part 12.

15.7K 475 1
                                    


Untuk kali ini, aku ingin mengenalkan mu pada keluargaku Dav.
Agar nantinya kau tidak meragukan perasaan ku pada mu.
Aku ingin kau tahu, bahwa kau adalah orang terpenting dalam hidup mu.
Karena saat aku menerima mu, maka saat itu juga aku telah menjadikan dirimu sebagai poros dalam hidupku.

___000___

Ara menatap diri untuk yang kesepuluh kalinya di depan cermin. Gadis itu mengoleskan lip tint nya ke bibir, kemudian berputar-putar seperti balerina. Ia terhuyung sejenak, lalu mengedipkan sebelah mata dengan centil. Surainya hitam yang kini ia gerai, dikibaskan. Bibirnya bergumam, "Betapa cantiknya dirimu Ara"

Sementara itu, seorang pria yang berada di belakang Ara, melemparkan bantal ke arah si gadis. "Tingkahmu seperti pemenang kontes kecantikan saja." Ejek David yang sedang merebahkan diri di ranjang. Untung gerak refleks David bagus, sebab Ara membalas dengan melemparkan botol parfum ke arahnya. "Aduh, kau bisa dituntut orang tua ku kalau melukaiku." Keluh David.

"Jangan banyak protes. Aku harus tampil cantik karena hari ini aku akan makan malam dengan keluarga ku" Kata si gadis sembari berkacak pinggang. "Ayo, cepat bangun. Kau jadi ikut tidak?" Tanya Ara.

Sedang kan David dia malah bermalas-malasan, membuat kemeja putih dan celana kain yang dikenakannya kusut."tidak , kenapa juga aku harus ikut" Jawab pria itu, ia mengubah posisi menjadi tengkurap.

Ara memicingkan mata, jengah melihat tingkah David. Ia melangkah lebar-lebar, lalu naik ke atas ranjang. Ara memukul lengan David sambil berkicau, "Dasar jahat, jelek, tidak tahu perasaan―"

"―Sakit, Sayang. Sakit―kau ini gadis sunguh, gadis liar ?!" Pekik David. Pria itu segera menghindar. Ia memilih duduk di ranjang, ketika Ara menghentikan serangan. "Tadinya, aku cuma bercanda. Sekarang, aku benar-benar marah dan tidak ingin ikut." Ungkap David, pria itu cemberut.

Ara menghela napas, kalau sudah begitu pasti David akan mendiamkannya selama beberapa menit, sedangkan ia tak punya waktu banyak―takut terlambat ke acara malam ini. "Maaf, ya?" Pinta Ara yang kini duduk telah di hadapan David.

David membuang muka dan melipat tangan, seperti anak kecil.

"Sayang, maaf. Aku juga bercanda tadi." Rayu Ara, jujur saja diri nya ingin ini segera pergi.

Ara melotot, ia menunjuk muka Ara. "Bercanda kau bilang? Yang benar saja, aku yakin kau berniat membunuhku." Ujarnya, melebih-lebihkan.

Raut Ara kini berubah yang awalnya riang, menjadi murung. "David, apa kau mencintaiku?" tanya Ara dengan wajah sendu.

My Teacher is My HusbandNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