Part 14

6.4K 504 48
                                    

Happy Reading

....

Seperti Dosen-dosen pada umumnya, Pangeran juga mendapatkan tugas dan mengikuti kegiatan di luar kota sesekali. Sekitar dua hari yang lalu Pangeran mendapat undangan sebagai pembicara di Seminar bertemakan Wawasan Kebangsaan yang diadakan di salah satu Universitas di Surabaya.

Keberangkatan Pangeran ke luar kota kali ini, akan menjadi masa LDR perdana Pangeran dan Maymunah, karena diperkirakan Pangeran akan berada di Surabaya sekitar seminggu. Selain menjadi pembicara di seminar, Pangeran juga masih memiliki beberapa agenda tugas di Surabaya. Meski Pangeran dan Maymunah belum saling mengungkapkan rasa, dan belum bisa memastikan perasaan mereka masing-masing. Namun keberangkatan Pangeran ini menjadi momen yang cukup mmebuat Maymunah resah. Biarbagaimanapun, ia sudah memiliki ketergantungan sedikit demi sedikit dengan Pangeran. Akan terasa sedikit ganjil mungkin ketika Maymunah bangun di pagi hari, ia tidak menemukan sosok Pangeran di sampingnya.

"Kak." Maymunah menahan tangan Pangeran yang sedang menyusun baju ke dalam koper.

"Kenapa, Hmmm?" tanya Pangeran.

"Nanti yang bangunin aku shubuh siapa?" May menggoyang-goyangkan lengan kekar Pangeran.

"Make alarm May, kayak hidup di zaman purba aja coba."

"Aku bisa bangun kalau denger suara Kakak, gak mempan sama alarm." May mengedip-ngedipkan matanya yang terasa panas.

"Yaudah setiap pagi aku telfon kamu, atau buat rekaman suaraku jadi alarm."

"Yang, ngingetin aku setiap mau sholat gak boleh sholat kayak dikejar setan siapa lagi?"

"Yang minta aku buatin sarapan siapa? Terus aku nyiapin sarapan buat siapa?" suara May semakin bergetar.

"Yang ngingetin aku baca doa sebelum makan siapa? "

"Yang nyuruh aku harus cepat-cepat mandi, gak boleh males-males sama jorok siapa?" May menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

"Yang antar jemput aku ke Kampus siapa? Yang ngingetin aku revisian siapa? Yang ngingetin aku baca surah Al-Mulk sebelum tidur siapa? Teman aku tidur siapa?" Tidak tertahan lagi pecahlah tangis May, air matanya mengalir dari sela-sela jari yang menutupi wajahnya.

Pangeran mendekatkan tubuhnya ke tubuh May, membawa May ke dalam pelukannya. Sesekali Pangeran mengecup puncuk kepala May.

"Kakak di Surabaya cuma seminggu May, seminggu itu cuma tujuh hari. Jangan berlebihan seperti ini ya." Pangeran menepuk-nepuk bahu pundak May lembut.

"Kamu punya kontrol diri sendiri May, bisa mengatasi semua kegiatan hidupmu selama 24 jam dalam sehari, sama seperti yang biasa kamu lakukan sebelum kita menikah. Kamu gak boleh memiliki ketergantungan berlebihan kepada manusia May. Kakak percaya kamu bisa mengatasi semuanya selama Kakak tidak ada di sini." Pangeran melepas pelukannya, menangkup wajah May yang basah oleh air mata. Menghapus air mata May dengan ujung jempolnya.

Pangeran beregeser sedikit untuk meraih tissue yang ada di nakas, mengambil beberapa helai. Lalu Pangeran menghapus ingus May yang meler di bawah lobang hidung May.

"May gak suka ditinggalin Kak." Bibir May berkedut.

"Memangnya siapa yang mau ninggalin kamu May, Kakak pergi kan untuk kerja. Bukan mau kabur dari tanggungjawab. Jadi apa yang perlu kamu khawatirkan." Pangeran memperbaiki poni May yang berserak kemana-mana.

"Seminggu itu lama Kak, bukan satu jam dua jam."

"Yang bilang cepat siapa May, tapi setelah seminggu itu berlalu. Kakak kan akan pulang. Jadi apa yang kamu khawatirkan?"

Pangeran untuk Maymunah Where stories live. Discover now