SPECIAL CHAPTER - 1

23.9K 1.1K 47
                                    

" MUMMY ! " suara halus seorang anak kecil memecahkan hening di pagi itu .

Zara Melina hanya mampu mengeluh. Penat mahu melayan kerenah anak daranya itu. Sudahlah mereka terlambat bangun untuk bersahur. Suara si anak dara pula menjerit di pagi buta ni .

" Mummy, Arden yak ni haa " terpacul muka Helina di pintu dapur . Menjengukkan wajah cemas miliknya .

" Yang awak bagitahu mummy kenapa? Awak jelaa basuhkan yak Arden tu. Tak nampak ke mummy busy ni haa " Zara bercekak pinggang .

Geram pula dengan anak daranya itu . Sudah berusia 15 tahun, tapi masih berperangai keanakkan. Tak matang langsung . Zara sendiri pening mahu melayan.

" Busuk laa mummy. Tak sukaa! " rengek Helina lalu menghentak kakinya di atas lantai . Konon jijik .

Zara menjuling mata ke atas . Apron dibuka kasar lalu dilempar tepat mengenai wajah Helina . Berkerut muka Helina saat menerima 'hadiah' itu.

" Sambung masak! Awak taknak sangat kan tolong mummy. Haa masaklah awak untuk sahur kita ".

Ternganga Helina dibuatnya . Zara pula terus hilang naik ke tingkat atas. Jelas di pendengaran dia, suara tangisan Arden yang tidak henti-henti itu.

" Fine mummy ! If tak sedap, I salahkan mummy tau " jerit Helina kuat . Apron disarung ke badan ramping miliknya .

Zara menolak pintu bilik, sebaik saja pintu itu terbuka suara tangisan Arden sudah berhenti . Terukir senyuman di bibir Zara saat terlihat pemandangan di hadapannya itu .

" Shh~~ daddy here . Don't cry ~~ ".

Zara menghampiri dua heronya itu . Arden sudah bulat mata saat terpandang wajah ibunya . Manakala Farhan pula kelihatan berserabut sekali . Dengan rambut serabainya lagi . Tetapi tetap kelihatan kacak .

" Look mummy is here ~~ " wajah Arden disua ke arah Zara . Terus anak kecil itu tersenyum menampakkan gusi pink miliknya .

" Hey, Arden Hanz . Did you sleep well ? " kini si kecil itu sudah bertukar tangan . Arden terus tersenyum suka dan berbicara dalam bahasa bayinya .

Farhan pula melangkah ke bilik air . Mahu mencuci muka . Menyegarkan wajah . Zara pula membaringkan Arden di atas katil . Pakaian milik Arden dibuka dan ditukar . Pampers bayi itu dibuka dan punggung Arden dicuci bersih terlebih dahulu .

Selesai mencuci najis Arden, Zara membawa bayi kecil itu kembali ke dalam pelukan dia . Serentak itu juga Farhan keluar dari bilik air sambil mengelap wajahnya .

" Abang, esok kita pergi rumah mama dan papa kan ? " soal Zara inginkan kepastian .

" Erm, esok lepas abang settlekan semua kita gerak ke sana " balas Farhan sambil lewa .

Kerja dia sudah selesai dua minggu yang lalu . Hanya ada beberapa fail projek yang memerlukan kelulusan dari dia untuk ditandatangani .

Farhan duduk di sebelah Zara . Arden terlompat-lompat di atas ribaan mummy-nya . Segar je mata Arden waktu itu . Tiada langsung tanda-tanda dia mahu tidur .

" Berjaga lagi saya malam ni . Tengok hero awak ni . Segar semacam je " pipi Arden dicubit geram .

Arden tertawa saja . Mungkin menyangka Zara bergurau dengannya . Farhan senyum saja . Dia memandang wajah cantik milik isterinya itu .

" Nanti lepas aku pergi kerja, tidur laa dia ni . Kan ? " Farhan mengagah si kecil itu .

Zara senyum saja . Didukung penuh cermat tubuh kecil Arden . Farhan pula membetulkan pakaian miliknya . Dia memaut erat pinggang Zara dan mereka sama-sama turun ke bawah .

GADIS BUDAK SETAN | C | A R S •6•Where stories live. Discover now