-5-

3.8K 296 8
                                    

Apakah semua perempuan suka belanja? Jika ada pertanyaan semacam itu, jawabanku adalah tidak. Ada perempuan yang sangat membenci belanja. Dan perempuan itu adalah aku. Itupun jika aku dianggap perempuan.

Aku sama sekali tidak paham apa asyiknya belanja. Bahkan orang-orang akan menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk memilih baju yang ingin dibelinya. Mereka akan mencoba begitu banyak baju, dan mengelilingi seluruh isi mall sebelum akhirnya kembali ke titik awal, dan mengatakan "oke sepertinya di toko yang pertama yang paling cocok untukku." Parah lagi, akhirnya mereka hanya membeli satu lembar baju setelah berkeliling seharian. Ugh bagaimana mungkin mereka tidak mematahkan kaki mereka? Apa kalian juga melakukan hal seperti itu?

Aku selalu menghindari ajakan berbelanja, maupun itu dari Dena ataupun kak Bella. Aku akan mencari apapun alasan agar aku tidak perlu menemani mereka belanja. Untuk mama, aku tidak bisa menolak jika mama yang mengajak. Seandainya aku ingin menolakpun, aku tidak berani. Mama selalu mengancamku dengan hal-hal yang berkaitan dengan kameraku. Kalaupun aku menyembunyikan kameraku, menjauhkannya dari jangkauan mama, dia akan selalu bisa menemukannya. Menyebalkan.

Sebenarnya, aku tidak berbeda dengan perempuan lain. Aku juga suka memilih model baju yang sedang in, atau sekedar baju yang akan menonjolkan identitas dan gayaku. Hanya saja, saat aku pergi berbelanja dengan mereka, aku sering kali berakhir merasa benci pada diriku sendiri, benci pada tubuhku. Kenapa? Karna saat kak Bella dengan mudahnya menemukan ukuran yang pas untuk badannya dalam sekali coba, aku harus mengitari seluruh mall untuk mendapatkan baju yang sesuai dengan ukuranku. Tidak jarang sampai akhirpun aku harus kembali kecewa karna tidak menemukan baju dengan ukuranku. Saat seperti itu, aku tidak akan lagi memikirkan baju yang akan membuatku cantik. Aku akan bersyukur menemukan satu lembar kain yang muat kupakai apapun modelnya. Dan sering kali itu hanyalah kaos oversize, ataupun baju berbahan jersey dengan corak penuh bunga seperti yang sering digunakan tante-tante dipasar.

Itulah kenapa aku sangat membenci belanja. Jika akhirnya aku hanya akan merasa kecewa, dan membenci bentuk tubuhku karenanya, lebih baik aku tidak belanja. Aku punya cukup banyak kaos yang masih layak pakai dan bisa kugunakan sehari-hari. Seperti saat ini, aku dan mama sedang ada di mall untuk membeli dress baru untuk acara promnite ku bulan depan.

"Mom we wont find it. Tidak akan ada dress dengan ukuranku. Sudahlah kita menyerah saja, ya? Aku tidak akan pergi ke acara promnite. Lagipula tidak akan ada yang mau mengajakku sebagai pasangannya" ucapku dengan menundukkan kepala. Entah kenapa mendengar ucapan pahitku sendiri, membuat hatiku seperti diremas. Sakit sekali. Aku berusaha menyembunyikan mataku yang saat ini memiliki genangan air mata yang dengan susah payah kutahan agar tidak jatuh.

Aku bukan orang yang mudah menangis. Bahkan aku sangat jarang menangis. Aku hanya menangis saat aku benar-benar merasa aku membenci diriku yang ada dalam lingkaran orang-orang berpenampilan sempurna. Mereka tidak tahu bagaimana rasanya jadi aku.

"Honey, dont you dare to say that. Kamu cantik dengan pesonamu sendiri. Jika tidak ada laki-laki yang menyadari hal itu, itu kerugian mereka. And we will find the dress that will suit you perfectly, believe me." Jawab mama sembari meletakkan telapak tangannya dilenganku. Pelan menepuk-nepuk lenganku mencoba menenangkan dan meyakinkanku.

"Apa gunanya dress kalau aku tidak pergi pada akhirnya. Lebih baik kita pulang, dan biarkan aku belajar untuk ujian nasional 2 minggu lagi." Gerutuku pelan, tapi aku yakin mama dapat mendengarkan. Karna dia menatapku tajam saat ini.

"If we cant find it here, I will bring you to a tailor. Kita bisa buat dress paling cantik, yang tidak bisa ditemukan orang lain ditoko manapun."

"Gak akan selesai dalam satu bulan kalo bikin kan" jawabku tidak mau kalah.

Beautiful CurveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang