♡12

13.6K 1.1K 120
                                    

Maaf kawan-kawan, nggak tau deh hari ini bisa update atau enggak. Dari Surabaya...capek 😩😌.

Kalau update, berarti rejeki kalian😊😊😊.

💕💕💕

Teman-teman sekelas agak heran Mia kembali sering absen. Tapi mereka tak bertanya lebih lanjut karena menganggap Mia masih sakit. Apalagi sesekali juga masih pingsan.

Ya, karena Mia warga Surabaya sehingga harus bolak-balik kesana untuk mengurus pernikahannya.

Kemudian, dengan berjalannya waktu mungkin alam bawah sadar Mia memberitahu tubuhnya bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi, sehingga kondisi badannya berangsur membaik.

Wajah Mia juga sudah tidak pucat. Berat badannya perlahan naik. Membuat semua yang sudah membantu merawatnya lega dan bersyukur sekali.

"Yakin enggak capek? Semalam habis ngerjain tugas kata Mbak Ai." Tanya Rahil sebelum menyalakan mesin mobil.

"Iya." Mia mengangguk.

"Ya sudah."

Rahil pun menyalakan mobil dan menyusul Ai juga Rene yang sudah pergi lebih dulu. Sebelumnya menjemput Tita.

Sebetulnya Mia agak minder kalau jalan bersama calon Mama mertua dan Kakak iparnya. Keduanya berbaju syari sementara dirinya tomboy. Karena Rahil bilang tidak apa-apa dan pelan-pelan saja, ia pun sedikit tenang. Tapi calon suaminya itu lebih suka saat jalan bersamanya atau keluarganya, ia mengenakan rok dan blus. Bukan T-shirt dan celana. Celana pun minimal palazzo. Jadilah ia hari ini mengenakan maxi denim ringan warna biru yang kasual tapi manis.

"Itu baju yang beli sama Mama minggu lalu?" Tanya Rahil tanpa menoleh.

"Iya." Mia mengangguk.

"Cantik kan kalau pakai rok." Ujar Rahil tanpa maksud memuji tapi berhasil membuat pipi Mia memerah. "Nanti beli lagi."

"Tidak usah, Pak." Tolak Mia cepat. "Kemarin Mama sudah beliin lima. Satu formal, satu semi formal, tiga kasual. Ini salah satunya." Ia ngeri harus membayangkan berapa duit lagi yang harus keluar karena sebelumnya saja calon Mama mertuanya sudah keluar uang hampir satu juta. Hanya saja yang tidak diketahuinya itu uang Rahil.

"Kita lihat nanti saja. Tapi hari ini tetap belanja juga buat beli seserahan."

"Iya."

Tak lama mereka sudah sampai di depan kost Mia dimana Tita sudah menunggu. Karena tahu siapa yang mengajak pergi, Tita juga mengenakan tunik selutut menutupi celana pensilnya.

Dan begitu Tita masuk mobil, Rahil langsung menyalakan mesin dan segera menuju mall tempat mereka akan makan siang bersama.

"Kita kemana dulu, Mia?" Tanya Tita dari jok belakang.

Mia menoleh pada Rahil. "Kemana dulu, Pak?"

"Kata Mama sih belanja dulu." Jawab Rahil.

"Oh. Oke." Tita mengangguk.

Selama perjalanan menuju mall, kedua sahabat itu asyik berceloteh hal random. Rahil hanya jadi pendengar setia. Tidak menanggapi tapi kadang ikut tersenyum.

Ketika akhirnya sampai di mall, ketiganya segera menuju tempat janjian.

Begitu bertemu Frannie dan Rashad, mereka segera salim.

"Cantik kan pilihan Mama?" Ujar Frannie pada Rahil, merujuk pada baju Mia. "Nggak emak-emak style kan?"

Sementara Rahil mengangguk sambil memberikan jempolnya, Mia menunduk dengan wajah tersipu.

Elle S'appelle MiaWhere stories live. Discover now