Part 13

6.4K 520 24
                                    

Happy Reading
...

"Kalau proposal gue udah dicoret-coret sengenes ini, bawaannya pengen nikah aja yaw," gerutu May dengan suara cemprengnya.

"Kan elu udah nikah odong." Chacha menjitak kepala May.

"Oh iya ya, bawaannya suka amnesia aja gara-gara proposal ini."

"Lebay banget sih lu kampret, gue yang judul aja tak kunjung diacc B aja," cibir Raden.

"Lo kan gak bisa dijadikan panutan, karena hidup lo slow, cukup slow, sangat slow," jawab May.

"Hahah gigik kau itu, eh pulang sana cuy. Istri yang baik budi harus pulang tepat waktu,"ucap Raden.

"Yah, gue masih pengen kulineran sama kalian, gue butuh makan banyak."

"Yaudin, kulineran sama suami lu cuy. Kan enak dibayarin, elu gak keluar duit. Emang terkadang dodol garut banget dah si May ini," sambung Chacha.

"Dia itu susah atuh dibujuk keluar, nanti paling aku disuruh revisian aja. Maunya sama kalian."

"Izin dulu lah May," saran Lola.

"Gak dikasi pasti, ini udah sore."

"Eh May, lu dah isi belum?" tanya Lola.

"Isi apaan cuy? Isi saldo? Isi perut? Atau isi apa?" tanya May dengan polosnya.

"Ini anak polos apa bego sih guys?" Lola tepuk jidat.

"Bego mah kalau ini Bun,"jawab Chacha.

"Perut lu udah tekdung belum?" tanya Lola sekali lagi.

"Hah tekdung, tekdung-tekdung. Apaan dah?" May belum paham juga, bukan pura pura tak paham, emang tidak paham betulan.

"Buset polos sampe dengkul ini mah." Raden geleng-geleng kepala.

"Maksudnya itu lu udah ada tanda tanda hamil gak Juleha?" sambung Raden lagi.

"Astaghfirullah, jangan dulu dong Panjul. Gue masih mau bebas, skiripsian pas hamil kan gak lucu guys."

"Keren lah dede bayinya ikut berjuang sama Mamanya." Raden tertawa renyah.

"Mata kau itu, enggak hamil aja gue udah seketer ini kampret." May memicingkan matanya.

"Kasian Pak Pangeran, dah tua. Udah pengen punya anak itu."

"Salah sendiri nikah sama dede emesh, lagian Pak Pangeran gak ada bahas anak kok sama gue. Napa lu pada yang ribet."

"Tapi udah jebol kan lu woy." Raden tersenyum jahil.

"Atap kos kau itu jebol, dasar cucu Kakek Jepang," cibir May.

"Hahaha kirain gak paham, terus mau nanya apa lagi yang jebol biar ku jelaskan sampe ke akar-akarnya." Raden tertawa renyah.

"Insyaflah wahai manusia...." Lola bersanandung.

"Astaghfirullah, baim khilaf ya Allah." Raden menyetel suaranya seperti suara anak-anak.

"Kalau lagi kumat gini dia gak pacarku ya guys,"elak Chacha.

Begitulah model persahabatan yang terjalin di antara mereka, bocor kasar, bocor alus, intinya bocornya enggak nanggung.
...

Seperti malam-malam sebelumnya, suasana kamar May dan Pangeran sunyi senyap. Walaupun keduanya ada di dalam. May fokus ngerjain proposal skripsinya, dan Pangeran sibuk mengerjakan bahan ajarnya. Mereka berdua sibuk dengan urusan masing-masing.

Pangeran untuk Maymunah Where stories live. Discover now