Part 20

5.9K 449 26
                                    

Happy Reading
...

"May hayuk bangun." Seperti biasa, Pangeran selalu bangun terlebih dahulu.

"Kakak aja dulu yang sholat tahajjud, ngantuk banget ini,"racau May, matanya masih terpejam sempurna.

"Gak bisa May, aku gak mau masuk surga sendiri. Pengennya bareng-bareng sama kamu. Ikhtiar kita juga harus selaras dan seimbang di dunia May."

"Tapi kan cuma sholat sunah, ngantuk banget Kak asli." May masih berdalih ini itu.

"Justru amalan sunnah ikhtiar yang sangat diperlukan May, menyempurnakan amalan wajib kita.  Kamu sebenarnya kepengen masuk surga bareng-bareng  sama aku gak sih?"

Dengan susah payah, May membuka matanya yang terasa begitu berat.

"Ya pengen." May mengucek matanya pelan.

"Tapi nanti baca ayatnya jangan panjang ya Kak, please. " May bangkit, dan duduk di tepi ranjang. Dengan kondisi Mata merah, rambut tidak bisa dijelaskan lagi bagaimana bentuknya.

"Rencana malah mau baca Al-Baqarah." Pangeran menaik turunkan alisnya.

"Yaudah, kita sholat sendiri-sendiri aja kayaknya ya Kak." May menguap untuk ke sekian kalinya.

Pangeran melatakkan tangannya di atas mulut May, karena sangking seringnya menguap. May sampai lalai menutup mulutnya.

"Becanda, sekarang kamu mandi ya. Aku tunggu." Pangeran mengelus puncuk kepala May.

"Iya iya Pak cuami." May bangkit dari posisi duduknya,mengambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Selagi May mandi, Pangeran menyiapkan baju ganti untuk May serta mukenah dan menggelar sajadah May. Setelahnya sambil menunggu, Pangeran murajaah. Mengulang-ngulang hafalannya.

Sepuluh menit kemudian, May sudah keluar dari kamar mandi. Masih memaki handuk. May tak segan-segan lagi hanya memakai handuk keluar kamar mandi. Justru Pangeran yang jadi korban dalam hal ini, acap kali menggoyahkan pertahananannya.

"Itu mandi atau sekedar mempertemukan air ke badan aja May?" tanya Pangeran.

"Dingin banget Kak, Brrrr." May mendekap tubuhnya.

"Nanti abis shubuh aku mandi lagi, yang tadi baru pemanasan aja. Gak kuat atuh." May nyengir kuda, sambil memakai baju yang telah disiapkan oleh Pangeran.

Setelahnya, Pangeran dan May sholat tahajjud dengan khusyu'. 

Selesai sholat tahajjud, seperti biasa Pangeran mengajak May membaca Al-Qur'an. Bacaan Al-Qur'an May semakin ke sini semakin membaik, berkat kesabaran Pangeran memberikan arahan kepada May.

"Kalau nun mati bertemu huruf kaf, didengungkan ya. Bacanya bukan minka lagi tapi mingka, didengungkan. Kan udah jatuh hukum tajwid ikhfa hakiki. Minggu semalam, Kakak udah kasih tau kan?" koreksi Pangeran.

"Eh iya, Maaf khilaf Kak."

Lalu May kembali melanjutkan bacaan Al-Qur'annya, didengar, disimak dan dikoreksi oleh Pangeran.

"Bagus, kesalahan kamu dalam membaca Al-Qur'an semakin minim sayang." Pangeran menatap May dengan tatapan lembut. Pipi May jadi terasa panas seketika.

"Gimana setoran hafalannya, udah bisa aku tagih lagi kan?" tanya Pangeran.

"Surah Al-Qori'ah kan berikutnya?" tanya Pangeran lagi. 

"Iya Kak, tapi masih agak ngadet-ngadet gak papa?" tanya May. 

Pangeran untuk Maymunah Où les histoires vivent. Découvrez maintenant