01 || Approach?

5.4K 220 11
                                    

Dipercayakan oleh pihak sekolah untuk mengikuti lomba? Siapa yang tidak senang akan hal itu. Begitu juga dengan Keisya. Baru saja ia dipanggil oleh Bu Zora untuk mengikuti lomba kolaborasi ekstrakurikuler Model-Photography, perwakilan untuk sekolahnya, SMA Dandellion.

Lomba itu mengharuskan dua siswa menggabungkan bakatnya menjadi satu, dan Keisya pun terpilih sebagai perwakilan ekskul model. Untuk lomba kali ini, SMA Dandellion akan bersaing dengan SMA Vans.

"Jadi, lo kolab sama siapa?" tanya Ramya kepada Keisya yang tengah sibuk mengaduk-aduk teh pesanannya. Keisya menggelengkan kepalanya.

"Aku gak kenal. Namanya Farel, anak kelas sebelah. Dia perwakilan dari ekskul photography." Keisya menjelaskan semua yang dikatakan oleh wakil kepala sekolahnya tadi kepada Ramya secara rinci agar gadis itu mengerti.

Ramya menautkan sebelah alisnya. Ia mendekatkan wajahnya pada Keisya.

"Terus, kenapa lo lemes? Farel itu cogan kan?"

Ramya adalah gadis yang periang. Dia itu seperti perempuan kebanyakan. Menyukai yang manis-manis, termasuk laki-laki yang menurutnya tampan. Ramya akan dengan senang hati memutuskan pacar lama untuk yang baru tanpa memikirkan perasaan Sang mantan. Kejam.

"Biasa aja." Ramya berdecak kesal.

"Gemes gue sama lo. Kapan lo jatuh cinta, Kei? Lo udah remaja! Udah anak SMA!" Keisya hanya menanggapi nya dengan wajah datar sembari mengedikkan kedua bahunya.

Ramya menepuk jidatnya lalu mendengus pasrah.

"Oke, terserah."





🌻🌻🌻








Bel pulang berbunyi nyaring. Keisya menarik tas Ramya agar berhenti berjalan. Ramya berbalik lalu berdecak kesal. Rupanya ia tengah merajuk.

"Apa?" tanya-nya ketus.

"PMS mba?" Ramya menggeleng tanpa mengalihkan pandangannya kedepan.

"Temenin ke IPS 1." Senyum Ramya seketika merekah. Dengan semangat, Ramya menarik tangan Keisya menuju kelas XI IPS 1 yang letaknya tak jauh dari kelas mereka, XI IPS 3.

"Ketemu Farel kan?" Keisya mengangguk. Ramya menunggu Keisya masuk ke dalam kelas itu. Beberapa detik kemudian, Keisya belum juga melakukan apapun.

"Ngapain diem?" tanya Ramya ketus.

"Malu." Ramya geram. Dengan cepat, Ramya masuk ke dalam kelas itu lalu meneriakki nama seseorang dengan suara cempreng nya. Mendengar itu, Keisya memukul lengan Ramya cukup keras.

"Gak usah teriak-teriak napa! Gak malu?!"

Ramya menyeringai lebar. Tak lama kemudian, merasa pundaknya ditepuk oleh seseorang, Keisya menoleh kebelakang dan mendapati seorang laki-laki berdiri tepat dibelakangnya.

"Nyari gue?" Itu Farel. Entah kenapa, Keisya menjadi gugup seketika. Dia tidak ahli dalam berinteraksi dengan makhluk berjenis laki-laki. Melihat itu, Ramya berlari kecil kearah mereka lalu berdeham sambil merapikan rambutnya.

"Lo Farel kan? Nih, dia mau ngomong sama lo. Penting! Jadi, pergilah kalian ke tempat sunyi nan tentram. Ungkapkan lah apa yang ingin kalian katakan. Saya, Ramya, pamit undur diri. Terima kasih," cerocos Ramya yang bermaksud menggoda Keisya yang semakin gugup.

Seperti apa yang dikatakan Ramya barusan, dia melenggang pergi dari situ. Farel tertawa kecil. Dia menggelengkan kepalanya kemudian menyapa Keisya dengan ramah.

"Soal kolaborasi?" tanya Farel. Keisya mengangguk cepat.

"Ke taman?" Farel mengajak Keisya untuk berbincang-bincang di taman belakang sekolah.

"Gimana? Kapan kita mulai? Gue sih, siap kapan aja." Farel memulai pembicaraan. Keisya hanya diam sambil menunduk malu.

Farel terkekeh kemudian menarik dagu Keisya agar menatapnya. "Kenapa sih? Gue gak gigit kok."

Keisya menggigit bibirnya, gugup. Kemudian dia menggeleng cepat. "Yaudah. Aku ikut kamu aja. Aku bisa kapan aja kok. Lokasi aku serahin ke kamu. Aku terima semua keputusan kamu, hehe..."

Farel tak menjawab. Ia malah menatap Keisya dengan intens dengan senyuman manisnya. Setelahnya, Farel mencubit pelan pipi Keisya.

"Lo lucu."











Bersambung...

Vote and Comment yap, thankyou♡

Sincerity  [✔]Where stories live. Discover now