-Season 2- [5] - REAL END

2.8K 85 7
                                    

"Papa bangun!" teriak Caca seraya memukul-mukul Farel dengan bantal gulingnya. Dirinya sudah terbaluti seragam TK nya.

Caca, Shlarica Lovandra Keanno, anak pertama Farel dan Keisya. Dirinya sudah berumur tiga tahun. Caca merupakan gadis yang pintar, cantik, dan menggemaskan. Meskipun baru berumur tiga tahun, pemikirannya sudah layaknya orang dewasa. Ia sangat cepat menangkap banyak hal.

Matanya indah, rambutnya lurus lembut, dan sedikit bawel, sama seperti Keisya. Caca memiliki sifat yang sangat cuek dan dingin terhadap orang yang tidak dikenalnya, huh, turunan dari Farel-lah sifat yang seperti ini.

Ah, jangan lupakan Keisya yang tidak hamil anak kembar dengan usia kehamilan 6 bulan. Sangat tidak terduga ia akan hamil anak kembar. Mereka belum mengetahui jenis kelaminnya karena ingin menjadi kejutan tersendiri pada akhirnya.

"Masih pagi, Ca," ujar Farel pelan seraya menenggelamkan kepalanya dibantal kepalanya.

Caca berdecak kesal kemudian berlari turun menghampiri Keisya yang tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka.

"Mama! Papa gak mau bangun. Nanti aku telat gimana?" adu Caca pada Keisya seraya merentangkan tangannya meminta untuk digendong.

"Kebiasaan papa kamu, tuh!" ucap Keisya berpura-pura kesal. Ia pun membawa Caca kekamar Keisya dan Farel untuk membangunkan Sang ayah.

Keisya memutar knop pintu dan menampakkan Farel yang masih berbaring dengan kaos putih tipisnya. Ia memang orang yang gampang gerah. Bahkan Keisya sering berkata bahwa Farel merupakan anak Antartika.

Pernah beberapa kali, sewaktu itu listrik tengah mati. Otomatis AC tidak menyala. Keisya membuka jendela kamarnya agar udara luar dapat masuk sehingga tidak pengap. Hingga tengah malam pun Farel tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ia menggeliat sana sini. Mencari posisi tidur yang nyaman. Tubuhnya penuh dengan keringat. Itupun dia sudah tidak mengenakan baju-nya.

"Papa bangun.." ujar Keisya lembut sembari mengusap-usap pelan kepala Farel yang berantakan. Farel hanya bergumam saja, tak mengubah posisinya sedikitpun.

"Bangun, ih! Nanti kamu dan Caca telat!" seru Keisya dengan lembut. Keisya memang bukan tipe ibu yang pemarah. Ia selalu berkata lembut dengan keluarganya. Tidak pernah ada sedikitpun bentakan yang keluar dari mulutnya.

Namun ia dan Farel tidak pernah memanjakan Caca hingga ia menjadi anak yang mandiri dan disiplin waktu. Lihat saja sekarang, waktu baru menunjukkan pukul 05.15, Caca sudah ribut takut telat karena ayahnya belum juga bangun.

"Lima menit lagi, ma.."

Keisya menatap datar Caca yang juga menatap dirinya seperti itu. Kemudian Caca tertawa pelan. Ia mengajak Keisya untuk menggeletiki Farel.

"Satu...dua..tiga.." hitung Caca.

"Jhaaaaa!" Keduanya asik menggelitiki Farel yang sudah mulai terbangun dan tertawa terbahak-bahak.

"Udah udah! Berhenti.. hahaha.."

Caca tertawa senang. Mereka pun menghentikkan kegiatan mereka. Caca duduk diatas paha Farel yang tengah mengatur napasnya.

"Kalian tega ya," canda Farel berpura-pura marah. Ia terduduk kemudian melipat tangannya didepan dadanya. Caca duduk disebelah Farel kemudian mencium pipi kiri Farel.

"Papa mah ngambek! Gak seru," ujar Caca.

"Pokoknya papa marah!" rajuk Farel. Dirinya sangat suka menjahili kedua perempuan yang disayangi-nya ini.

"Ah, papa! Caca minta maap," ucap Caca seraya memeluk Farel dengan erat, kemudian ia mencium kedua pipi Farel secara bergantian.

"Muachh!" seru Caca ceria. Keisya yang tengah duduk ditepi kasur hanya tersenyum bahagia melihat keduanya.

Sincerity  [✔]Where stories live. Discover now