Extra Part

11.1K 461 25
                                    

Happy Reading
...

"Kak, kenapa nangis?" May menghapus air mata yang jatuh di pipi Pangeran. Wajah yang sudah dipenuhi dengan keriput.

"Ini tangis bahagia melihat keberhasilan Naya sayang." Pangeran meletakkan tangannya di atas tangan May yang masih bertengger di wajahnya.

"Naya tumbuh menjadi gadis yang sangat cerdas, ini adalah bentuk keberhasilan kamu yang paling nyata sayang. Kamu sudah mampu membuktikan pada dunia, kamu seorang Ibu yang hebat. Tidak seperti yang mereka prasangkakan, kamu menjawab keraguan dan pandangan sebelah yang ditujukan orang-orang kepada dirimu." Pangeran menggenggam telapak tangan May, lalu Pangeran mencium punggung tangan May.

"Ini keberhasilan kita berdua Kak, tanpa kesabaran Kakak belum tentu aku bisa sampai berada di titik ini."

"Terimakasih May, sudah sabar merawat aku dan Naya."

Qodarullah anak mereka Naya ketahanan tubuhnya sangatlah lemah, Naya sudah merasakan gejala asma sedari kecil.

Sehingga pertumbuhan Naya hingga di usia 21 tahun ini adalah perjuangan yang tidak mudah. Untung saja May dan Pangeran tidak lemah dalam segi finansial sehingga berapapun biaya pengobatan yang diperlukan untuk pengobatan Naya tidak jadi masalah untuk mereka.

Jika dikilas balik sekitar 21 tahun silam, terngiang kembali di ingatan Pangeran, seberapa besar perjuangan yang di lalui May.

Ketika itu hati May masih pada masa labil-labilnya, masih dalam masa pendewasaan diri, pada masa itu Pangeran menyaksikan sendiri bagaimana proses yang dilalui May, mengurus dirinya yang divonis mengalami kelumpuhan total. Merawat buah hati mereka yang daya tahan tubuhnya sangat lemah.

Tidak ada lagi kata yang dapat mendefenisikan betapa bangganya Pangeran memiliki istri setangguh May.

"Mama, Papa."

Naya menghampiri Papa dan Mamanya dengan jubah wisuda dan toga kebanggaannya. Datang dengan wajah berseri-seri.

"Selamat sayang,"ucap Pangeran.

Naya jongkok, menyetarakan tubuhnya dengan Papanya yang berada di atas kursi roda. Lalu Naya memeluk tubuh ringkih Papanya.

"Pa, terimakasih sudah bertahan untuk Nay. Akhirnya keinginan Naya terkabul, Papa dan Mama bisa menyaksikan Naya diwisuda."Naya meneteskan air mata.

"Alhamdulillah ya Nak, tetap semangat ya Nak untuk persiapan S-2 mu. Doa Papa selalu mengiringi setiap langkahmu." Pangeran mengusap puncuk kepala putri sematawayangnya itu, putri kebanggaannya.

"Mama gak dipeluk nih?" celetuk May.

"Aih bukan begitu maksudnya Ma." Naya langsung bangkit dari posisi jongkoknya. Lalu memeluk May dengan erat.

"Naya sayang Mama banyak-banyak."

"Mama juga sayang banget sama kamu Nay, kamu adalah anugerah terindah yang Allah titipkan dalam kehidupan Mama dan Papa."

Pangeran menatap dua wanita kesayangannya itu dengan tatapan penuh cinta.

Keluarga kecil mereka itu, mungkin belum pantas diaebut keluarga cemara. Namun, satu yang luarbiasa dari kisah keluarga mereka. Seberapa besarpun goncangan yang menghantam pondasi mereka, seberapa besarpun badai yang menerjang, mereka masih tetap berdiri kokoh hingga kini, kuncinya adalah mau mengalah, dan mudah memaafkan. Hanya itu.

...

Bener-bener END. Wkwkw

Yeay extra part complite.

Sekali lagi terimakasih untuk kalian para pembaca yang membersamai kisah Pangeran dan Maymunah ini sampai di part akhir. Terimakasih.

Btw mau nanya dari beberapa cerita aku yang udah endin. Mana nih kira-kira yang paling fav untuk kamu? Paling membekas di hati? Alasannya kira-kira apa? 

Satu lagi, jangan lupa mampir di cerita baru aku ya. Yang judulnya 'Kembali'

Akhir kata. Emaknya Pangeran sama Maymunah pamit undur diri dari lapak ini ya
..
sajakbiru

Pangeran untuk Maymunah Where stories live. Discover now