34. Natasha

Mulai dari awal
                                    

Danu mengangkat bahu. "Ya iya, kamu kan sekretarisnya. Bukan aku."

Lily masih ingin bertanya, tapi Danu sudah menyeretnya. Ia seperti diburu sesuatu. Apapun itu, Lily memilih mengikuti saja. Ia tak membantah, tapi ia bisa merasakan suasana berbeda. Ada ketegangan yang terjadi dan entah apa itu, Lily tak suka. Makin cepat tahu, lebih baik.

Sebodoh-bodohnya Lily, ia bisa merasakan intensitas ketegangan makin tinggi saat ia memasuki ruangan sekretariat perusahaan. Semua orang sudah ada di meja kerja masing-masing. Tampak tegang. Amy bahkan berdiri di depan ruang meeting dengan gelisah. Saat Lily dan Danu keluar, ia langsung mendekati Lily.

"Li, buruan kamu masuk. Bawa ini ke Bapak ya! Beliau udah nunggu kamu dari tadi."

Setelah sekian lama bekerja, Lily otomatis tanggap se-urgent apa ia harus bergerak, tapi pastinya ada briefing setidaknya 5 menit dan itu yang ia lakukan saat Amy memberinya dokumen. 

"Lily harus apa, Mbak?"

"Ini dokumen kontrak. Antara Bapak dan Natasha. Kontraknya sudah over tahun kemarin, dan Bapak hanya nerusin karena kasihan sama Natasha. Tapi berhubung... mmm, Bapak akan jelasin sendiri nanti. Yang jelas, kamu harus clear kalo kontrak ini sudah selesai dan harus jelasin itu ke Natasha."

Otak Lily yang lemot berusaha mencerna kalimat briefing Amy yang cepat dan singkat. Kontrak? Ajie dan Natasha? Over?

Lily masih ingin bertanya, tapi Amy sudah mendorongnya masuk. Belum sempat ia bertanya, pintu ruang kerja Ajie sudah dibuka Danu dan Amy lagi-lagi mendorongnya. Mereka tak memikirkan kakinya yang masih dibebat, membuat gadis itu hampir terjerembab saat masuk. Untungnya hanya dokumennya yang jatuh.

Suara gedebuk itu membuat Ajie melangkah lebar mendekati Lily dan dalam sekejap sudah berada di depannya. "Lily, please! Hati-hati! Sakit?" tanya Ajie sambil menunduk memeriksa kaki Lily dengan kuatir.

Lily menggeleng, dan tersenyum. Hilang semua pertanyaan dalam kepalanya melihat wajah Ajie yang jelas-jelas sangat peduli padanya. Ia menunduk dan menggeleng. Ajie tersenyum menatapnya, lalu mengambil dokumen yang jatuh itu. Lalu tangan Ajie meraih tangan Lily, menariknya mendekati tamu yang sudah berdiri melihat semua yang terjadi tadi.

Natasha Almira.

Gadis dengan alis disulam dan bulu mata palsu lentik, bibirnya dipoles sempurna dengan lipstick merah keunguan, wajahnya ditutupi kosmetik begitu sempurna hingga tampak bagai patung pualam yang cantik jelita. Baju merah muda berpotongan sabrina memperlihatkan bahu mulus dengan rok mini dan sepatu boot merah yang memamerkan kaki jenjang artis itu dengan baik. 

Mendadak Lily tak menyukai warna pink lagi.

"Nat, kenalin... " Ajie membuka suara saat mereka sudah berada di depan Natasha. "... Ini calon istriku. Truly Amanda."

Lily tak tahu apa ini maksudnya dia harus bersandiwara lagi seperti dulu di depan Theo demi perusahaan atau memang kenyataan. Tapi melihat Natasha, aura permusuhan dan persaingan diantara mereka berdua jelas terpancar, jadi begitu Ajie mengatakan kalimat itu ia langsung melancarkan balasan.

"Jadi ini yang membuat Mas minta Lily dateng cepat-cepat ya Mas sayang?" tanya Lily sambil berpaling. Matanya mengerjap pada Ajie. Menatap mesra. Ajie tersenyum lagi dan mengangguk.

"Kalian... " Natasha seperti kehilangan kata-kata. "Kalian pacaran?" tanyanya tak percaya.

Ajie tak menjawab. Begitu tangannya terlepas dari genggaman Lily, ia mengambil dokumen dan memperlihatkan pada Natasha. "Hubungan kita hanya ini, Nat. Tidak lebih tidak kurang. Dan semuanya sudah berakhir sekarang. Kamu sudah cukup terkenal, dan ada banyak orang yang bisa membantumu selain saya."

Boss Galak  & Sekretaris Badung [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang