15 || My Boy

1.6K 107 13
                                    

Kini kami tengah berada dimobil Farel. Ralat, mobil ayah Farel. Aku sangat tidak sabar. Hari ini aku sangat dibuat penasaran oleh kejutan dari Farel. Kira-kira apa ya?

Apa aku akan dipertemukan dengan Jungkook?

Atau Alan dan Ramya ingin menikah?

Ah! Pikiranku melayang dengan liar. Tentu saja tidak mungkin. Itu kejutan untukku!

"Kei? Lo ngelamun?" tanya Ramya yang duduk disebelahku. Aku pun baru tersadar bahwa kami telah sampai disebuah apartemen.

"Ah, enggak."

"Yuk," ucap Farel seraya menggenggam tangan kananku untuk masuk.

Apartemen ini lebih besar dan lebih tinggi dibanding apartemen yang kami tempati selama di Korea.

"Kita mau kemana?" tanyaku. Farel hanya menoleh sekilas sambil tersenyum.

"Tunggu ya. Jangan kemana-mana!" pinta Farel dengan perlahan melepas genggaman tangan.

Aku mengangguk. Aku mengikuti ketika Alan dan Ramya mengajakku ke taman belakang apartemen ini. Mataku dibuat takjub oleh pemandangan didepanku ini. Sungguh indah.

Lampion dimana-mana. Lampu berkelap-kelip ditepi kolam renang. Balon bertebaran disekeliling kami. "Siapa yang ulang tahun?" tanyaku spontan.

"Bagus banget, gila!" jerit Ramya. Alan langsung membekap mulut Ramya bak seorang penculik handal. Ramya meronta-ronta minta dilepaskan.

"AAAA! MONYETKU!" latah Alan sembari mengusap telapak tangannya yang digigit oleh Ramya. Aku tertawa terbahak-bahak melihat tingkah usil mereka.

Mereka cocok. Aku adalah pendukung fanatik mereka.

"Sayang, Ramya lapar. Beliin makanan ya?" ucap Ramya sembari memeluk lengan Alan manja.

Alan mengusap rambut Ramya dengan lembut lalu tersenyum. "Oke, cayang!"

Alan dan Ramya berpamitan padaku. Mereka bilang, mereka ingin membeli makan.

Sebenarnya apa kejutannya? Kenapa aku ditinggalkan sendiri?

"Kamu...." Aku menoleh cepat begitu melihat Alan di sebrang kolam renang. Ia memegang secarik kertas. Ramya ada disana. Lebih tepatnya disebelah Alan seraya memeluk lengan Alan.

"Kamu membuat jantung ini berirama. Membuat hari-hariku terasa lebih berwarna. Terbebas dari kata kesepian. Tawa mu mampu menular padaku. Tingkahmu membuatku tersenyum bahkan tertawa. Aku suka dirimu. Apapun yang ada pada dirimu, semuanya aku suka. Kamu, bolehkah aku, Farellio Devandra Keanno, bersinggah dihati mu dan selalu menemanimu kapanpun?"

Air mataku mengalir deras. Baru pertama kalinya aku diperlakukan seperti ini. Biasanya, jika seorang laki-laki menyatakan cinta padaku, mereka hanya memberikan surat maupun coklat.

"Farel...." ucapku lirih.

Farel mendekat kearahku. Dia memegang boneka beruang yang memegang hati. Dia memegang tangan kiriku.

"Kalau boleh, ambil boneka ini."

"Farel! Gue mau bonekanya tapi gak mau nerima. Gimana dong?" celetuk Ramya yang merusak suasana. Alan menimpuk Ramya dengan salah satu sepatu yang ia kenakan.

"Babi." Ramya menatap Alan jutek. Mereka beradu tatapan tajam.

.

"Kei?" Aku kembali tersadar bahwa Farel masih menungguku.

"Oke." Aku mengambil boneka lucu itu dan memeluknya erat.

Farel tersenyum sumringah. "Makasih.."

Aku mengangguk lalu memberanikan diri memeluk tubuh Farel. Aku menopang daguku di pundaknya. Aku merasa sindrom itu muncul.

Kalau di ibaratkan dengan penyakit parah lainnya. Sindrom cinta ini sudah memasuki stadium akhir.

"Jangan buat aku patah hati untuk yang pertama kalinya ya?" ucapku pada Farel.

Farel mengeratkan pelukannya lalu mengangguk.

"Aku janji. Aku juga janji, kalau aku mengingkarinya, aku berhak pergi darimu dan kamu bisa mencari laki-laki lain yang lebih baik, Keisya."

Aku merasakan napas Farel dan detakan jantungnya yang begitu cepat dalam pelukan ini. Aku tak sengaja melihat bibir Farel yang hendak mengenai pipiku.

"HUAAAAA!!!" Pelukan kami terlepas begitu saja. Begitu juga dengan aksi Farel. Bisa kulihat Farel menatap tajam Ramya yang baru saja berteriak.

"Sialan!" umpatnya.

"Hadir!" celetuk Alan dari balik punggung Ramya.

Ramya memukul keras kepala Alan yang tak bersalah itu.

"Lo ganggu tau!" ucap Ramya pada Alan.

"Lah! Lo yang ganggu. Ngapain teriak?" balas Alan tak kalah sewot.

"Lo ganggu!"

"Lo! Ramya!"

"Ish! Pokoknya Alan!"

"BERISIKKK! SAMA AJA LO BERDUA!" teriak Farel menyudahi pertengkaran mereka. Aku hanya bisa tertawa melihat mereka.

"BERISIK LO! BARU JADIAN AJA BELAGU!" teriak balik Ramya dan Alan kompak.

****

Hei,,

Tayo

Bdo.. dah jadian yee
Akhirnya Keisya punya pacar :')

Kalian kapan punya pacar?
Aku si nanti :v

Vote n komen y..

Sincerity  [✔]Where stories live. Discover now