-39-

2K 240 5
                                    

Segera setelah menginjakkan kakiku didalam rumah, hal pertama yang kulakukan adalah mencari keberadaan kakakku. Aku meluncur kekamarnya dan mengetuk pintu kamarnya.

"Masuk" terdengar sahutan dari dalam.

Dengan sedikit ragu, aku membuka pintu perlahan dan menengok kedalam kamar. Kak Bella hanya menoleh sekali dan melanjutkan kegiatannya. Dia sedang memakai make up, dia juga menggunakan dress rapi. Apa dia pergi ke suatu tempat?

"Ini aku.. Apa kakak mau pergi ke suatu tempat?" Tanyaku masih dengan posisi badan diluar dan hanya kepala yang melewati pintu.

"Ya. What do you want?" Sergah kak Bella. Dia masih memperlakukanku dengan kasar. Kapan kemarahannya akan mereda? Apa akan mereda? Tentu saja. Aku punya buktinya.

"Kakak punya waktu sebentar? Aku ada perlu sama kakak, penting." Aku berusaha untuk tidak terpancing emosi.

"I don't have time now. Vino bentar lagi dateng jemput kencan." Jawabnya sambil memilih dan memilah aksesoris yang ada dilacinya.

Ah.. Jadi dia akan pergi dengan Vino. Apa ini bukan waktu yang tepat? "Oke.. kalo gitu besok?" Aku membuka lebar pintu kamar, dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama menginjakkan kakiku dikamar kak Bella lagi.

"Nope. Gue sibuk. Actually, I don't think I will have time for you. Ever" ucapnya santai dengan nada mencemooh.

Aku menggertakkan gigiku, mencoba menahan emosi yang mendesak keluar dari mulutku. Ingin sekali aku membalas kata-kata kasarnya. Tapi lagi-lagi aku mengalah dan mencoba bersabar. "Please don't say things that you will regret." Aku tidak ingin kakak mengucapkan kata-kata yang akan disesalinya nanti.

"Jangan khawatir. I won't" sahutnya. Dia kemudian keluar dari kamarnya begitu saja, meninggalkanku.

Aku setengah berlari menyusulnya. "Aku bener-bener butuh ngomong sama kakak." Seruku tapi tidak dihiraukannya. "Aku diterima kuliah di Italia, I will leave soon" aku setengah berteriak, agar ucapanku terdengar olehnya.

Dia berhenti berjalan, membalikkan badannya dan menatapku. Aku berhasil mendapat perhatiannya. "Congratulation. When will you leave?" Tanyanya dengan senyum merekah. Apa akhirnya dia mau mendengarkanku? Aku membalas senyumnya dan berjalan lebih mendekat padanya. Belum sempat aku menjawab ucapannya, kak Bella kembali berkata, "Lebih cepat lebih baik. Makan malam denganmu terasa sangat tidak nyaman." Ucapannya membuat langkahku terhenti. Aaah... Jadi begitu maksudnya. Don't cry Kara, don't cry. Kamu kuat, jangan menangis lagi.

Aku hanya membalas ucapannya dengam senyuman. "Oke kak. Seperti permintaan kakak, aku bakal cari tiket pesawat secepatnya. Mungkin minggu depan kakak udah bisa lega karna aku udah pergi." Ucapku pelan. Remuk terasa hatiku, setelah apa yang kuperjuangkan untuknya, demi kebaikannya, sikap ini yang kudapat. "Aku bakal titipin barang ke Mama buat kakak. Kalo nanti kakak ada waktu, kakak janji harus dengerin ya. Anggep aja itu permintaan terakhirku, toh kita nggak akan ketemu dalam waktu yang lama."

"Sure. Tentu saja bakal aku luangin waktu, apasih yang nggak buat adik gue satu-satunya." Jawabnya penuh dengan sarkasme. "Oh dan kayanya gue g bakal bisa anter lo ke bandara deh. So... Goodbye" Kak Bella tersenyum dan melambaikan tangannya padaku, sebelum kembali membalikkan badannya dan pergi meninggalkanku yang masih berdiri terpaku tidak percaya dengan pendengaranku.

Aku menggigit bibir bagian dalamku dengan keras, menahan tangisan yang mendesak ingin keluar. Aku bahkah bisa merasakan anyir darah didalam mulutku. It is okay. Aku hanya perlu memberikannya pada mama, dan 75% progres selesai. Kak Bella sudah berjanji akan menontonnya. Sepertinya aku terlalu berharap banyak dengan sisa 25% progres terakhir, karena sudah pasti tidak akan terlaksana. Sisa 25% progres itu adalah pembalasan dendam. Aku tidak ingin sekejam Lala, aku hanya ingin agar bisa menghapus rekaman suaraku untuk tugas kuliahnya. Aku terlalu sakit hati untuk membiarkan Vino menggunakanku demi kepentingannya. Tapi sudahlah, rencana memang tidak selalu berjalan sesuai keinginanmu bukan.

Beautiful CurveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang