" What the hell ? " tiga suara bergabung serentak .
Terpaku di muka pintu . Terbelalak mata masing-masing melihat keadaan rumah inap mereka tika itu . Darah-darah kering kelihatan melekit di lantai .
Farhan Adham yang berada ditengah-tengah terus menolak badan dua lelaki itu . Bergegas mendapatkan si isteri yang tersandar lemah di dinding .
" Sial ! "
Wajah dia bertukar bengis . Zara Melina pula tersenyum nipis . Bibirnya semakin pucat . Malah darah yang ditutup dengan tangannya semakin membuak-buak keluar .
" Settlekan mayat dorang ! Aku nak bawa Mel ke hospital " dia memberi arahan tegas .
Tanpa menunggu lama , tubuh isterinya dicempung lalu dibawa keluar dari rumah itu . Roman dan Justin menatap lama dua mayat yang bergelimpangan tidak jauh dari mereka .
" Semoga kau ditempatkan di neraka " bisik Justin perlahan .
Roman pula mendail nombor anak buahnya . Banyak perkara yang dia harus uruskan . Malah perabot dalam rumah itu juga rosak . Mereka harus membersihkan rumah ini sebelum diketahui tuan rumah .
" Datang ke sini " katanya dingin .
Justin sudah memakai sarung tangan getah . Memeriksa keadaan dua mayat itu . Berkerut hidungnya menahan bau hanyir darah .
" Siapa hantar dorang ? Aku tak nampak tanda-tanda Blue's clan pada mereka " ujar Justin .
Lelaki itu terlihat seperti warganegara sahaja . Tidak nampak seperti orang asing . Malah tiada tatu menunjukkan lelaki itu merupakan ahli Blue's clan .
" Mungkin terlepas dari kandang " Roman mengerutkan dahinya .
Justin menaikkan kening . Tak tahu nak gelak ke tak . Pertama kali Roman buat lawak dan ianya tersangatlah hambar .
Kesian .
" Kau bungkus dorang . Kejap lagi budak-budak datang kutip " kata Roman serius .
Tahu sangat lawak dia tidak beberapa menjadi . Justin mengangguk . Dia mengheret dua manusia itu umpama guni saja . Lalu dicampak ke arah pintu utama .
Farhan Adham menunggu penuh sabar di luar bilik kecemasan itu . Mujur saja pesakit tidak ramai dan dia tanpa memikirkan apa-apa lagi terus menghantar Zara Melina ke hospital berdekatan .
Darah kering yang berada di tangannya tidak dihiraukan . Malah raut wajah dia nampak begitu risau . Nurse yang lalu lalang di lorong itu tidak dihiraukan .
" Kau mesti kuat Mel . To-tolong jangan ti-tinggalkan aku " bisiknya perlahan .
Airmata cuba ditahan . Teringat kembali keadaan Zara Melina yang begitu lemah . Isterinya kehilangan banyak darah dan tenaga . Malah tiada sepatah pun keluar dari bibir pucat sepanjang mereka menuju ke hospital .
KLAK ! Pintu bilik kecemasan itu terbuka . Muncul seorang doktor lelaki bersama seorang nurse . Dia membuka topeng muka lalu menatap Farhan Adham .
" How's my wife ? " dia menyoal risau . Terserlah pada raut kacak itu .
" She's better now . You don't need worry about that . She just lost her energy " terang doktor lelaki itu berserta senyuman .
" Glad to heard that . Thanks doc " mereka berjabat tangan .
Setelah kelibat doktor itu beredar , dia masuk ke dalam bilik rawatan itu . Kelihatan Zara Melina terbaring di atas katil . Malah terdapat balutan pada sekitar pinggang wanita itu .
" Sir , we need to move your wife " tegur seorang nurse . Dia menatap wajah Farhan Adham .
" Sure . VIP room " ujarnya dingin .
YOU ARE READING
GADIS BUDAK SETAN | C | A R S •6•
Romance[ 6th BOOK = ARS ] BOOK 3 : DANGEROUS LOVE _________________________________ | Knows as ZARA MELINA | ~~~ Kenakalan mereka membuatkan, mereka mengenali antara satu sama lain. Membuahkan rasa cinta antara tiga lelaki dan tiga gadis. Menyunting cinta...