24. Makan Sebelum Lari

153K 12.5K 424
                                    

Note:
Ok... I just love this part so much! We will talk about food, guys!! Please forgive for this (IA)


Sepanjang hidup Lily seperti gadis umum kebanyakan. Selalu mengkhayalkan bisa hidup mewah, berdandan cantik dengan makeup mahal, makan makanan enak dan tentu saja mahal, juga bisa berpenampilan bak seorang selebritas ternama.

Tapi sama seperti gadis lainnya, itu hanya impian, khayalan dan harapan. Sama seperti ia menyimpan perasaannya dalam-dalam pada pria tampan tapi galak di sebelahnya ini.

Apalagi makan makanan mahal seperti sekarang. Saat ia harus membayar sendiri semua makanan mahal yang dihidangkan di restoran kelas menengah ke atas ini. Gaya restoran ini sejenis fish market, tapi harganya tetap saja bukan kelasnya Lily.

Mereka saling berdiam diri saat masuk. Ajie berjalan di depan Lily, seperti biasanya. Seorang pelayan pria mendekati mereka. Setelah memilih meja yang paling dekat dengan pagar dan bisa melihat tepi laut dengan bebas, mereka mulai memilih menu. Ajie tak mau repot-repot memilih ikan, ia meminta sang pelayan yang memilihkannya.

Awalnya tadi Lily sempat senang melihat ada menu paket yang ditawarkan oleh restoran itu. Tapi Ajie sama sekali tak melirik bagian menu itu.

"Lobster BBQ Cheese, Ikan Kakap Merah Saos Asam - Manis, dua Fruit Salad, Cumi goreng tepung, Kailan Bawang Putih dan Cah Sapi, sambal jangan lupa," Ajie mulai membacakan pilihannya, lalu mengangkat wajah bertanya pada Lily, "Kamu mau minum apa?"

"E.ees... jeruk manis aja," jawabnya bingung. Entah apakah menu seperti itu ada atau tidak. Lidah Lily terlalu pahit untuk memilih yang lain. Ia perlu rasa asam untuk membangunkannya dari mimpi buruk ini.

"Oke, itu juga. Saya minta dua air mineral dan satu es kelapa. Tambahin Tazmania Ice Cream dan Puding juga ya."

Ya Allah, kapan orang ini berhenti mengorder sih? Ini mau ngasih makan orang sekampung apa?"

"Oh ya, tolong dipack untuk Lobster BBQnya 1 lagi dan yang ini, yang ini sama yang ini ya," kata Ajie sambil menunjuk, dan membalik halaman menu berulang kali.

Mati gue!

Setelah pelayan itu pergi dengan senyum lebar, karena menyadari pelanggannya yang satu ini bakal menghabiskan seluruh gaji Lily dalam sebulan, Ajie akan bicara ketika Lily memotong.

"Pak, Lily mau ke toilet dulu ya."

Ajid pun hanya mengangguk, sementara Lily melesat masuk menuju toilet sesuai petunjuk pelayan lain yang berdiri tak jauh dari mereka.

Di dalam toilet, Lily mengeluarkan seluruh isi dari dompetnya di atas wastafel. Dan ia ingin menangis saat melihat isinya. Hanya ada uang lembaran seratus ribuan 2 lembar, lima ribuan 3 lembar dan dua ribuan sekitar 12 lembar. Kartu-kartu yang ada pun hanya KTP, E-money yang sudah dipastikan isinya tak sampai 100rb, Kartu Mahasiswa yang sudah tak lagi berlaku, 3 kartu bermain, 1 kartu diskon dan berbagai kartu nama yang entah dari siapa saja. Selebihnya, ada lembaran struk beberapa minimarket yang menumpuk bersama lembaran kertas entah-apa.

Tangan Lily mulai gemetar, membayangkan ia harus menghadapi rasa malu luar biasa saat nanti harus membayar. Satu-satunya harapan adalah pertolongan teman-temannya.

"Kamu tuh ngapain makan jauh-jauh, Li? Itu mahal loh di situ. Biasa juga makan di warteg doang," kata Amy begitu Lily selesai menceritakan masalahnya.

"Lily juga gak tau, Mbak. Tau-tau diajak ke sini. Kirain orangnya bakal ngajak ke tempat yang Lily mampu."

"Ya udah, Li. Kamu tinggal bilang sama yang kamu ajak itu. Susah amat sih!"

Lily menghentak kakinya. Amy tak bakal paham situasi dirinya kalau sampai melakukan itu. Akhirnya ia memilih mengakhiri obrolan itu.

Boss Galak  & Sekretaris Badung [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang