Part 16

5.9K 456 16
                                    

Happy Reading
...

Semenjak hari dimana dosen PS May diganti, May kerja lembur. Merombak semua apa yang telah ia usahakan dengan susah payah, memulainya dari nol.

Untungnya May, memiliki suami sepintar Pangeran. Yang siap membantu dirinya kapan saja.

"Minum teh dulu."

Pangeran meletakkan secangkir teh di atas meja. May pada saat ini sedang berada di ruang kerja Pangeran.

"Eh iya Kak, Kakak kok bangun lagi?"tanya May sambil menguap.

"Kamunya gak datang-datang ke kamar, sekarang udah jam dua belas lewat May." Pangeran mengambil posisi duduk di samping May.

"Belum siap,"rengek May manja.

"Besok aja lagi dilanjut, mata kamu udah merah gitu."

"Besok mau ketemu PS atuh Kak, masih ada yang belum siap." May mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah lanjut aja, Kakak temenin."

"Gak papa Kakak tidur aja duluan, sikit lagi kok ini." May meyakinkan Pangeran.

"Udah lanjut aja, aku gak bakal ganggu kok di sini." Pangeran berdiri, mengambil sebuah buku dari rak bukunya. 

"Aku mau baca buku." Pangeran menunjuk buku yang ada dalam genggamannya.

"Okelah, aku lanjut dulu ya Kak,"jawab May sambil menyesap teh buatan Pangeran.

Setelahnya tidak ada pembicaraan berarti lagi, May sibuk melanjutkan skiripsinya. Sementara Pangeran fokus membaca buku.

Perhatian sesederhana ini sudah lebih dari cukup bagi May, Pangeran selalu romantis dengan caranya.
...

May menangis sesenggukan sambil memegang handphonenya, ingus May sampai meler kemana-mana. 

"Kamu kenapa nangis? Kamu diapain tadi sama Bang Arman, disuruh ganti judul lagi?" tanya Pangeran dengan cerewetnya. 

"Kak aku cinta sama Kakak,"ucap May secara tiba-tiba.

May memeluk pinggang Pangeran dengan erat.  Posisi May yang duduk dan Pangeran berdiri memudahkan May memeluk pinggang Pangeran dengan posesif.

"Kamu demam?" Pangeran meraba dahi May.

"Enggak panas? Kamu kenapa?" Pangeran mengernyitkan dahinya.

"Aku takut kehilangan Kakak,"racau May sambil menangis.

"Loh suatu saat kan kita pasti berpisah, cuma suatu saatnya hanya Allah yang tahu.  Hal-hal seperti itu tidak perlu ditakutkan." Pangeran mengelus puncuk kepala May yang tidak ditutupi oleh jilbab.

"Aku baru liat berita istri Ifan seventeen meninggal Kak, aku jadi parno." May masih menangis. 

"Ifan seventeen siapa? Terus kamu kepikiran gitu, jangan memikirkan hal-hal yang diluar kendali kamu May."

"Seventeen itu Band Kak,  atulah. Terus mereka dapet musibah pas manggung, personil seventeen kecuali vokalisnya meninggal. Nah ini baru dapet berita istri vokalisnya juga meninggal. Aku jadi ikutan melow." May semakin membenamkan wajahnya di perut Pangeran.

"Terus pernyataan cinta tadi? Bentuk kekalutan kamu?"tanya Pangeran. 

"Setidaknya apapun yang terjadi kelak, Kakak udah tau kalau aku  mencintai Kakak." Suara May terdengar pelan ketika mengatakan itu.

"Hmmm, udah ya. Jangan mikir yang aneh-aneh lagi. Doain yang terbaik aja untuk rumah tangga kita ini."

"Kakak belum cinta ya sama aku? Sedikitpun?" tanya May secara tiba-tiba. 

Pangeran untuk Maymunah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang