beralih kepada sang istri.

Sadar bahwa tidurnya terlalu lelap membuatnya terkejut mengetahui hari yang sudah siang.
Baru ketika suatu bising ponsel berdering, Ara mulai terjaga.Tangannya menyusur meja lalu menyambar ponsel dan menempelkannya ditelinga.

"Hmm? Halo?" Suaranya malas. Bahkan matanya tidak terbuka sama sekali.

"Oh, nyonya David, apa aku menggangu kalian?"

"Siapa ini?"

"Kau tidur? Bangun Ara aku Fahmi."

"Oh, kau kak. Kenapa menelfonku?"

" Sepertinya dia benar-benar membuat mu kelelahan yaa? Ini ponsel suami mu, jika kau tidak sadar"

" Oh.  Benarkah?"  Mengernyit dalam pejam. Suaranya masih malas, bahkan matanya enggan untuk terbuka. "Oh..oke, nanti aku sampaikan kalau kau menelfon."

"Halo? Hay? Ara, kau masih disana?"

Disanan David berdiri dan melihat. Di ambang pintu lalu masuk lebih dalam. Keningnya mengerut, ponselnya menempel ditelinga tapi Ara tertidur.

"Halo? Apa dia tidur lagi?"

"Ya,?  Ada apa kau menelfon ku?"

" Tidak ada, aku hanya ingin mengganggu kalian. Kau menghajarnya sampai pingsan? Dia bahkan masih tertidur sampai siang seperti ini"

David hanya tertawa pelan. Berjalan menjauh  dan duduk di sofa. "Biarkan saja, maklum saja jika dia sampai kelelahan. Jangan menggangguku sampai beberapa hari kedepan. Aku tidak ingin waktu ku bersama istriku terganggu."

Belum dijawab sambungannya sudah terputus. David meletakkan asal ponselnya diatas meja.
Kembali ketempat tidur untuk membangunkan istrinya.

"Sudah siang, Sayang. Ayo bangun" kecupan mendatar pada keningnya.

"Hgh... Lima menit lagi yaa"

David terkekeh melihat istrinya menggeliat malas. " Aku tau kau lelah, tapi kau harus bener-benar bangun. Kau sejak semalam belum mengisi perutmu dengan makanan."

" Iya nanti, Dav. Jangan menggangguku, aku mengantuk."
Rengekan itu semakin membuat suaminya gemes.

"Hay, ngomong-ngomong, tato yang ku buat indah sekali yaa?" Katanya sambil menyentuh, sesekali mengecup bercak kemerahan disepanjang bahu dan tengkuk.  Tanda cinta yang ia buat semalam.

Awalnya Ara akan mengabaikannya. Tapi mendengar penuturan David membuatnya langsung tersadar.
Kantuknya hilang matanya mengerjap cepat. Melirik David yang memeluk punggungnya dari luar selimut.

My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang