Part 3

8.7K 700 26
                                    

Happy Reading
...

Lupakan sejenak perilah skiripsi, karena poros kehidupan mahasiswa tingkat akhir bukanlah sekedar skiripsi dan skiripsi. Tapi jangan sampai melupakan dan mengabaikan ia terlalu lama, kalau tidak mau planning wisuda ngaret panjang.

Seperti halnya yang dilakukan oleh May dan kedua sahabatnya, Chacha dan Lola. Sejenak mereka hilangkan beban skiripsi, cuci mata barang satu jam dua jam di Mal.

Tapi hal itu hanya semacam wacana saja, karena baru saja May dan kedua sahabatnya masuk ke Mal, mereka disambut dengan pemandangan romantisme dari mantan pacar May dengan pacar barunya. Membuat perut May terasa melilit seketika, mual tak tertahankan.

"Oh mantan kekasihku.... " Chacha bersenandung dengan suara pelan. Sambil tersenyum jahil.

"Sial banget!" May menghentakkan kakinya.

"Ngerusak mood yang udah hancur aja ish." May memberungut kesal.

"Yaela Nduk-nduk. Mantan itu gak perlu dikenang cocoknya ditendang aja!" Lola terkikik geli

"Udah ah kita pulang aja. Moodku dah hancur, pengen tidur aja udah." May menarik tangan Lola dan Chacha.

"Eits jangan gitu dong Cha, lagi ada diskon gede-gedean loh di butik langganan kita. Udah gak usah peduliin keles." Chacha menahan tangan May.

"Bodo amat sama diskon, lagi gak ngiler."

"Yah May, asli dah. Diskonnya bisa buat air liur lu netes. Ayuklah." Chacha menarik tangan May.

"Lu sama Bunda Olak aja, gue mau pulang. Mau tidur."

"Hmmm, yang ngajakin ngemal siapa? Yang mau kabur duluan siapa?" Lola menghela nafas.

"Yaudah, awas aja kalau lu nyesel. Besok gue pamerin dah barang yang udah gue beli hari ini, ngences-ngences dah lu Maymunah," ucap Chacha.

"Ish jangan panggil Maymunah! senyamannya elu aja. Gue pulang ya." May melambaikan tangannya.

May pada dasarnya termasuk tipekal wanita yang moody. Kalau moodnya sudah hancur, semua orang di sekitarnya bisa terkena imbas.
..

May masuk ke dalam rumahnya dengan wajah lesu, jidat ditekuk. Bahu merosot, tidak ada tanda-tanda kehidupan yang terlihat dari raut wajah May.

"Masuk ke rumah itu, ngucap salam. Ngetuk pintu. Jangan nyelonong aja kayak maling."

May menghentikan langkahnya, melirik ke sumber suara. Ada Abangnya yang nomor satu, Musa.Di samping Abang May ada Pangeran.

"Iya-iya maaf. Abang kapan pulang dari Malaysia?" tanya May sambil menyalam tangan Musa.

"Tadi pagi, yaudah masuk kamar sana."

Sebelum pergi, sekilas May melirik ke arah Pangeran.

May sebenarnya memiliki dua Abang, namun terkadang May suka lupa jika ia punya Abang lagi selain Makky. Karen apa? Musa adalah sosok Abang yang dingin, cuek, dan pendiam. May sangat jarang mengobrol intens dengan Musa, ia lebih akrab dengan Abangnya Makky yang ceplas-ceplos.

Musa sendiri bukan anak lajang lagi seperti dirinya dan Makky. Musa sudah berkeluarga, hanya saja dua tahun terakhir ini Musa dan Istrinya tengah menjalani hubungan LDR, istri Musa berada di Malaysia melanjutkan pendidikan jenjang S-2.

Banyak orang yang tidak habis pikir dengan jalan pikiran Musa, termasuk May. Bagaimana bisa Musa membiarkan istrinya berkelana di Negeri Seberang seorang diri, dan bagaimana bisa pula Istri Musa merasa tenang melepas suaminya hidup sendiri, bukankah godaan Pelakor semakin keras masa ini? Yah walaupun May percaya betul Abangnya tak mungkin melakukan hal semacamnya itu, tapi tetap saja keputusan yang diambil Musa dan Kakak Ipar May itu masih menuai Pro dan Kontra hingga kini.

Pangeran untuk Maymunah Where stories live. Discover now