9. Cabut

777 78 8
                                    

Disini Vallery sekarang. Restoran cepat saji Jepang di kawasan Jakarta Selatan. Vallery gak ngerti deh sama Sam. Tadi dia ngajaknya makan kue cubit terus Vallery maunya bakso cilok. Kenapa melesetnya jauh banget ke masakan jepang. Memang anak yang satu ini benar-benar aneh bin ajaib.

"Ley lo mau pesen apa?" Tanya Sam sambil masih fokus melihat lihat buku menu.

Jujur Vallery gak pernah makan makanan jepang, paling mentok-mentok makan hokben. Sushi juga ia tak suka.

"Okiniku enak kali ya." Jawab Vallery asal setelah melihat gambar okiniku di buku menu tampak sangat menggiurkan. Toh itukan daging matang bukan mentah. Jadi Vallery pasti suka.

"Oke, Mba okiniku dua. Terus minumnya air putih dua juga ya." pesan Sam kepada pelayan restoran yang langsung ia catat di note miliknya.

"Minumnya air putih aja ya, selain sehat juga ramah di kantong." ucap Sam sambil disertai cengiran khasnya. Senyum yang cuma dimiliki oleh Sam. Hanya di depan Vallery ia bisa tersenyum seperti ini. Dan untungnya Vallery kuat melihat senyuman Sam. Tidak tau kalau cewek lain. Mungkin sudah mimisan.

Tidak berselang lama makanan pesanan mereka datang. Sam sudah siap dengan sepasang sumpit di tangan kanannya. Vallery yang gak becus pakai sumpit cuma pegang sendok dan garpu. Vallery langsung menyambar hendak melahap okiniku pesanannya. Namun, kepalanya di sentil oleh Sam. Kebiasaan Vallery kalau mau makan pasti lupa baca doa. Untung ada alarm pribadi, Sam.

"Sammy ini enak banget deh dagingnya empuk!" Vallery yang baru pertama kali makan langsung terkagum kagum karna jujur ini enak pake banget. Norak deh lo ah.

"Lo suka? Yaudah nanti pesen aja satu lagi buat lo bawa pulang." Senyuman melengkung di wajahnya saat melihat Vallery makan dengan lahap.

"Emang paling baik lo ya."

¤¤¤ A.M.O.R ¤¤¤


Jam istirahat baru saja selesai. Pelajaran berikutnya pun telah menanti. Melambai lambai minta di simak. Padahal siang ini sudah mendung dan sangat pas untuk tidur siang, namun apalah daya anak sekolah. Hanya bisa menahan ngantuk sambil ngerjain tugas di jam pelajaran terakhir. Cut merasa kebingungan setelah melihat disebelahnya tidak ada Vallery, pasalnya daritadi ia hanya menenggelamkan muka diantara kedua tangannya sambil mendengarkan musik.

Tingg..

Vallery Agatha
Cut nanti kalo udah pulang tolong sekalian bawa tas gue ya, gue tunggu di gerbang. Thanks Cucut cantekkk 😉

Benar saja dugaan Cut, kalau Vallery telah cabut dari kelas. Lupa kali ya Vallery kalo hari ini ada ulangan Akuntansi. Ngibul apa Cut sama pak Weda.

"Selamat siang anak anak." Sapa pak Weda yang baru saja masuk kelas.

"Siap ulangan?"

"Enggak pak!" jawab murid satu kelas serempak.

"Siap gak siap. Mau gak mau. Pokonya harus ulangan." Tegasnya.

Lah terus lo kenapa nanya pak -.-

Saat mata pak Weda yang tajam seperti burung elang sedang memperhatikan kelas, tatapannya terhenti pada bangku Vallery yang kosong.

Duh mati gue. Batin Cut.

"Pamela! Vallery kemana?" Tanyanya. Sontak membuat semua mata tertuju ke arah Cut. Berasa artis dadakan tau gak si.

"Eumm.. anu pak. Kucingnya Valley lahiran terus gak ada bidan jadi Valley yang bantuin." Jawab Cut berusaha tidak menampilkan sisi kebohongan, padahal kelihatan jelas banget.

"Jangan bohong kamu!"

"Bohong dosa pak, gak ada faedahnya juga." Sontak semua siswa tertawa mendengar jawaban Cut barusan. Pak weda pun geleng geleng mendengarnya.

Berasa jadi komika dadakan gue.

¤¤¤ A.M.O.R ¤¤¤


Rintik gerimis menghiasi langit Jakarta sore ini. Wangi petrichor masih menyeruak menusuk indra penciuman. Gumpalan awan hitam dan tetesan rindu langit kepada bumi juga menjadi pelengkap.

Terlihat beberapa orang berlarian menuju halte untuk menunggu bus. Ada yang memakai payung. Ada juga yang nekat tidak menggunakan apapun untuk menghalau hujan. Mungkin biar seperti film India. Atau drama Korea.

Terlihat seorang wanita berseragam putih abu-abu sedang berlari menuju mobil sport silver di sebrang gerbang sekolah. Wanita itu berlari sambil menggunakan jaket hitam diatas kepala untuk menghalau rintik hujan.

"Gila lo berdua cabut gak ngajakin gue!" Omel Cut pada kedua sahabatnya.

"Ohh iya gue tau, pasti lo pengen berduaan doang kan sama Vallery." tuduh Cut sambil menggoda Sam.

"Enak aja lo, kalo ngomong jangan kaya bebek. Pelan-pelan gitu aja biar kayak manusia." ledek Sam.

"Yaudah ceritain kenapa lo berdua cabut?"

"Ceritanya nanti aja di rumah gue ya Cut, tahan dulu hasrat kepo lo!" kali ini Vallery membuka suara.

Butuh waktu tiga puluh menit untuk dapat sampai ke rumah Vallery. Kini mereka bertiga telah berada di kamar Vallery. Ditemani coklat panas dan ps.

Jangan ditanya Sam kalau sudah bertemu ps. Dia sudah tidak menghiraukan keadaan sekitar. Dan Cut yang daritadi asyik menyeruput coklat panas sambil memperhatikan Vallery bercerita mengenai tindakan cabutnya tadi siang.

"Whatt!! Jadi Kenard Alvaro itu Ken mantan lo?" Ucap Cut sambil membuka mulut lebar lebar.

"Jangan lebay gitu bisa gak Cut!!" Teriak Sam sambil fokus pada layar gamenya.

"Diem lo!" Sungut Cut.

"Sumpah ya harus di kasih pelajaran itu orang. Dia udah bikin sahabat gue nangis bombay. Terus dia juga udah nyerobot gue di ATM." seru Cut sambil mempraktikan tinjuannya. Lebih tepatnya jurus taekwondo.

"Hah? Lo pernah ketemu Ken sebelumnya?"

"Iya Ley, gue ketemu dia pas di Bandung. Dia nyerobot gue di ATM, alhasil gue cubit aja pake kuku gue yang baru diasah." Cut mengakhiri ceritanya dengan tertawa jahat seperti siluman di serial cerita ind*siar.

"Oh iya tas gue mana?"

"Tuh gue taro di meja belajar lo"

"Hujan akan tetap turun meski dibenci, karena ia turun bukan untuk mereka yang membencinya. Melainkan untuk orang yang rindu akan rintiknya."




Kasian anak bawang gak diajakin cabut, hohoo..

Pernah gak ditinggal temen sendiri di jam istirahat?

Kalian biasanya ngapain nih kalau di kantin

Sekedar cari makan?

Atau

Sekalian lirik gebetan?

Vote and coment jangan lupaa cuyy😘

A.M.O.R ✔Where stories live. Discover now