48. The Wedding Day

Mulai dari awal
                                    

Sebelum acara akad nikah, Papa hanya berpesan pendek dalam perjalanan menuju rumah Lily. "Seorang lelaki baru dikatakan benar-benar dewasa setelah ia berani mencintai dan melindungi orang yang ia cintai. Dan kamu sudah dewasa sekarang, Nak. Maaf kalau selama ini Papa tak bisa menjadi contoh suami yang baik untuk keluarga ini, tapi Papa berharap kamu gak bakalan mengecewakan kedua orangtua Lily. Papa berharap, kamu jadi suami dan ayah yang lebih baik dari Ayah."

Ajie hanya bisa mengangguk saat itu. Tapi sebelum Papa keluar kamar, Ajie berkata, "Terima kasih, Pa."

Papa berbalik lagi. "Untuk apa?" tanyanya bingung.

"Untuk mengirim Lily kembali padaku, Pa." Mereka saling memandang. Lalu Papa mengangguk-angguk tersenyum. Hanya mereka berdua yang paham maksud Ajie dan itu tak perlu dibahas. Ini memang sudah seharusnya.

Ponsel Ajie bergetar. Danu yang menjadi pendampingnya kali ini, mengambilkan dan memberikan pada Ajie. Pesan dari Tiar.

Satu caption tertulis 'Your wife is really beautiful in white, right?'

Satu caption tertulis 'Your wife is really beautiful in white, right?'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya dua foto yang merekam foto Lily. Dengan gaun pengantin cantik putih. Make-upnya simple tapi menampilkan kecantikannya dengan baik. Wajah putih bersih merona yang tampak alami. Tiar benar. Lily sangat cantik dalam gaun putih itu.

Gadis itu tak memilih gaun pengantin merah muda. Ajie tersenyum simpul lagi. Lily sungguh di luar dugaan. Tiba-tiba Ajie merasa tak sabar ingin segera keluar dan melihatnya dari dekat. Sempat ada rasa sesal karena semalam ia justru menyia-nyiakan malam pertama mereka. Tapi kini, Ajie berjanji... Lily takkan pernah melupakan malam ini seumur hidupnya.

Seperti mendengar harapan Ajie, Danu mendekatinya. Berbisik bahwa pengantinnya telah siap, jadi Ajie harus segera bersiap menuju pelaminan. Resepsi pernikahan mereka akan segera dimulai.

Ballroom hotel yang luas itu terasa sempit saat Ajie bergerak melangkah menuju panggung tempat pelaminan berada. Tamu memadati ruangan bersama sekumpulan wartawan yang ikut mengabadikan momen itu di sudut lain. Setelah tersenyum dan menunduk hormat pada Papa, Ayah dan Emak, ia berdiri di tengah-tengah, menunggu Lily.

Lily muncul dengan gaun putihnya. Menyeret gaun pengantinnya di sepanjang lorong menuju Ajie sambil sesekali menoleh pada sahabat-sahabat dan keluarganya. Kepalanya dihiasi tudung putih transparan yang menjuntai panjang hingga menyapu lantai. Di tangannya rangkaian bunga mawar putih dan baby bride menguntai indah menyempurnakan penampilannya yang serba putih itu. Bak seorang putri, ia berjalan anggun mendekati Ajie dengan senyum dikulum. 

Husband, I come!

Ajie belum pernah merasakan jantungnya berdebar sekencang ini. Semalam ia lama memandangi wajah Lily yang tertidur, mengira telah mengenal setiap jengkal wajah istrinya. Tapi saat ini, berdiri menatap Lily mendekat selangkah demi selangkah, Ajie tak pernah menyangka kalau ini pertama kalinya ia melihat Lily seperti ini. Gadis jahilnya berubah menjadi gadis cantik yang anggun. Meski kamera video merekam momen resepsi pernikahan ini, Ajie tak ingin melewatkan sedetikpun merekam kenangan ini dalam hatinya. Tidak ada video atau foto manapun yang bisa membuatnya merasakan kembali kenangan terbaik ini, kecuali ingatannya sendiri.

Boss Galak  & Sekretaris Badung [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang