39 || Child

1.4K 68 2
                                    

"PAPA?! APA MAKSUDNYA? LO-- LO UDAH NIKAH ATAU GIMANA?!"

Cowok terpaut setahun lebih tua dari Ramya itu tersentak. Begitu pula dengan perempuan dihadapannya.

"Ramya?"

"Iya! Ini gue! Ngapa? Kaget?!" tukas Ramya kelewat nyolot. Matanya sudah membulat, bola matanya nyaris lompat dari tempatnya.

"Gue bisa jelasin," ucap cowok itu.

"Jadi, selama ini lo kemana, huh?!"

"G-gue.."

"Bentar! Apa lo tau Keisya lagi dimana?" tanya Ramya disengaja. Ingin tau, apa cowok dihadapannya ini masih peduli dengan keluarganya.

"Dirumah, mungkin?" ucapnya santai, tak berdosa.

Ramya menempeleng kepala cowok itu dengan kasar. Emosinya sudah memuncak. Alan hanya bisa memegang tangan kanannya seraya mengusapnya agar ia tetap bisa mengendalikan emosinya.

"SEE? BAHKAN LO GAK TAU, ADEK LO LAGI DI AMERIKA!"

"Amerika?!"

"Galen, dia siapa? Ini ada apa?" tanya perempuan tak dikenal itu.

"DIAM LO!" bentak Ramya tak segan-segan. Galen yang terkejut ketika Ramya membentak perempuan itu segera membekap mulut Ramya dan membawanya keluar cafe.

"Lo apa-apaan sih?!" ucap Galen ketus. Ramya menghempaskan tangan Galen yang menutupi mulutnya dengan kasar.

"Lo yang apa-apaan! Kemana aja selama ini?"

"Jawab gue dulu! Kenapa Keisya ke Amerika?!" tanyanya memaksa.

"Kok lo yang nyolot?! Lo yang harusnya jawab pertanyaan gue dulu!"

Galen memijat pelipisnya lalu menarik napasnya pelan.

"Oke, oke. Semenjak hari itu, gue tinggal di salah satu Villa peninggalan ayah kandung gue. Kalau soal perempuan tadi, dia pacar baru gue," jawabnya dengan nada sendu di akhir kalimat.

"Cepet juga ya, lo bisa move on dari Kak Le!" sentak Ramya yang sudah tidak bisa mengendalikan emosinya.

"Gue berusaha."

"Masa bodoh dengan usaha. Lalu? Siapa bocah itu?! Anak lo? Diluar nikah?!" cerocos Ramya tanpa menyaring kata.

"Namanya Kekei. Dia anak angkat gue. Gue butuh penghibur lebih dari dia, Vani. Awalnya Kekei tinggal di panti asuhan."

Ramya menghembuskan napasnya kasar. Tidak ada sedikit pun rasa bersalah yang menyelimuti pikirannya, walaupun ia sudah menuduh yang tidak-tidak perihal perempuan dan gadis kecil itu.

"Oke," balas Ramya singkat.

"Gantian. Kenapa Keisya ke Amerika?"

"Berobat."

"Sakit apa?!"

Ramya mulai menjelaskan secara detail dari awal keluhan Keisya, penyebab semua ini, sampai Keisya dilarikan ke Amerika untuk pengobatan lebih lanjut.

****

Alan mengacak rambutnya frustasi karena Ramya mendiamkannya seharian.

Kemarin, sepulang dari cafe, Ramya memaksa Alan untuk menemaninya mengabari Ellis perihal Galen yang sudah ia temukan. Tapi, karena cuaca tidak mendukung. Terlebih lagi Alan membawa motor. Jadi mereka bisa kehujanan.

Hal sepele memang.

"Ramya, jangan ngambek dong!" ucap Alan, entah sudah yang keberapa kali nya.

Sincerity  [✔]Where stories live. Discover now