7. BAKSO

828 83 19
                                    

Kalian tahu barang discount? Yang kebanyakan diburu para kaum hawa pecinta potongan harga. Saling memperebutkan barang incaran mereka. Bisa dibilang itu sama seperti keadaan kelas Vallery sekarang, semua cewek di kelas Vallery sedang berkumpul di tempat duduk Ken yang tepat berada di belakang Vallery. Ibaratnya tuh mereka suatu suku pedalaman yang lagi bikin bunderan api unggun dan Ken adalah kepala sukunya.

"Ken lo udah punya pacar?"

"Cewek lo anak mana Ken?"

"Pasti cantiklah, orang Kennya aja sebelas duabelas sama oppa koreah."

Plis deh jangan lebay tingkat absurd!

Vallery mulai jengkel dengan kegaduhan yang sangat menganggu itu. Ia melirik sekilas kearah Ken, ternyata Ken sedang menatap kearahnya. Lalu Vallery menatap tajam kearah Ken sambil memperlihatkan jari tengahnya.

EF U CE KA!

Cut sedang asyik berfantasi sambil denger musik, setiap jam istirahat begini pasti headphone gak pernah absen bertengger di telinganya. Vallery sudah bisa menebak kalau lagi begini Cut paling gak mau di ganggu. Satu-satunya orang yang bisa Vallery gangguin cuma Sam.

Dengan langkah santai Vallery pergi meninggalkan pasar. Kelas maksudnya. Jam istirahat, jam dimana koridor selalu ramai oleh murid yang ingin tebar pesona. Ada yang lagi nunggu doi lewat. Ada yang lagi pacaran, kita yang lewat serasa ngontrak. Ada yang ngerumpi bareng genk masing-masing. Ada yang main uno sambil mukanya belepotan bedak. Kelas Sam ada di ujung koridor, jadi Vallery harus melewati beragam manusia penghuni koridor. Sendirian. Namanya juga jomblo.

Begitu sampai kelas Sam. Sudah ia duga, Sam sedang fokus pada ponselnya. Apalagi kalau bukan main mobile legends. Sambil menaikan kedua kakinya diatas meja. Khusyuk banget itu kek lagi dzikiran.

Vallery menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya itu. Jaman dulu dia tergila-gila sama yang namanya lego. Jaman SMP cinta banget sama kubik. Lah sekarang udah terpikat sama Mobile Legend. Kapan lo jatuh hati sama ceweknya mblo.

"Woy kunyuk!" Sapa Vallery sambil menjitak kepala Sam lumayan keras.

"Aww! Sayton nyasar!" Sam meringis sambil mengusap kepalanya.

"Gue udah cantik gini, lu bilang sayton. Wahh sungguh terlalu kau Bang."

"Mau apa lo kesini, pasti ada maunya?" Tanya Sam to the point. Ya gitu deh, kelebihan Sam selain sok ganteng dia juga punya indra kedelapan kalau di depan Vallery. Kan indra ke tujuhnya udah diambil sama Roy kiyoshi.

"Ehehe iyaa. Temenin gue ke kantin yuk!" Sam langsung mematikan ponselnya dan memasukan ke dalam kantong celana. Matanya tertuju pada sepasang mata cewek di depannya.

"Lo mau jajanin gue apa?" Vallery merasa pipinya memerah saat Sam menatap tajam matanya.

"Apa aja deh, entar gue biarin." ucap Vallery mencairkan suasana. Ini tips kalau lo para cewek yang lagi salting. Ledekin balik aja itu cowok biar balik salting eakkk.

Tanpa babibu Vallery menyeret Sam supaya ikut dengannya ke kantin. Sebenarnya Vallery gak laper banget si cuma bingung mau ngapain. Kebiasaan Vallery kalau gak ada kerjaan ya gabut.

Sesampainya di kantin, tidak begitu ramai. Cuma ada beberapa murid yang sedang mengobrol sambil nyemil. Oh ya jangan lupakan, ada yang pacaran juga. Kayaknya disekolah Vallery krisis jomblo. Dan akhirnya Vallery memutuskan untuk ke warung Mak Ijah. Tapi udah abis gemblongnya.

Syedih akutu, batin Vallery.

Bakso jadi pilihan alternatif kala Vallery lapar dan gak tau mau makan apa.

"Ley gue tunggu sini ya." Sam menunjuk bangku kosong yang ada di pojok kantin.

"Yaudah lo tunggu sini, gue pesen bakso, lo mau?"

"Enggak deh, gue udah makan tadi." Sam kembali bermain game sewaktu Vallery pergi untuk membeli bakso.

Bakso Mas Gugun sudah lumayan sepi. Vallery segera memesan bakso urat spesial dengan tambahan lemak. Cacing di dalam perut Vallery seketika meraung-raung setelah mencium aroma kuah bakso.

Setelah dapat semangkuk bakso Vallery berjalan ke tempat Sam duduk. Dengan semangat ia berjalan tanpa melihat ke arah depan. Fokusnya saat ini hanya mangkuk bakso, karna takut tumpah. Namun, tanpa sengaja Vallery menabrak seseorang yang sekarang ia yakin perutnya panas ketumpahan kuah bakso miliknya. Vallery cuma bisa menganga melihat kecerobohan yang telah ia lakukan.

Mampus kalo sampe nabrak guru.

Hingga pada akhirnya Vallery mencoba memberanikan diri untuk melihat siapa orang yang apes terkena kuah bakso gratis dari Vallery. Ia liat sepatunya.

Mampus, cowok.

Vallery melihat bajunya basah. Tapi alhamdulillah bukan guru. Yeh tapi itu anak orang kena kuah gratis. Trus wajahnya.

WHAT THE FU*K

"Umm.. sorry." suaranya memecahkan lamunan Vallery. Oh ya jangan lupa kalau dia masih mangap.

"Ehh gue yang salah kok bukan lo, duh sorry banget." Balas Vallery basa-basi. Ke mantan basa-basi? Busuk aja sekalian.

"Gak apa kok, gue bisa suruh sopir buat bawa baju ganti."

Gaya banget lo woyy, Batin Vallery.

"Sekali lagi sorry ya." Vallery sengaja menyudahi percakapan tak berfaedah ini. Toh Ken juga pasti akan ada supir yang mengantarkan bajunya. Diakan sok tajir. Tapi emang tajir si. Hehe.

Lo tau gak si gue tuh moodboaster banget pas liat bakso plus lemak. Dan jadi ancur pas semuanya luluh lanta jatoh ke lantai. Sakit hati dedek. Plis ini jangan lebay. Tapi lo tau gak si, bakso gue jatoh cuma cuma di baju mantan. Kurang kamvret apa coba.

Vallery masih saja nyerocos sendiri dalam hati sambil melihat tumpahan bakso di lantai dengan tatapan miris. Sakit. Sedih. Nyeseg gak jadi makan bakso. Mantan emang suka gitu ya, bikin nyeseg doang.

"Aku membenci fakta bahwa aku masih berharap."





Gimana sama chapter ini? Apa yang mau disampaikan sama Ken?

Atau ada yang penasaran sama Sam?

Kalian baca ini sambil ditemani apa?

Jangan lupa vote dan coment yaaa💕

A.M.O.R ✔Where stories live. Discover now