Part 31

5.1K 380 25
                                    

Happy Reading
..

Ketika Pangeran tidak mendapat respon apa-apa dari May, saat ia telah menurunkan egonya ke titik paling dasar, rela untuk menjadi pihak pertama yang memulai komunikasi, tapi ia justru diabaikan oleh May. Di saat itu lah, Pangeran tidak mau tahu lagi dan tidak peduli dengan kondisi hati May. Pangeran memilih untuk fokus mengerjakan risetnya.

Pangeran bukan tipekal lelaki yang rela dirinya diperbudak oleh cinta, jalan pikirannya sangat realistis. Ketika ia sudah berusaha, kemudian diabaikan, maka akan ia cukupkan sampai di situ.

Pangeran dan May ini memiliki karakter yang sama-sama keras kepala. Sehingga, ketika mereka terlibat sebuah permasalahan, penyelesaiannya selalu cendrung lama. Karena tidak ada yang mau mengalah.
...

"May, gue mau ngomong sesuatu deh sama lu." Lola menepuk bahu May.

"Yaudin ngomong aja cuy." May tersenyum ceria.

"Kok gue ngerasa akhir-akhir ini kedekatan lo sama Raden sedikit lain ya. Apa ada yang kalian tutup-tutupin dari gue?" Lola menatap May dengan tatapan menyelidik.

"Anu, itu. Enggak kok. Emangnya kenapa?"

"Enggak, gue takut aja lu berdua kebablasan. Lu berdua jangan kecewain gue ya. Kalau sempat apa yang gue khawatirin itu terjadi, persahabatan kita selesai May!" May terlihat jadi gelagapan dan tidak tenang.

"Apaan sih lu. Ngaco banget ngomongnya."

"Karena jujur gue paling benci dengan perselingkuhan May. Karena bagi gue manusia yang tega selingkuh dari pasangannya, adalah manusia paling munafik yang ada di muka bumi ini!" Lola menatap May dengan tatapan serius.

"Siapa juga yang mau selingkuh. Gak usah natap gue gitulah!" May bangkit dari posisi duduknya, dan pergi begitu saja.

Hati May berkecamuk, semua perkataan Lola tadi bagai tamparan keras kepada dirinya. May baru kali ini merasakan sensasi ditampar oleh kata-kata, terasa lebih perih.

May bingung dengan dirinya sendiri, May merasa mulai tidak mengenali dirinya yang saat ini.

Penambahan jadwal Pangeran di Malaysia menjadi dua bulan, justru membuat kelakuan May semakin menjadi.

Pada awalnya May hanya berniat melampiaskan semua sakit hati yang ia rasakan dengan bersenang-senang bersama Raden. Justru lama kelamaan, hal itu menjadi candu untuk May.

Pada awalnya May masih menunggu dengan sepenuh hati, momen ketika Pangeran akan membujuk dirinya dengan gigih, dan hasilnya nihil. Namun, beberapa minggu terakhir ini May mulai lupa dengan hal itu, terlanjur nyaman bersama Raden.

Asal muasalnya hanya karena May dan Raden saling berbagi keluh kesah,  saling terbuka. Lama kelamaan timbullah rasa nyaman. Sebuah kondisi yang ia dambakan dari Pangeran selama ini.
..

"Lu kok nangis." Raden duduk di samping May.

"Lu kangen sama Pak Pangeran?"tanya Raden lagi.

Tangis May semakin pecah, membuat Raden semakin bingung. Tidak tahu harus berbuat apa.

"Gue benci sama diri gue sendiri!"ucap May dengan suara parau.

"Lo kenapa sih? Cerita coba sama gue."

"Gue malu sama diri gue sendiri." May memukul kepalanya. Raden menjegal tangan May, lalu menggenggamnya.

"Pukul gue aja May, kalau lu mau mukul sesuatu. Jangan sakitin diri lu sendiri begini dong."

May menatap Raden cukup lama, hatinya tidak bisa berbohong. Ada debaran lain yang muncul di sana. Sama dengan debaran yang ia rasakan kepada Pangeran.

"Gak mungkin!" May melapas tangannya dari genggaman Raden.

"Apanya yang gak mungkin? Cerita dulu coba. Jangan buat gue bingung gini dong."

"Semua ini salah Raden." May mengusap wajahnya.

"Gue suka sama lu. Sedangkan gue udah punya suami. Gak seharusnya gue begini! Ini salah, kedekatan kita ini salah Den. Gue udah berkhianat sama suami gue."

May meluapkan apa yang ia rasakan dengan jujur. Ketika mendengar penuturan May itu, tentu Raden terlihat syok.

"May,"ucap Raden lirih.

"Kembalilah ke rumah. Gue gak pernah bermaksud begini." Raden menundukkan wajahnya, menahan luapan gejolak yang juga ia rasakan kepada May.

"Tapi hati gue udah begini Raden! Perasaan gue ke suami gue mulai terasa hambar. Ini terlalu berbahaya." Bulir air mata lagi-lagi jatuh membasahi pipi May.

"Makanya, pulanglah. Lu bukan wanita yang boleh gue perjuangkan."

"Iya, gue pulang." May lalu berdiri, sebelum pergi ia sempat menatap Raden cukup lama.
..

Kepulangan Pangeran tidak jua membuat hati May menghangat, hanya tersebit sedikit rasa lega. May benar-benar tengah dipermainkan oleh hatinya sendiri.

"Kamu kenapa?"tanya Pangeran.

"Gak ada,"jawab May singkat.

"Oh." Jawaban yang teramat singkat terlontar dari bibir Pangeran.

Mereka seolah terkungkung oleh keeogisan masing-masing. May yang tengah berperang dengan rasa yang salah yang tengah menyambangi hatinya, sehingga sikap tidak peduli Pangeran kepada dirinya tidak begitu berarti untuk May.

Sementara Pangeran, ia hanya menginginkan sekali saja dalam permasalahan mereka May yang mengalah. Pangeran sudah cukup muak dengan keegoisan May, ia tidak terima jika hanya dirinya saja yang terus-terusan mengalah. Pangeran juga menginginkan melihat kedewasaan May dalam permasalahan mereka ini.

"Aku tidur duluan." May pamit, meninggalkan Pangeran seorang diri di ruang tengah.

Malam ini May dan Pangeran tidur saling memunggungi, suasana kamar terasa begitu gigil dan kaku.

"May benar-benar semarah ini kah? Tidak biasanya ia bersikap sedingin ini. " Pangeran bermonolog dalam hati.

Pangeran merasakan sedikit berbeda dengan percekcokan mereka kali ini, Pangeran merasa malam ini May seperti orang asing, Pangeran tidak mengenali May yang seperti ini.

"Bagaimana kalau Kak Pangeran tahu kalau aku menyukai lelaki lain?" May juga bermonolog dalam hati.

"Mungkinkah Kak Pangeran akan menceriakanku? Ya Tuhan." May masih bermonolog dalam hati.

May dan Pangeran sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Saling memunggungi, hingga dini hari.
...

Tbc

Double Up

😂😂😂

Pangeran untuk Maymunah Место, где живут истории. Откройте их для себя