11 || Proven

1.9K 106 1
                                    

"Ini yang ku lihat saat ini."
-Farellio Devandra-
[Farel POV]
____________________________________

Gue menatap sendu Keisya yang terbaring lemas di kamarnya. Sudah sedari tadi gue dan Ramya menunggu Keisya hingga sadar. Namun Keisya tak kunjung sadar. Gue cemas. Takut sesuatu akan terjadi pada Keisya.

"Jangan berantem," ucap Ramya tiba-tiba.

"Siapa?" Gue bertanya balik karena belum mengerti maksud perempuan didepan gue ini.

"Lo."

"Gue?" Ramya mengangguk.

"Jangan berantem sama Jefan. Itu cuma memperburuk keadaan." Gue menghela napas kasar. Ingin sekali gue membunuhnya jika itu tidak termasuk dosa.

"Iya." Gue memalingkan wajahku dari Ramya yang sedari tadi menatap gue.

"Ngapain lo liatin gue?" tanya gue ketus. Ramya tersentak lalu melihat Keisya.

"Keisya, bangun dong. Capek nih nungguin lo tidur. Gue juga ngantuk. Liat noh, udah malem."

Memang sekarang sudah jam 8 malam. Sudah 4 jam Keisya seperti ini. Tidak seperti kebanyakan orang, Keisya hanya terkurung di gudang lalu pingsan selama ini.

"Kok lama sih?" tanya gue pelan pada Ramya yang tengah mengusap tangan Keisya.

"Wajar sih..."

"Hah? Wajar apa-nya?" Aku sedikit ngotot atas jawaban Ramya.

"Ya, wajar! Keisya itu phobia gelap. Gudang itu gelap, udah gitu banyak debu, kurang oksigen."

Oke, gue paham. Gue juga baru tau.

"Oh. Maaf deh, kan gue gak tau." Ramya memukul paha gue keras hingga gue meringis kesakitan.

"Kok mukul?!"

Ramya berdecak kesal.

"Lo itu gimana sih? Katanya sayang, tapi kok gak tau kalau dia ada phobia. Sama aja lo belum sepenuhnya kenal Keisya."

Gue hanya diam. Gue memang sering curhat tentang perasaan gue sama Ramya. Cuma Ramya yang ngerti gue. Alan? Ah, dia mulut ember. Susah ajak omong bocah tengik itu.

"Hello..Ramya! Gak baik lho lama-lama sama cowok lain sedangkan kamu udah punya pacar.."

Alan menyembulkan kepalanya dari luar. Melihat kami dari ambang pintu.

Gue menahan tawa melihat sikap sok kalem Alan. Tampangnya tidak cocok dengan sikap palsunya ini. Ya, walaupun Alan memang baik sih.

"Eh, sono! Pacar lo kangen..." Sepertinya Ramya merajuk. Hahaha! Sudah, biarkan saja. Lagi pula ada Alan.

***

***

Gue menatap Keisya dalam. Memandang wajah tenangnya ketika tidur. Tangan gue mengambil tangan kirinya lalu gue usap perlahan.

Gue suka wajah tenang itu. Hanya saja, Keisya sedikit pucat. Itu membuat gue merasa bersalah. Seharusnya tadi gue gak biarin Keisya sendirian.

Sincerity  [✔]Where stories live. Discover now