Bonus 1 - Cooking With Love

Mulai dari awal
                                    

Emak menggeleng, "Enggaklah, Yah! Tenang aja. Rasanya mungkin gak terlalu wow, tapi yang penting masakannya itu benar-benar matang."

"Yakin sudah matang? Ayah kuatir entar pas si Ajie makan, Lily bakal gak pede buat masak lagi." 

"Jangan takut, Yah! Ajie itu pengertian banget, walaupun entar tuh masakan istrinya gak enak, dia pasti bisa tetap menyenangkan hati Lily."

"Baguslah kalo gitu. Terus, masakan si Lily yang buat kita itu harus diapain?"

"Ya dibuanglah! Siapa yang mau makan makanan kayak gitu??"

Lalu tanpa belas kasihan, kedua orangtua itu kembali ke dapur dan mengambil plastik, menumpahkan makanan yang dibuat putrinya dengan penuh cinta dan kasih sayang itu ke dalam tempat sampah. Sebesar apapun rasa cinta untuk sang putri, perut mereka juga harus dijaga.

Sementara di dalam mobil, Lily sudah mulai membayangkan respon sang suami saat melihatnya membawa makanan yang ia siapkan sendiri.

Sekarang kantor Presdir sudah pindah ke lantai 23. Lantai teratas Tower B. Luasnya empat kali lipat dari kantor sebelumnya. 

Meski hari libur, gedung GE tidak pernah sepi seperti kebanyakan komplek perkantoran. Karena ada mal, fasilitas umum dan kehadiran beberapa rekanan grup, perusahaan ini juga menerapkan aturan kerja shift bagi beberapa departemen. Karena itu, kesibukan kantor hampir sama saja seperti hari biasa.

Saat membuka pintu ruang kerja suaminya, ternyata di dalam ada Amy dan Danu. 

"Hai, Bu!" sapa Danu sambil mendekati Lily, menyalaminya.

Lily mendekati meja kerja suaminya dan menyapa Amy, "Loh, ikutan lembur, Mbak?" tanyanya sambil menoleh ke arah Ajie. "Halo, Sayang!"

Ajie yang sedang mengetik cepat di laptopnya, berhenti sejenak, tersenyum pada sang istri sambil balas menyapa, "Halo, Sayang! Mau ikut bantuin?"

"Enggak ih, Lily datang sebagai istri yaaa. Bukan sebagai sekretaris. Ini hari libur." Bibir Lily mencebik sebelum menoleh lagi pada Amy.

Amy mengangguk setuju. "Tau gitu saya terima aja deh lamaran mas Danu, Li. Kamu bener. Gak enak lama-lama pacaran. Hari Minggu pengennya jalan-jalan, malah diajak ke sini suruh bantuin."

"Buat modal kawin, Sayaang!" bujuk Danu sambil merangkul kekasihnya. Amy tertawa.

Lily juga tertawa. Amy memang berkorban banyak saat ia dan Ajie menjalani serangkaian acara pernikahan yang sedikit mendadak. Pekerjaan kantor ditangani Amy dan Danu berdua, karena hanya merekalah orang-orang yang Ajie percaya. Saat Lily dan Ajie menikmati bulan madu di Jepang dan Korea, Amy dan Danu malah tenggelam dengan pekerjaan di kantor karena bertepatan dengan awal tahun anggaran. Untungnya, hubungan mereka justru jadi jauh lebih baik sejak itu. Begitu Lily dan Ajie pulang, keduanya sudah tak lagi malu-malu menunjukkan kalau mereka telah 'jadian'.

Sekarang, setelah dua bulan, mereka masih sangat sibuk. Bahkan semakin sibuk. 

"Bawa makanan dikit amat sih, Bu! Mbok ya sekalian gitu kita juga," sindir Danu sambil melirik kotak makanan yang ditenteng oleh Lily.

Mendengar kalimatnya itu, Amy mengangkat wajahnya dari dokumen yang sedang ia baca. Ia juga melihat kotak makanan di tangan Lily. Wajahnya kontan memucat. Ia langsung berdiri. 

"Pak Ajie... " panggilnya.

"Hmmm," sahut Ajie tanpa melepaskan tatapan dari layar monitor.

"Saya sama Mas Danu mau nyari makan siang dulu. Bapak sama Lily mau makan juga kan?"

Ajie melirik sedikit, mengangguk sambil memperhatikan kotak makanan di tangan istrinya dan tersenyum senang. Akhirnya ia bisa merasakan masakan buatan istrinya.

Boss Galak  & Sekretaris Badung [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang