Part 15

6.2K 468 27
                                    

Happy Reading
...

Maymunah masih merasa malu dengan ulahnya ketika Pangeran pulang, menyambut Pangeran  dengan melodi yang dihasilkan langsung dari dalam tubuh, bercampur dengan aroma yang tidak terdefenisikan.

"Kenapa?" tanya Pangeran. 

"Malu Kak. " May menundukkan wajahnya. 

"Kentut?" tanya Pangeran  memperjelas.May menganggukkan  kepalanya.

"Namanya juga kamu lagi sakit perut,  ya wajar kentut sama mencret  tiba-tiba. Manusiawilah," jawab Pangeran dengan enjoy.

"Kakak gak ngerasa ilfil kah?" tanya May memastikan. 

"Enggak. Biasa aja,  kamu aja yang menanggapinya terlalu  berlebihan." Pangeran  mengedikkan bahunya.

"Daebak." Mata May membulat  sempurna.

"Apa gerobak? " tanya Pangeran dengan ekspresi inconnetnya

"Walah-walah,  daebak  Kak.  Da-E-Ba-K. " May cekikikan.

"Serahlah,  resiko punya istri  nak gaul Jakarta nih. Banyak banget bahasa planet lainnya. " Pangeran geleng-geleng kepala. 

"Kak perut aku mules lagi!!!"Maymunah berteriak.

"Kentut aja kentut,  jangan ditahan-tahan. Yaudah  ke kamar mandi  gih." Pangeran menuntun May menuju kamar mandi.

Belum sampai di kamar mandi Maymunah  sudah buang  angin lagi, lengkap dengan  suara yang tak indah untuk didengar. 

"Udah gak papa, gak usah malu gitu. Itulah gunanya  suami  istri, saling memahami." Pangeran mengelus puncuk kepala Maymunah.
..

Hampir dua minggu lamanya, Maymunah meliburkan diri dari kegiatan kampus. Kondisi kesehatan May benar-benar drop dua minggu terakhir ini.

Ketika ia mulai kembali ke aktivitasnya di dunia perkuliahan,  ia langsung disambut dengan berita  mengejutkan. Kalau Pembimbing skripsinya diganti  lagi, Bunda Juli diharuskan menjalani riset selama 4 bulan, tidak  memungkinkan melanjutkan proses bimbingan dengan May lagi.

Tentu hal ini menjadi suatu musibah bagi May, karena kemungkinan apa yang telah ia kerjakan saat ini bisa jadi dirombak oleh PS barunya. Terlebih yang terpilih menjadi PS barunya ini adalah Dosen yang sering kali iri hati kepada Pangeran. Karena Pangeran yang notabennya masih dosen muda selalu dianakemaskan oleh pihak jurusan. Pangeran selalu menonjol  di jurusan juga semata-mata karena prestasinya yang tidak bisa ditakar melalui usia dan pengalaman kerja. Pangeran telah memberikan banyak sumbangsih  di jurusan  selama ia menjadi dosen di sana kurang lebih 6 tahun.

Maymunah keluar dengan ekspresi  lesu dari ruang PS barunya.  Tidak terlihat sedikitpun  gairah  hidup  dari ekspresi May.

"Judul kamu diganti?" Pangeran menjadi orang pertama yang menodong May dengan pertanyaan skak mat itu.

"Iya,"jawab May dengan suara lesu. 

"Dia menyuruhmu mengganti judul di saat tinggal satu atau dua langkah lagi proposal kamu itu akan maju untuk disidangkan. Oke." Rahang Pangeran mengeras.

"Tenang May, kamu gak akan sendiri  menghadapi ini." Pangeran menepuk bahu May.

Sementara itu, Lola dan Chacha hanya bisa bersender di tembok menyaksikan interaksi suami dan istri yang membuat mereka merasa iri dan ingin dinikahkan sekarang juga. Chacha yang sudah punya pacar saja masih merasa iri, apalagi Lola yang jomblo.  Hati para jomblo dua kali lebih rapuh kala menyaksikan hal-hal seperti itu.

"Kak, masa aku mulai dari awal lagi,"rengek May.

"Ya mau gimana lagi, kalau masa skirpsian ada aja emang cobaannya May. Hanya saja cobaan yang dihadapi setiap orang berbeda. Kamu pasti bisa kok melalui semua ini." Pangeran meyakinkan May.

"Tapi mau memulainya dari awal lagi,  itu rasanya.... " May mengusap wajahnya kasar. 

"Kita mulai dari awal bersama-sama." Pangeran menatap tepat di arah manik mata May.

"Jangan biarin aku sendiri ya Kak,"ucap May. 

"May, btw kita yang di sini berwujud loh." Lola tidak tahan untuk tidak buka suara lagi. 

"Yaudah,  saya pamit dulu."Pangeran pamit undur diri.

Lola jadi merasa bersalah, terlebih Pangeran adalah dosen mereka. 

"Pak Pangeran gak pendendam kan May? Sempat nilai gue E perkara ini gimana?"

"Hahah, kagak-kagak. Sans aja." May tertawa renyah.
...

Hari ini May kembali ke rumah Mertuanya, setelah satu minggu di rumah Mama Papa dan satu minggu lagi di Rumah Sakit.

"Aku rindu kamar ini." May membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. 

"Rindu sama kamarnya aja?"tanya Pangeran. 

"Rindu semuanya." May memejamkan matanya.

"Yaudah kamu tidur aja dulu,  Kakak keluar bentar." Pangeran menarik selimut sampai menutupi sebatas bahu May.

Setelahnya Pangeran keluar kamar, menuju dapur. Tujuan Pangeran tak lain dan tak bukan adalah ingin memasak untuk May.  Walaupun kemampuan memasaknya tidak sepandai May.  Akan tetapi Pangeran juga tidak buta soal masak memasak. Masakan yang paling Pangeran kuasai adalah semur ayam.
...

Selang satu jam kemudian, Pangeran kembali masuk ke dalam kamar membawa nampan berisi nasi dan semur ayam hasil masakannya. 

"May makan dulu yuk." Pangeran menepuk pipi May pelan. 

"He'eh." May membuka matanya dengan perlahan.

"Umi yang masak ya? May ngerasa gak enak. Ngerepotin mulu. " Pangeran membantu May untuk duduk. 

"Udah deh jangan kebanyakan gak enakan, yang penting sekarang kamu harus makan.  Muka kamu masih pucet May."

Pangeran tidak berniat meluruskan kekiliruan May itu terkait siapa yang memaskan semur ayam itu sebenarnya. Karena niat Pangeran memasakkan May semur ayam murni karena peduli bukan karena ingin menarik simpati May. Jadi Pangeran merasa tidak perlu mengiyakan dan mentidakkan pertanyaan May itu.

"Yaudah sini biar aku makan sendiri,"ucap May.

Padahal dalam hati ingin rasanya May disuapi, tapi namanya juga wanita lebih sering lain di mulut lain di hati. 

"Makan yang banyak ya." Pangeran melatakkan piring itu di atas pangkuan May. 

"Sumpah gak peka banget." May menggerutu dalam hati. 

Sambil menunggu May makan, Pangeran menyempatkan diri mengoreksi tugas mahasiswa.

"Kak gak habis,"rengek May setelah menghabiskan separuh nasi di piring tersebut.

"Yaudah gak papa." Pangeran meletakkan kembali tumpukan tugas mahasiswa tersebut di meja kerjanya.

"Biar Kakak aja yang habisin."

Pangeran mengambil alih piring yang berada di pangkuan May, lalu memakan nasi dan lauk sisa May.  May merasa tersanjung, Pangeran sama sekali tidak terlihat jijik dengan makanan sisa May.

"Kenapa?" tanya Pangeran begitu menyadari kalau May sedari tadi terus menatap dirinya.

"Makasih ya Kak,"ucap May. 

"Untuk?" Pangeran mengerutkan keningnya.

"Semua,"jawab May.

"Yaudah sama-sama juga untuk semua,"jawab Pangeran seadanya. 

Untuk ke sekian kalinya May merasa kagum dengan Pangeran.  Lelaki yang telah sah menjadi suaminya ini memang berbeda dengan lelaki lain pada umumnya. Dan perbedaan itu yang membuat May mulai jatuh cinta.  Sebuah perasaan yang tidak bisa dipastikan kapan munculnya, perasaan yang tidak bisa dijelaskan oleh May dengan kata-kata tapi ia ada dalam hati, dirasakan seluruh jiwa. 
...

Tbc

Hola

Maaf ngaret Up.  Lagi fokus dengan urusan di dunia nyata.

Pangeran untuk Maymunah Where stories live. Discover now