Part 5

8.3K 661 33
                                    

Happy Reading
...

Sepulang dari butik May tidak banyak bicara, ia kesal dengan keputusan sepihak Pangeran. May tidak suka dengan gaun pilihan Pangeran, karena benar-benar sangat tertutup, lebih bagus dipadu padankan dengan hijab. Sementara May sudah membayangkan pada hari lamaran itu, ia akan menggulung rambutnya dan memperlihatkan leher jenjangnya, rencana itu pupus sudah.

Karena meskipun May berasal dari keturunan timur tengah dan Aceh, May belum berhijab sampai saat ini. May masih betah dengan gaya berpakaiannya yang terbuka. Mama dan Papa May sudah sering mengingatkan May, tapi tetap saja May terlalu keras kepala.
..

"Mama masak pisang nugget gak bilang-bilang ih." May mencomot sepotong pisang nugget dari piring Makky.

"Ade, tangannya! Belum cuci tangan nih pasti." Makky memukul tangan May.

"Sakit woy!" May mengusap punggung tangannya yang dipukul Makky.

"Eh kok Kak Pangeran belum pulang sih?" bisik May di telinga Makky, sambil melirik Pangeran yang menonton Tv bersama Musa di sofa sebelah.

"Bro, Maymunah nanya nih. Lu kok belum pulang? Dia malu nanya sendiri, jadi gue wakilin," ucap Makky dengan ekspresi polos seolah tanpa dosa. Spontan May menginjak kaki Makky geram.

"Belum mau pulang aja," jawab Pangeran dengan santai.

"Sakit Dek!" Makky menendang kaki May.

"Bocor banget abisnya," gerutu May.

May duduk di sebelah Makky, sesekali mencomot pisang nugget di piring Makky. May sebenarnya tidak tertarik dengan film yang ditonton oleh Pangeran dan Musa Abangnya. Karena sudah pasti tidak ada adegan Hotnya. Hanya saja, ia merasa bosan sendirian di kamar.

"Sumpah ya Dek, ambil sendiri napa ke dapur. Abis dah cemilan gue ini." Makky menggerutu.

"Ambilin napa Bang." May mengedip-ngedipkan matanya.

"Mata gak usah dikedip-kedipin, kayang orang cacingan." Makky menyentil dahi May.

Meskipun harus diawali dengan adu mulut, pada akhirnya Makky mengalah juga.

Sambil menunggu Makky datang membawa cemilan, May membuka instagram di handphonenya. Ada ratusan notif yang masuk.

Di saat May sibuk dengan aktivitasnya, Pangeran membuka jaket denim yang ia pakai. Menyampirkannya di atas paha May yang terekspos, karena May memakai celana pendek.

"Eh." May terlonjak, dan langsung menoleh ke samping. .

"Sayangi tubuhmu sendiri," ucap Pangeran singkat.

Tubuh May menegang, seumur hidup May baru kali ini ia diperlakukan oleh seorang lelaki seperti ini. Biasa para mantan dan lelaki yang dekat dengan dirinya selalu memuji keindahan tubuhnya, disitu May merasa kalau dirinya hot dan sexy. Tapi Pangeran? Justru menutup paha mulusnya dengan jaket. May  merasa tersanjung dibuatnya.

Tapi di saat moment romantis seperti itu, bisa-bisanya May menyambung ucapan Pangeran tadi di dalam hati.

"Sayangi tubuhmu, makan enak tiap hari." Bernada seperti sebuah jargon merk produk.

Baru saja May ingin mengucapkan terimakasih, Pangeran sudah mengalihkan pandangannya.

"Okesip, dia beda dari manusia pada umumnya May." May menggerutu dengan suara pelan.
...

Persiapan pernikahan May dan Pangeran semakin dipercepat, karena permintaan Pangeran. Dengan alasan, kalau bisa lebih cepat kenapa harus dilama-lamakan, takutnya tidak bisa menahan batasan masing-masing.

Pangeran untuk Maymunah Where stories live. Discover now