GBS | 45

18.4K 1.3K 51
                                    

" What the hell ? " tiga suara bergabung serentak .

Terpaku di muka pintu . Terbelalak mata masing-masing melihat keadaan rumah inap mereka tika itu . Darah-darah kering kelihatan melekit di lantai .

Farhan Adham yang berada ditengah-tengah terus menolak badan dua lelaki itu . Bergegas mendapatkan si isteri yang tersandar lemah di dinding .

" Sial ! "

Wajah dia bertukar bengis . Zara Melina pula tersenyum nipis . Bibirnya semakin pucat . Malah darah yang ditutup dengan tangannya semakin membuak-buak keluar .

" Settlekan mayat dorang ! Aku nak bawa Mel ke hospital " dia memberi arahan tegas .

Tanpa menunggu lama , tubuh isterinya dicempung lalu dibawa keluar dari rumah itu . Roman dan Justin menatap lama dua mayat yang bergelimpangan tidak jauh dari mereka .

" Semoga kau ditempatkan di neraka " bisik Justin perlahan .

Roman pula mendail nombor anak buahnya . Banyak perkara yang dia harus uruskan . Malah perabot dalam rumah itu juga rosak . Mereka harus membersihkan rumah ini sebelum diketahui tuan rumah .

" Datang ke sini " katanya dingin .

Justin sudah memakai sarung tangan getah . Memeriksa keadaan dua mayat itu . Berkerut hidungnya menahan bau hanyir darah .

" Siapa hantar dorang ? Aku tak nampak tanda-tanda Blue's clan pada mereka " ujar Justin .

Lelaki itu terlihat seperti warganegara sahaja . Tidak nampak seperti orang asing . Malah tiada tatu menunjukkan lelaki itu merupakan ahli Blue's clan .

" Mungkin terlepas dari kandang " Roman mengerutkan dahinya .

Justin menaikkan kening . Tak tahu nak gelak ke tak . Pertama kali Roman buat lawak dan ianya tersangatlah hambar .

Kesian .

" Kau bungkus dorang . Kejap lagi budak-budak datang kutip " kata Roman serius .

Tahu sangat lawak dia tidak beberapa menjadi . Justin mengangguk . Dia mengheret dua manusia itu umpama guni saja . Lalu dicampak ke arah pintu utama .

Farhan Adham menunggu penuh sabar di luar bilik kecemasan itu . Mujur saja pesakit tidak ramai dan dia tanpa memikirkan apa-apa lagi terus menghantar Zara Melina ke hospital berdekatan .

Darah kering yang berada di tangannya tidak dihiraukan . Malah raut wajah dia nampak begitu risau . Nurse yang lalu lalang di lorong itu tidak dihiraukan .

" Kau mesti kuat Mel . To-tolong jangan ti-tinggalkan aku " bisiknya perlahan .

Airmata cuba ditahan . Teringat kembali keadaan Zara Melina yang begitu lemah . Isterinya kehilangan banyak darah dan tenaga . Malah tiada sepatah pun keluar dari bibir pucat sepanjang mereka menuju ke hospital .

KLAK ! Pintu bilik kecemasan itu terbuka . Muncul seorang doktor lelaki bersama seorang nurse . Dia membuka topeng muka lalu menatap Farhan Adham .

" How's my wife ? " dia menyoal risau . Terserlah pada raut kacak itu .

" She's better now . You don't need worry about that . She just lost her energy " terang doktor lelaki itu berserta senyuman .

" Glad to heard that . Thanks doc " mereka berjabat tangan .

Setelah kelibat doktor itu beredar , dia masuk ke dalam bilik rawatan itu . Kelihatan Zara Melina terbaring di atas katil . Malah terdapat balutan pada sekitar pinggang wanita itu .

" Sir , we need to move your wife " tegur seorang nurse . Dia menatap wajah Farhan Adham .

" Sure . VIP room " ujarnya dingin .

GADIS BUDAK SETAN | C | A R S •6•Where stories live. Discover now