31. Gue suka lo

455 27 2
                                    

"Cicak cicak di tembok, diam diam merayap, datang seekor doi. Hap! Lalu di tembak." Vallery bernyanyi sendirian di tempat semedinya. Bukan di goa. Bukan pula di tempat yang sulit di jangkau. Hanya sebuah kamar. Tiduran sambil memperhatikan cicak pacaran di tembok. Cicak aja punya pacar masa lo engga?

Ting..

Ken
Nanti malem gue kerumah, kita malmingan.

Vallery menyernyit bingung, bukannya nanti malam adalah sabtu malam ya?

Belajar! Senin UN Malihh!


Ken
Segerin otak dulu. Kan seninnya udah tempur lagi 😂


Mending otak lo simpen di kulkas


Ken
Beb, semangatin UN dong 😶


Belajar yang bener. Lo gak jenius.
Jangan nyontek, inget dosa lo udah gak kehitung.


Ken
Makasih cinta 😍

Jadi makin sayang 😘

Read

Bisa dibilang saat ini Vallery memiliki kesempatan kedua untuk mengenal Ken lebih jauh lagi. Namun, kembali menjalin hubungan dengan mantan tidak pernah terasa sama seperti dulu. Pasti ada saja perbedaannya. Vallery merasa dirinya masih mencintai Ken, maka dari itu dia memutuskan untuk kembali dengannya. Tapi, Vallery salah menafsirkan perasaannya. Vallery merasa perasaannya tidak seperti dulu lagi.


Ken
Koran kali ah 😑

Yaudah pokoknya nanti malem gue kerumah lo

Oke

Vallery meletakan ponselnya di meja belajar. Dengan celana pendek sepangkal paha, rambut cepol asal, dan kaos coklat kebesaran, Vallery jalan menuruni anak tangga. Terlihatlah Gerald yang sedang menonton Spongebob sambil nyemil kacang dan Ayah yang masih setia membaca koran pagi ditemani secangkir kopi buatan bunda. Vallery lantas duduk disamping Gerald.

"Bang," Panggil Vallery yang dijawab dengan dehaman oleh Gerald.

"Bang," Panggilnya lagi.

"Apaan?" Sahut Gerald sedikit sebal.

"Bang bang tuttt." Jawab Vallery sambil tertawa. Dan tak ketinggalan, bunyi tut yang berasal dari bokongnya. Gerald lantas menutup hidung dan menimpuki Vallery dengan bantal.

"Assalamualaikum." Teriak seseorang dari depan pintu. Sabtu pagi siapa yang bertamu? Orang minta sumbangan getap amat. Pikir Vallery.

"Ya! Sebentar!" Vallery sedikit berteriak agar suaranya terdengar sampai luar. Padahal tanpa teriak juga suaranya memang seperti toa masjid.

Setelah di buka terlihatlah seorang cowok yang memakai pakaian olah raga, serta sepeda yang terparkir di halaman rumah Vallery. Bukanya menyapa sahabatnya, Sam malah berjalan ke dalam rumah. Salam dengan bunda dan ayah, lalu duduk disamping Gerald dan ikut menonton Spongebob.

"Dari mana lo?" Tanya Gerald sambil melahap kacang garuda.

"Biasa, abis nyari keringet." Jawab Sam lalu ikut merauk kacang.

Vallery lantas menaiki tangga dan bergegas kembali masuk ke kamarnya. Ia bukannya tidak suka menonton kartun, hanya saja sudah hafal dengan semua episodenya. Maklum undah nonton dari usia tiga tahun. Vallery merebahkan dirinya. Menikmati sabtu pagi yang indah dengan kembali tidur. Menurutnya tiada yang lebih asik dibanding tidur. Namun Vallery merasakan ada tangan jahil yang menoel punggungnya. Bunda gak mungkin usil, pikir Vallery.

"Nih gue bawain sarapan." Vallery kaget melihat Sam yang tiba-tiba ada di kamarnya. Untung Sam, kalau bukan pasti raket nyamuk sudah melayang.

"Bisa ketok pintu dulu gak?" Vallery duduk di tempat tidurnya sambil bersila, lalu memakan nasi goreng buatan Bunda.

"Lebay banget. Gue tau masih pagi gini lo gak bakalan mandi. Jadi gue aman masuk sini."

"Sudah hapal ternyatooo." sahut Vallery sambil memonyongkan mulutnya.

"Ley, bisa gak jangan gitu."

"Kenapa?" Tanya Vallery. Masih terus memakan nasi goreng.

"Lo bikin jantung gue dangdutan mulu." Sam mencubit pipi Vallery gemas. Tunggu, sejak kapan Sam jadi semanis ini? Biasanya juga nabok.

"Lo sakit Sam?" Tanya Vallery sambil menyentuh dahi Sam. Untuk memastikan apakah sahabatnya sedang sakit atau tidak.

"Salah gak kalau gue suka sama lo?" Vallery terkejut dengan apa yang baru saja Sam katakan. Seketika makanan yang sedang melintas di kerongkongan berhenti sejenak hingga membuat dirinya batuk. Matanya menatap tajam. Tak terlihat kebongan disanah. Entah mengapa degup jantung Vallery malah terpacu cepat, seperti habis lari marathon.

"Tapi boong!" Sam tertawa renyah setelahnya. Sebuah bantal langsung mendarat sempurna di wajah Sam. Lalu Vallery menutup muka Sam dengan bantal. Entahlah Vallery jengkel, memangnya itu lucu? Oooh tidack sama sekali Ferguso.

Vallery menyudahi aksi menutup wajah Sam dengan bantal. Wajah Sam memerah karna hampir kehabisan nafas. Lalu dia duduk sambil menghirup udara dalam-dalam.

"Bantal lo bau iler!" Ucap Sam tiba-tiba sambil menimpuk Vallery dengan bantal.

"Sam sini lo! Ngasih sarapan lama amat." Untung saja Gerald segera memanggil Sam. Kalau tidak, mungkin akan segera terjadi perang dunia ke tiga.

"Untung temen. Kalo bukan, udah gue bikin sate lilit!" Vallery bermonolog sambil memungut bantalnya yang berserakan di lantai.

"Maaf, gue terlalu pengecut untuk mengaku cinta."


Plis deh kalo suka bilang aja, jangan bikin anak orang emosi doang :"

Siapa yang masih pengen Vallery sama Sam aja?

Atau ada juga tim Vallery & Ken?

Vote dan komen jangan lupa😉

A.M.O.R ✔Where stories live. Discover now