Part 1

20.3K 938 43
                                    

Happy Reading
...

Jakarta pagi ini, diguyur hujan deras. Rahmat turun ke bumi, doa-doa dilangitkan di sela-selanya.

Banyak jua yang mengeluh, karena aktivitas di pagi hari jadi sedikit terhambat. Apalagi mereka-mereka yang mengejar pertemuan dan deadline penting.

Sama halnya yang terjadi di salah satu rumah dibilangan Jakarta Barat. Seorang gadis dewasa bertubuh mungil tidak jadi berangkat ke Kampus menggunakan motor maticnya.

"Bang, anterin gue ke Kampus." Gadis mungil yang bernama lengkap Maymunah Seruni itu menarik-narik kaki Abangnya yang terlentang di atas tempat tidur.

"Ish bising kalilah Maymunah!" Abang May yang bernama Makky itu mengomel, mata Makky masih terpejam.

"Kali ini gak papa dah lu manggil gue Maymunah, yang penting anterin gue ke Kampus dulu. Gue ada bimbingan skripsi pagi ini Bang. Ayolah," rengek May.

Makky tidak bergeming sama sekali.

"Bang!" May semakin gencar menarik-narik kaki dan selimut Makky.

"Lewatin aja hujannya Maymunah! Elu bukan mermaid yang gak bisa kena air kan. Keluar sana ah, jangan ganggu tidur gue!"

"Abang kok jahat banget sih! Aku bilangin ke Mama ya nih," ancam May.

"Dasar tukang ngadu! Yaudah yaudah." Makky pada akhirnya mengalah juga.

"Nggak usah pake acara cuci muka lagi Bang! Udah ganteng, udah cakep. Udah telat banget nih." May menarik lengan kekar Makky.

May tidak melepas tangan Makky hingga sampai di dalam mobil.

"Gaskeun ya Bang, udah telat banget ini!"

"Lu nyetir sendiri aja kalau nggak!" Makky melotot.

"Hehhehe iye iye maaf. May kan gak bisa nyetir. Yaudah senyamannya Abang aja." May mengedip-ngedipkan matanya.

"Lagian siapa sih Dosen yang minta bimbingan skripsi se-pagi ini, sekarang masih pukul 07.10 Maymunah!" gerutu Makky.

"Biasa Bang, lelaki kebanggaan Mama! Yang selalu Mama sebut dengan panggilan calon mantu idaman!" cibir May.

"Pangeran?" tanya Makky.

"Oh, calon suami lu. Tega amat, minta disunat dua kali kayanya. Elu yang ditekan, gue yang ikutan repot."

"Eh bukan calon suami gue ya! Gue mana ada bilang setuju."

May kembali teringat kejadian beberapa minggu yang lalu, ketika acara makan malam keluarga May dan keluarga Pangeran.

Flashback On

Makan malam antara dua keluarga besar yang pada awalnya terasa hangat dan penuh canda tawa, tiba-tiba terasa canggung dan horor ketika Para tetua menyampaikan maksud utama pertemuan mereka ini, yaitu membahas perjodohan antara Pangeran dan Maymunah.

May ingat betul bagaimana respon yang diberikan Pangeran ketika ditanya kesediannya, suatu hal yang membuat kekesalan May terhadap Pangeran naik berkali-kali lipat.

"Iya boleh juga." Kira-kira seperti itu lah jawaban yang terlontar dari bibir Pangeran. Ingin rasanya pada saat itu May menjambak rambut cepak Pangeran.

Pendapat May? Benar-benar tidak ditanya. Ketika Pangeran setuju, semua langsung diputuskan tanpa mendengar pendapat May.

Flashback Off.

"Woy, malah bengong! Da sampe, buruan turun." Makky sedikit mendorong bahu May.

"Iya-iya jahara amat sih lu jadi Abang." May meraih punggung tangan Makky untuk ia salam.

Pangeran untuk Maymunah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang