♡1

24.2K 1.4K 209
                                    

Holaaa apa kabar? Mas Rahil datang nih...yuk belajar bahasa Inggris bareng 😁😁😁

🍛🍵

Rahil memasuki kantin kampus seorang diri. Menunggu Kakak iparnya yang juga rekan sesama dosen lama, keburu perutnya kelaparan.

Ia melewati segerombolan mahasiswi dan mahasiswanya. Salah satunya si gadis mungil, ceria nan tomboy berambut bob seleher dengan poni malah membuatnya tampak imut.

Mereka tersenyum menyapanya yang dibalasi dengan anggukan dan senyuman juga.

"Tumben ke kantin, Pak?" Tanya Ridwan, salah seorang mahasiswanya yang sekelas si gadis mungil itu.

Rahil mengangguk. "Iya nih. Perutnya sudah demo terus. Duluan ya?"

Ridwan mengangguk sambil tertawa. "Iya, Pak. Silahkan."

Rahil segera menuju salah satu penjual nasi. Akhirnya ia pilih nasi campur dan minumnya teh panas. Sambil menunggu pesanannya, ia mencari meja dan duduk disana. Kebetulan posisinya bisa mengawasi si mungil itu.

Baru kali ini Rahil tertarik memperhatikan seseorang. Mahasiswinya lebih tepatnya. Biasanya ia cuek saja dan semua dianggap sama. Bukan berarti si mungil itu istimewah juga. Mungkin karena saat di kelas dia satu-satunya yang selalu senang hati duduk di depan sendiri. Sangat berbeda dengan teman-temannya yang lain. Ya, mungkin itu salah satu faktor yang membuat si mungil itu menarik perhatiannya.

Tak lama akhirnya nasi campur dan teh panasnya datang. Setelah mengucapkan terima kasih, ia langsung makan.

Saat nasinya habis separo, Rene, Kakak iparnya datang sambil membawa teh botol dingin.

"Nggak pesan makan?" Tanya Rahil.

Rene menggeleng. "Tadi Aisha bawain bekal."

Rahil menatap Kakak iparnya itu dengan sedikit menyipit. "Kayaknya Mas Rene lebih cerah ceria ya?"

"Masa sih?" Tapi tak urung Rene tersenyum lebar.

"Aura pengantin baru kali ya? Lagian...cutinya bentar amat? Kayak bule gitu honeymoon sebulan...ini cuma seminggu. H-3 sampai H+4." Komentar Rahil lagi.

Kedua alis Rene terangkat. "Yang bule siapa? Lagian ngabisin duit sebulan buat jalan-jalan aja? Mubazir." Ia meminum tehnya sebentar. "Di rumah juga bisa bulan madu. C'est pareil (sama aja)"

Rahil nyengir. "Iya juga sih."

"Sahil katanya nanti kesini?"

Rahil mengangguk. "Iya. Jemput aku. Kan berangkatnya tadi diantar dia."

"Oh...patut nggak lihat mobil kamu." Rene manggut-manggut. "Eh, ngomongin mobil...ngomong-ngomong Aisha bisa nyetir nggak sih?"

"Bisa kalau nggak lupa. Yang matic tapi." Rahil kembali menyipit ke arah Rene. "Mas mau beliin Mbak Ai mobil?"

"Nggak sih. Cuma kan selama ini ada aja yang anter-jemput dia, takutnya kalau tiba-tiba aku nggak bisa antar-jemput gitu..."

"Ya sudah sih, biar aku yang antar-jemput." Tawar Rahil.

"Gitu?" Rene tampak sungkan. "Tapi..."

"Mbak Ai kan Mbakku..."

"Ya sudah."

Sepuluh menit kemudian keduanya sudah berada di kelas masing-masing.

Setelah mengucap salam dan ngobrol basa-basi, Rahil menulis beberapa kalimat di papan tulis.

"Okay, today we will learn about Punctuation of Adjective Clauses." Kata Rahil.

*A. The professor who teaches Chemistry 101 is an excellent lecturer.

Elle S'appelle MiaWhere stories live. Discover now