Epilog

1K 41 8
                                    

🎶 Jason Mraz - Lucky


Laut berlatar langit senja menjadi perpaduan yang sangat indah, disertai pasir putih seolah pantas untuk meracik sebuah kata "Sempurna". Vallery berjalan dengan kaki tanpa kasut, juga dengan mata tertutup. Di kepalanya telah terpasang flower crown indah yang dibuat seorang pria, pria yang kini sedang menuntun Vallery menuju suatu tempat.

Vallery di persilahkan untuk duduk dengan beralaskan kain. Meskipun sebelumnya ia sangat cerewet karna protes tidak mau matanya ditutup.

"Nanti kalo gue kesandung terus jatoh, terus berdarah, terus pendarahan, terus gue kehabisan darah, ujungnya gue mati gimana?" Kurang lebih seperti itu celoteh yang ia lontarkan.

"Gue hitung sampe tiga lo baru boleh buka mata ya." Ucap Sam sambil membuka penutup mata.

"Iye Bambank." Jangan ditanya, Vallery jelas kesal karna dari di perjalanan ia tidak diperbolehkan membuka penutup mata.

"Satuu.." Sam mulai berhitung.

"Duaa.."

"Tiiiiii..." ia sengaja menggantungkan hitungannya.

"Heh botol kecap! Cepetan! Busyet dahh!" Vallery tidak mau menunggu Sam yang terlalu lama, ia membuka matanya tanpa aba-aba dari Sam.

Matanya berbinar kala melihat laut membentang luas di hadapannya, serta langit senja yang seolah menyapanya dengan senyum hangat. Jauh diluar ekspetasinya tadi, Vallery tidak pernah mengira akan dibawa ke tempat seindah ini. Tak ada sepatah katapun yang dapat mewakili ini semua, Vallery diam membisu dengan segala decak kagumnya.
Sam yang melihat ekspresi Vallery, ikut tersenyum. Rencananya berhasil.

Mata Vallery beralih untuk melihat sahabatnya yang sudah memegang sebuah gitar. Tunggu, sejak kapan Sam bisa bermain gitar?

Sam mulai memetik senar gitar dan mengalunkan sebuah nada merdu

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Sam mulai memetik senar gitar dan mengalunkan sebuah nada merdu.

Do you hear me,
I'm talking to you,
Across the water across the deep blue ocean,
Under the open sky, oh my, baby I'm tryng,

Sam mulai menyanyikan sebuah lagu, lagi yang sudah ia siapkan untuk hari ini. Ia menatap sekilas mata Vallery, mata coklat yang selalu teduh.

Girl I hear you in my dreams,
I feel you whisper across the sea,
I keep you with me in my heart,
You make it easier when life get hard,

Sam sengaja mengubah sedikit lirik lagunya dari 'boy' menjadi 'girl'. Sam masih berusaha menenangkan detak jantungnya yang saat ini berdetak tidak beraturan.

I'm lucky I'm in love with my best friend,
Lucky to have been where I have been,
Lucky to be coming home again,

Ia dapat melihat ekspresi Vallery yang terus tersenyum melihatnya bernyanyi.

They don't know how long it takes,
Waiting for a love like this,
Every time we say goodbye,
I wish we had one more kiss,
I'll wait for you I promise you, I will,

Sudah tidak dapat berkata apapun, Vallery merasa ada kupu-kupu berterbangan di perutnya. Ia terlampau bahagia, hingga perasaan itu tumbuh kian menjalar.

I'm lucky I'm in love with my best friend,
Lucky to have been where I have been,
Lucky to be coming home again,

Lucky we're in love in every way,
Lucky to have stayed where we have stayed,
Lucky to be coming home someday,

Sam mengehentikan lagunya, ia beralih menatap wanita di depannya. Wanita yang kini nampak manis dengan flower crown buatannya.

"Salah gak kalau gue suka sama sahabat gue sendiri?" Tanya Sam sambil menatap Vallery dalam. Wanita itu bukannya menjawab ia malah menggeleng, tanda bahwa ia tidak menyalahkan perasaan Sam.

