20. Balikan

568 45 0
                                    

"WOY MAU MATI LO!"

Tiba-tiba terdengar suara seseorang. Suara yang sangat Vallery kenal. Orang itu berlari lalu menarik tubuh Vallery untuk menjauh dari cowok gila itu. Matanya menatap tajam kearah cowok itu. Wajahnya merah padam, dadanya naik turun memendam emosi yang memuncak.

"Lo siapa? Jangan sok jadi pahlawan deh, lo cuma anak baru. Lo belum tau siapa gue." Ucap cowok gila itu dengan nada angkuhnya.

"Gue tau,"

"Nama lo Marchel siswa kelas dua belas pemarasan B. Orang tua lo cerai semenjak usia lo enam tahun. Dan sekarang lo tinggal sama bokap dan nyokap tiri lo." Jawab Ken santai namun dengan nada yang tak kalah angkuh.

"Tau darimana lo?!"

"Gak penting gue tau darimana, oh ya satu lagi. Lo juga playboy. Bisa dibilang lo playboy kelas kakapnya sekolah ini. Gue si heran ya lo ganteng enggak, berprestasi juga enggak tapi bisa aja jadi playboy. Sok ganteng lo!"

"Bacott!!" Cowok bernama Marchel itu sudah akan siap-siap melayangkan tinjuan ke wajah Ken. Namun itu semua gagal karna Ken berhasil mencengkram tangan Marchel. Ken berbalik menyerang Marchel dengan satu tinjuan yang menimbulkan ujung bibirnya berdarah. Marchel mencoba bangkit dari lantai namun Ken kembali meninju perutnya dengan amat sangat kencang hingga membuatnya kembali tersungkur di lantai.

"Gue peringatin sekali lagi, jangan pernah lo ganggu Vallery atau lo akan tau akibatnya. Gue gak pernah main-main sama omongan gue. Paham!" Bentak Ken dengan suara ngebasnya, membuat siapa saja bergidik ngeri mendengarnya. Ken memang bukan tipe orang yang senang adu otot maupun adu fisik. Dia cerdik, selalu punya caranya sendiri dalam menjatuhkan lawannya.

¤¤¤ A.M.O.R ¤¤¤

Kini Vallery sudah berada di mobil Ken. Dia sangat khawatir kalau Vallery pulang sendiri terlebih saat tahu kalau kaki Vallery terkilir. Dia benar-benar tidak ingin membiarkan Vallery pulang sendiri meski Vallery sudah bersikelas menolaknya.

"Kali ini aja lo jangan keras kepala, gue tau Marchel orangnya kayak gimana." Itu kalimat Ken yang berhasil membuat Vallery bergidik ngeri lalu mengiyakan untuk menerima diantar pulang olehnya.

Ken mengeluarkan kotak P3K yang selalu ia simpan di dalam mobilnya, kotak itu merupakan benda wajib yang selalu ia bawa kemana-mana. Kalau Doraemon selalu membawa kantong ajaib. Ken selalu membawa kotak P3K.

Dengan cekatan dia mengeluarkan minyak hangat untuk dibaluri ke kaki Vallery. Pertama dia melepaskan sepatu dan kaos kaki Vallery. Mimpi apa Vallery semalam kalau hari ini akan satu mobil dengan mantan dan yang paling bikin dia gak percaya.

Mantan gue mendadak jadi kang urut woy!

"Pelan dikit, sakit!" Vallery berteriak saat Ken menekan telapak kakinya dengan ibu jari.

"Sabar, mau sembuh gak?" Sungut Ken kesal karna Vallery tidak diam. Dia terus saja bergerak gerak hingga menyulitkan Ken yang sedang memijatnya.

Detik berikutnya keadaan di dalam mobil sungguh canggung. Vallery benci moment awkward seperti ini. Ken yang masih memijat kakinya sudah berhenti, kini ia sedang membersihkan tangannya dengan tisu basah. Ken masih diam. Sunyi menyeruak memenuhi keadaan diantara mereka saat ini.

"Valley?" Ken mencoba memberanikan diri untuk membuka percakapan. Dia sudah duduk lebih condong ke arah Vallery yang ada disebelahnya.

Vallery jadi kaku saat mendengar Ken memanggil namanya. Ia merasa pasti akan membahas topik yang sangat tidak ingin ia bicarakan sekarang. Auranya sudah aura-aura mantan ngajak nganu. Plis jangan nethink.

"Gue mau jelasin semuanya sama lo." Ucap Ken. Vallery masih menatap Ken, sebisa mungkin ia bersikap tenang. Meski hatinya sudah dangdutan tapi muka harus tetap staycool.

"Waktu lo liat gue jalan berdua di bioskop sama cewek. Itu gak seperti yang lo liat. Lo salah paham." Ken berusaha meyakinkan. Vallery tau jika saat ini Ken berbicara jujur. Vallery sangat mengenali Ken sejak dulu.

"Terus yang gue liat waktu itu bukan cewek tapi cowok? Dia operasi platik di Thailand terus jadi selingkuhan lo? Gitu?" Balas Vallery sarkas.

"Dia Syila, sepupu gue. Lo mungkin gak kenal dia, dia emang tinggal di Jerman. Jadi gue gak pernah ngenalin dia ke lo. Waktu itu gue gak ada kabar karna gue sibuk ngurus sekolah gue yang berantakan. Lo tau kan gue sering ikut bokap gue buat dinas ke luar negri. Karena itu gue sering gak ada kabar." Ken menjeda ucapannya, dia menarik dalam napas lalu membuangnya. Ken terlihat sangat berat untuk menceritakan ini pada Vallery.

"Maaf karna gue sering ninggalin lo. Gak pernah bikin lo bahagia. Jarang ngasih kabar. Gue tau, gue gak pantes banget buat lo. Tapi gue sayang banget Ley sama lo dan itu akan selamanya begitu. Lo tau gak? Gue setelah putus dari lo, gue tinggal di Bandung sama Nenek. Sekolah disana, raga gue emang disana, tapi hati gue masih menetap disini."

"Terus kenapa lo tiba-tiba muncul di depan gue?" Vallery masih bingung dengan apa yang Ken jelaskan.

"Selama ini gue tersiksa dengan rasa bersalah. Gue seolah mati rasa buat buka hati. Karena yang ada di hati gue cuma lo Ley! Gue mutusin buat kembali ke sini. Banyak syarat yang orangtua gue buat untuk gue bisa kembali lagi kesini. Gue mau kita kayak dulu lagi Ley, gue mau perbaiki semuanya." Ken mulai menggenggam tangan Vallery, meyakinkan dengan sorot mata teduhnya. Vallery tampak berfikir keras, berusaha mencerna setiap kata demi kata yang Ken ucapkan.

"Lo maukan balikan sama gue?" Tanya Ken. Vallery sempat berfikir lumayan lama. Dia diam seribu bahasa. Tangannya dingin bagai es serut. Gemetar bagai belum makan tiga bulan. Hingga pada akhirnya Vallery mengangguk, menyetujui apa yang Ken ucapkan. Senyum diwajah Ken mengembang lalu sedetik kemudian Ken memeluk Vallery.

Ada sedikit keraguan muncul di hati Vallery. Keraguan atas keputusannya barusan. Masalahnya ini urusan hati, kalau hancur tidak ada gantinya. Jangankan ganti, garansi aja gak punya!

Vallery ingat betul perkataan Cut tempo hari.

Pokonya lo jangan mau kalo diajak balikan ! Nih ya gue bilangin, kalo lo balikan sama mantan, ibaratnya lo kayak baca buku dua kali, udah tau endingnya !
Tapi itu semua si terserah lo, gue cuma ngasih saran aja.



"Awkward. Moment dimana lo pengen ngomong tapi suara gak mau muncul."

Nah looo beneran balikan mereka😆

Respon Sam bakal gimana nih?

Lagu yang cocok buat chapter ini apa??

Tekan bintangnya jangan lupaa😉

A.M.O.R ✔Where stories live. Discover now