Part 12

6.3K 514 27
                                    

Happy Reading
...

"Kak Elan, hari ini kan aku ulang tahun. Boleh ya, malam ini kita jalan-jalan," ucap May.

"Kapan-kapan aja ya, malam ini Kakak mau ngoreksi tugas mahasiswa dulu, udah bejibun banget."

"Ulang tahunnya kan sekarang Kak Elan, bukan kapan-kapan." May mengerucutkan bibirnya, maju beberapa centi.

"Hari ini lapernya, masa taun depan makannya. Keburu mati dong Kak." May bersungut-sungut.

"Terus?" Pangeran menaikkan sebelah alisnya.

"Masalah buat loh, ish!" sambung May dengan nada kesal.

Pangeran yang awalnya memasang ekspresi cool tidak dapat menahan tawanya, padahal maksud Pangeran menjawab dengan jawaban terus, memang jawaban serius bukan ada maksud menyambung dengan jawaban yang diucapkan May tadi.

"Malah ketawa, ayoklah Kak," rengek May.

"Kakak banyak kerjaan May," jawab Pangeran konsisten.

Sebenarnya hati May sedikit berbunga-bunga, ketika mendengar Pangeran memanggil diri sendiri dengan sebutan Kak, terdengar lebih lembut dan ada manis-manisnya.

"Yaudah, aku jalan sama temen-temen aku aja kalau gitu, Raden juga aku ajak deh. Harus boleh." May melipat kedua tangannya di atas dada.

"Malem?" tanya Pangeran.

"Shubuh Kak, ya iya malam dong. Ini kan udah sore Kak. Atulah ganteng tapi lemot." May semakin berani mengejek Pangeran.

"Yaudah, nanti malem kita keluar. Tapi abis sholat isya. Mau kemana?" tanya Pangeran.

"Bener? Utuk-utuk posesif juga ternyata Pak Cuami." May bersorak gembira.

"Hmmm, gak juga. Jangan geer gitulah. Jadi mau kemana?" tanya Pangeran sekali lagi.

"Dinner romantis." Sorot mata May berbinar ketika mengatakan hal itu.

"Oke, oke. Dinner." Pangeran menyanggupi.

"Dinner romantis Kak, jangan lupain romantisnya." May nyengir kuda.

"Dasar bocah pemaksa." Tanpa diduga Pangeran malah memencet ujung hidung May.

"Aw, sakit Kak." May memukul tangan Pangeran.

"Sakit juga hati kamu pasti berbunga-bunga," ledek Pangeran.

"Gak ya," elak May dengan raut wajah salah tingkah.

"Gak salah lagi," sambung Pangeran, sambil tertawa irit tanpa suara berlebihan, namun Pangeran sampai merunduk, menandakan jika Pangeran saat ini pada dasarnya sudah tertawa lepas tanpa beban.

May semakin salah tingkah dibuatnya, sejujurnya hati May belum  siap sepenuhnya mendapatkan serangan secepat ini dari Pangeran. Baru mendapat perlakuan seperti ini dari Pangeran, hati May sudah gledak-gleduk.

Apa jadinya kalau Pangeran menyatakan cinta pada May, mungkin May bisa pingsan seketika. Hati gadis itu terlalu drama, mudah tersentuh, mudah terbawa suasana dan mudah juga retak.
...

Untuk pertama kalinya May turun ke dapur ikut menyiapkan makan malam, walaupun May dan Pangeran sudah ada rencana makan malam di luar malam ini. May tetap ikut membantu memasak di dapur.

Ratu dan Umi Fatimah sempat kaget ketika melihat langsung kalau May sangat lihai memasak. Tidak seperti yang mereka banyangkan, khususnya yang Ratu bayangkan.

Orang-orang yang belum mengetahui kemampuan May yang satu ini, kalau hanya sepintas mengenal May mungkin akan mengira May tidak pandai memasak, dan tidak tahu menahu dengan urusan dapur dan rumah. Hal ini wajar karena pembawaan May yang cendrung manja dan pemalas.

Pangeran untuk Maymunah Onde as histórias ganham vida. Descobre agora