Part 7

7.7K 589 28
                                    

Happy Reading
...

"Bruk." Pangeran jatuh dari atas tempat tidur, dengan sekali sentakan.

"Astaghfirullah." Pangeran terbangun dari tidurnya, mengusap bagian belakangnya yang terasa perih.

Siapa lagi pelakunya kalau bukan si rusuh May, ketika dalam keadaan tidurpun May masih sanggup rusuh. May menendang Pangeran sampai terjungkal ke lantai.

"Allah, tabahkan hati hamba." Pangeran mengusap wajahnya.

"Bangun rusuh, tidur rusuh, kapan kalemnya ini bocah."

Dengan susah payah, Pangeran bangkit dari lantai. Sambil menekan pinggulnya yang terasa sakit, alamat encok kambuh.

"Sekalian sholat tahajjud aja lah, dapet banget mah alarm sesadis ini." Pangeran berjalan mendekat ke arah tepian ranjang sambil memijit pinggangnya.

"May." Pangeran menepuk pipi May.

"May Oh May." Pangeran menepuk pipi May lagi, kali ini sedikit lebih keras.

"MAY." Pangeran mengucapkan itu tepat di dekat telinga May. Sedikitpun May tidak bergeming.

"Ini orang tidur apa mati sih." Pangeran berdecak kesal.

Berulang kali Pangeran membangunkan May, namun May tidak juga bangun. Pada akhirnya Pangeran menyerah.

Untuk malam ini, Pangeran sholat tahajjud seorang diri.

Setelah tahajjud, Pangeran tidak tidur lagi. Ia memilih untuk murajaah, menunggu waktu shubuh masuk.

Kesabaran Pangeran kembali diuji lagi ketika membangunkan May untuk sholat shubuh.

"Maymunah, bangun!" Pangeran menggoncang-goncang tubuh May.

"Enggak, saya gak sabar lagi."

Pangeran masuk ke dalam kamar mandi, mengisi air penuh ke dalam gayung. Lalu mengguyurkannya di sekujur tubuh May.

"Aaaa... " May berteriak histeris. Sambil mendekap tubuhnya yang terasa gigil.

"Kak! Kok nyiram aku sih. Dingin tau." May mengomel.

"Panasnya api neraka lebih menakutkan Maymunah!" Sorot mata Pangeran terlihat begitu tajam, ada kilatan emosi yang terpancar jelas di sana.

Nyali May menciut, tidak berani membalas tatapan Pangeran, ia memilih menundukkan wajahnya.

"Aku ini suami kamu! Punya tanggujawab dengan urusan dunia dan akhiratmu." Suara Pangeran terdengar begitu dingin, menusuk hingga ke relung hati.

"Sekarang cepat mandi wajib, setelahnya sholat shubuh!" Perintah mutlak yang keluar dari mulut Pangeran.

"Iya Kak," jawab Maymunah dengan suara bergetar.

Pangeran keluar kamar, menuju masjid yang berada di sekitar hotel.
...

Setelah sholat shubuh, May tidak tau hendak melakukan apa-apa lagi. Pikiranya terlalu kacau, masih terbayang di ingatannya kejadian beberapa jam yang lalu ketika Pangeran membentaknya, May takut.

May berdiri di depan balkon kamar, merenggangkan otot-ototnya. Menghirup udara pagi yang menyegarkan, masih bersih dari polusi.

"Kamu ngapain di situ?"

May terlonjak kaget, sampai-sampai tanpa sadar ia menginjak kakinya sendiri.

"He'eh gak ada Kak," jawab May.

"Ayok sarapan, kita sarapan di warung tukang bubur yang ada di dekat Masjid aja."

"Kenapa gak di hotel aja?" tanya May.

Pangeran untuk Maymunah Where stories live. Discover now