23. MYOB vs Zahir

521 40 2
                                    

Hari minggu adalah hari kerja bakti bagi keluarga Wijaya. Bukan setiap minggu, hanya jika semua keluarga berkumpul dirumah saja. Pasalnya tidak jarang bila minggu telah tiba pasti ada saja hambatannya untuk dapat berkumpul. Entah Gerald yang mengerjakan tugas kuliah, Ayah yang harus dinas keluar kota, ataupun Vallery yang kerja kelompok. Jadi yang di rumah hanya Bunda, mau tak mau Bunda ikut cari kegiatan seperti ikut arisan dengan Ibu-ibu kompleks.

Vallery masih tampak tertidur pulas seusai sholat subuh berjamaah. Kakinya berada di atas dan kepalanya ada di bawah, persis seperti orang yang tertidur terbalik di kasur. Maklum, dia itu kalau tidur muter-muter kayak jarum jam. Gerald sudah terlebih dulu bangun. Menurutnya waktu dirumah itu tidak boleh di sia-siakan begitu saja. Toh cuma bisa dihitung jari dirinya berada di rumah. Dengan semangat empat lima dia berjalan menuju kamar Vallery yang terletak disebelah kamarnya. Gerald tahu betul kalau adiknya belum bangun. Masih sepi sepi gimana gitu.

"Kebakaran! Gempa bumi! Selamatkan diri woyyy!!" Gerald berteriak histeris sambil memukul mukul penggorengan. Namun sepertinya perbuatannya barusan tidak mempan. Vallery masih belum bangun, bahkan bergerak saja tidak.

Anak perawan tidur udah kayak bangke!

Gerald berpikir keras sambil bersandar di dinding. Emang dasar orang ganteng, kalo lagi mikir masih aja keliatan cool. Akhirnya satu ide membuat Gerald tersenyum puas. Ide cemerlang sejagad raya menurutnya.

Gerald berjalan mendekati ranjang Vallery, lalu berbisik di telinganya.

"Ley, temen gue ada yang mau kenalan nih sama lo." Namun Vallery masih tidak juga merespon.

"Ganteng, dia model terus anak dance juga." Benar saja seketika Vallery langsung membuka matanya.

"Siapa bang? Kasih aja nomor gue kalo temen lo ganteng. Ikhlas dunia akhirat gue. Ridho banget malah." Vallery langsung duduk dan menatap abangnya.

"Kerja bakti ayo! Gue tunggu di bawah, lima menit lo gak turun gue aduin ke Ayah." Gerald langsung meninggalkan Vallery yang menatap kebingungan. Abang bedebah lo emang.

Bukanya dapet durian runtuh, malah dapet tugas negara tiada akhir.

Tugas Ayah dan Gerald meliputi mencuci mobil, bersikan halaman, bersihkan gudang, tanam rumput, dan mengelap jendela. Sedangkan tugas Bunda dan Vallery yaitu membersihkan kamar, menyapu rumah, dilanjut mengepel, lalu mencuci baju dan menjemur, dan tugas terakhir yaitu memasak. Kalau memasak sudah pasti Vallery menyerah, karena dia hanya bisa memotong-motong sayuran.

¤¤¤ A.M.O.R ¤¤¤


"Assalamualaikum, wahai penghuni neraka." Ucap seorang cowok yang baru saja masuk ke kamar Sam tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.

"Waalaikumssalam wahai ahli kubur!" Balas Sam tidak kalah nyaring.

"Lo minggu gini gabut banget dirumah aja. Gak main gitu?" Tanya Darren mulai kepo.

"Sibuk gue." Balas Sam singkat. Jawaban itu membuat Darren melemparkan bantal kearah kepalanya.

"Alahh paling juga lo maen ps seharian."

"Minggu ini gue ada ujian praktek. Minggu depan prakom. Minggu depannya lagi ukom. Terus UN. Terus ming--"

"Diam! Kuping gue panas." Darren bertingkah menutup bibir Sam dengan telunjuknya seperti di adegan drama. Alay bin lebay.

A.M.O.R ✔Where stories live. Discover now