"Gue mau lo jadi pacar gue Ley." Akhirnya kalimat itu berhasil Sam ucapkan, meski sebelumnya terasa sangat sulit.

Bukannya menjawab Vallery malah beranjak bangun dan berdiri menghadap laut, "Sorry, gue gak bisa." Ucapnya sendu.

Vallery mencoba berjalan meninggalkan, namun Sam berhasil menggenggam tangannya, "Tapi kenapa?" Wajah itu, entah kenapa Vallery merasa hatinya menghangat seketika itu juga.

"Kalau nanti kita pisah, gue bakal kehilangan pacar sekaligus sahabat. Gue gak mau ambil resiko itu Sam. Gue gak mau kita jadi dua orang asing."

Jangan ditanya, justru resiko itu yang membuat Sam selama ini menjadi pengecut dengan perasaannya sendiri. Sam tidak akan membiarkan itu semua terjadi, ia memang tidak dapat menjanjikan apa pun karna dimasa depan nanti siapa yang bisa tau. Sekenario tuhan siapa yang tau.

"Lo tau? Seorang cowok harus bisa di pegang omongannya. Gue emang cuma cowok bodoh, gak ada yang bisa di banggain dari gue. Tapi selagi gue bisa, selagi gue mampu, gue bakal jaga itu."

Ia memegang kedua tangan Vallery, "Gue gak akan ngejanjiin hal diluar kemampuan gue. Karna menurut gue janji itu adalah sesuatu yang harus. Gue gak mungkin tau rencana tuhan, tapi andai gue bisa minta. Gue cuma mau lo Ley."

Mata Vallery mulai berkaca-kaca kala Sam mengucapkan kalimat demi kalimatnya barusan.

"Gue cuma bisa bilang, gue akan jaga sesuatu yang sudah semestinya harus gue jaga dengan baik." Ucap Sam dengan penuh kesungguhan. Air mata haru Vallery tumpah begitu saja kala ia tak sanggup lagi untuk membendung.

"Kok nangis?" Pertanyaan bodoh itu seketika terlontar begitu saja dari mulut Sam. Sam tidak dapat menebak isi kepala Vallery, semuanya menjadi begitu sulit saat ini.

"Mau jadi pacar gue?" Tanyanya lagi. Ia akui kali ini ia ingin sekali menyembunyikan wajahnya karna begitu malu.

Tanpa Sam duga sebelumnya, Vallery menganggukan kepalanya, tanda bahwa ia menerima perasaan Sam. Vallery kehilangan kata, lidahnya kelu, perutnya dipenuhi kupu-kupu yang bersiap terbang di langit.

Jika ada Doraemon lewat, rasanya Sam ingin meminjam alat untuk menghentikan waktu. Sungguh, Sam tidak ingin waktu berlalu sedetik pun. Sam ingin berada di detik ini selamanya. Hatinya menghangat, seperti menemukan potongan puzzle yang selama ini ia cari. Seperti berhasil menyelesaikan kubik dengan warna acak yang begitu sulit. Seperti membangun istana lego. Rasanya tidak dapat ia ungkapkan dengan kata-kata apalagi untuk menyuarakannya Sam tak sanggup.

"Dari sejuta aku mau kamu. Dan memang harus kamu."

-end-

Huaaaa... akhirnya sampai epilog juga yaa, aku gak nyangka. Gimana menurut kalian tentang ceritaku ini? Ada yang mau di tanyain? Monggo, diutarakan aja jangan ditahan eakk.
Aku tadinya mau bikin cast tokoh gitu di part terakhir, tapi belum begitu banyak referensi, jadi kalau kalian tau cowok ataupun cewek yang menarik coba tulis di kolom komentar aja ya. Nanti kalau udah ada yang pas, insyaallah aku bakal kasih kalian di episod bonus. Atau mau diadain Q&A?
Haha, itu tergantung di kalian..
Sekali lagi terimakasih kawan, sudah baca ceritaku.. 💕
Big love untuk semuanya 😍

A.M.O.R ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora