35 || Glad-Lis

1.2K 69 3
                                    

⚠️⚠️⚠️
Kalau ada yang membingungkan,
ikuti aja dulu alurnya. Nanti juga
tau sendiri..
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Author POV

"Rel! Lo ingat waktu di Resto, yang waktu lo bilang mau keluar ambil macbook itu. Inget kan?" tanya Ramya antusias karena telah menemukan jawabannya.

"Eumm..ah, iya. Gue inget. Kenapa?"

"Waktu itu kan gue juga baru balik dari toilet, ga sengaja liat ada pelayan dateng ke meja Keisya. Pakaiannya serba beda dari pelayan yang lain. Kan gue curiga, makanya gue liatin tuh. Ngintip ceritanya. Tapi gak terjadi apa-apa. Yaudah gue baru samperin Keisya. Dan bla bla bla sampai Keisya bilang milkshake dia rasanya gak enak. Padahal punya kita-kita enak tuh," jelas Ramya panjang lebar dan hanya dimengerti oleh Alan seorang. Ah, kekasih pengertian.

"Tunggu, Ramya. Jadi, ada pelayan misterius yang beda dari yang lain dan berusaha mencelakai Keisya? Masa iya, Keisya punya haters sampai ke Korea sih?" celetuk Hanna. Farel menepuk jidatnya atas perlakuan mama nya ini. Di kala genting memikirkan nasib Keisya, ia malah nyambung ke haters.

"Apa restoran itu masih punya cctv empat bulan yang lalu ya?" gumam Ellis yang masih bisa didengar oleh keempat-nya.

"Cari tau aja, tante!" saran Alan.

"Bagaimana? Kita ke Korea gitu?" tanya Ellis.

Farel menggeleng cepat. "Jangan langsung ke Korea. Coba cari di website dulu. Barangkali ketemu nomor restoran itu dan bisa dibicarakan lewat telepon dulu. Setuju gak, tante?"

Ellis dan Hanna tampak berpikir sejenak mempertimbangkan saran dari Farel. Sedangkan Ramya yang cepat tanggap langsung membuka ponselnya dan mulai menjelajah website Sibdae Segye.

"Rel, ini bukan sih?" tanya Ramya seraya memperlihatkan isi ponselnya pada Farel yang berada disampingnya. Farel melihat ponsel itu dengan seksama lalu mengangguk.

"Bisa jadi. Tapi boleh dicoba. Gimana tante? Mau coba telepon? Ini semua gak bisa dibiarin. Dia bisa merenggut nyawa Keisya yang jelas-jelas gak punya salah sama orang itu. Ceblosin aja ke penjara atau gak sekalian bunuh!" cerca Alan seraya meninju tangannya ke udara.

Ramya menatap Alan ngeri namun diangguki juga ide gila nan masuk akal dari Alan.

"Boleh. Kalian bisa bantu kan?"

Ketiga nya mengangguk mantap. Farel berjalan mendekati Keisya yang masih terbaring lemah.

"Tante tad--"

"Panggil bunda aja, biar enak," potong Ellis yang dibalas senyuman kikuk dari Farel.

"I-iya bun. Sebenarnya, tadi Keisya sempat sadar dan ngobrol sama Farel."

"Benar kah?! Kalian bicara apa?" tanya Ellis. Farel merasa hatinya berdesir begitu mengingat obrolannya dengan Keisya.

"Farel-- em, maksudnya, Keisya seperti lupa ingatan gitu, bun. Keisya kenal sama Farel, Ramya, Alan, tapi saat Farel bertanya tentang Enelis ataupun Tata, dia gak kenal sama mereka."

Ellis mengangguk mengerti lalu menepuk pundak Farel. "Sebelum dia disini. Terakhir bertemu dengan siapa?"

"Kami bertiga, bun. Kenapa?"

"Bunda kira dia terkena Amnesia Lakunar. Dimana dia lupa akan sesuatu secara acak. Kemungkinan besar, dia tidak ingat kejadian yang berhubungan dengan Enelis maupun Tata. Tapi, bukan kah itu suatu hal yang baik? Mereka membuat Keisya menjadi murung. Tapi tetap saja, itu tidak bisa dibiarkan. Harus melakukan pengobatan agar kembali ingat total."

Farel mengangguk. "Iya! Jadi Keisya bisa lupa kejadian dimana Keisya putus sama Farel," sahut Ramya yang membuat mata Hanna terbelalak.

"Kamu udah putus?!" tanya Hanna seraya menggucangkan tubuh anaknya itu.

"I-iya."

"Kenapa? Gimana bisa?"

"Kei gak sengaja liat Gladis cium bibir Farel, ma."

Farel tertunduk, takut-takut ibu nya marah dan menyalahkan Gladis. Ramya menatap Farel tajam.

"Lo main sama tiga cewek sekaligus, Rel?!" teka Ramya yang sudah emosi mendengar nama gadis lain lagi selain kedua cewek murahan itu.

"Dia ambil alih lagi?" tanya Hanna pelan. Farel mengangguk dan yang lainnya menatap keduanya bingung. Tak mengerti tentang siapa kah Gladis?

"Kalian, tolong jangan emosi dulu. Ini bisa dibicarakan baik-baik," ucap Hanna penuh kesabaran.

"Jelasin, tante," pinta Ramya lembut.

"Rel, kamu berhak jelasin," suruh Hanna pada Farel yang tengah sibuk menatap Keisya yang pucat dan lemas.

"Kalian tau kalau Enelis berkepribadian ganda kan? Gue udah cerita belum sih?" tanya Farel.

"Keisya yang bilang," sahut Alan yang diangguki oleh Farel.

"Gladis itu kepribadiannya yang kedua dan dia itu..." jeda Farel

"Lanjut! Gak usah kebanyakan jeda!" terka Ramya dengan emosinya. Alan mengelus punggung Ramya agar ia tenang dan terbawa emosi.

"Gladis cinta pertama gue."

"Mantan?" tanya Alan.

"Bukan. Dulunya kami saling suka, hanya saja orangtua Gladis gak suka kalau dia dekat sama gue. Jadilah kita berteman saja, tapi layaknya orang berpacaran."

"Cara bedain Enelis dan Gladis?" tanya Ramya yang masih sanggup menahan emosinya.

"Enelis itu wajahnya tenang, damai. Dia manja, periang, ramah, murah senyum. Dan Gladis, wajahnya lebih terlihat jutek, cuek, seratus kali lebih manja sama Farel dibanding Enelis, jarang senyum dan pendiam. Gladis akan berbuat sesuka hatinya demi mendapat apa yang ia mau. Kalau Enelis tak akan melakukan hal kasar karena dia anak baik-baik sebetulnya," jelas Hanna yang tidak bisa dikomentari lagi oleh Ramya.

"Jadi, yang selama ini gila sama Keisya itu Gladis?!" tanya Alan yang diberi pukulan oleh Farel.

"GLADIS GAK GILA!" bentak Farel yang membuat seisi ruangan diam tak berkutik.

"Oh, oke Farel. Lo masih cinta sama Gladis! Keliatan banget sama sikap lo barusan. Lalu? KEISYA PELARIAN, GITU?!" bentak Ramya gantian.

"Gue sayang sama Keisya," ucapnya pelan.

"KENAPA LO SAMPE SEGITU NYA, GAK TERIMA KALAU ALAN BILANG SI GLADIS GILA?"

"Dia udah gue anggap sahabat sendiri."

"Ah, masa bodoh!" ucap Ramya seakan tak peduli lagi dengan pembahasan ini.

"Lan, telpon Sibdae Segye sekarang!" pinta Ramya seraya memberikan nomor restoran itu yang sudah dicatatnya sejak tadi.

"Aku? Kamu kan tau kalau aku gak bisa bahasa korea," ucap Alak tak terima.

Ramya menghela napas jengah.

"Bahasa inggris lah!"

"Kamu gak ingat kalau aku goblok pelajaran inggris, huh?" Ramya menepuk jidatnya frustasi.

"Yaudah, gue aja."

====

"annyeonghaseyo, jeoneun indonesia chulsin-ibnida. naneun mudgo sipda. ne dal jeon-e gamsi kamela gilog-eul bogwan hae dwoss-eo?"

To Be Continue
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Aw..Enellis serem, kok jadi creepy yaw? Wkwk🌚

Hoho,, jadinya kesel sama Enelis atau Gladis nih?

Vote n komen yaa

Sincerity  [✔]Where stories live. Discover now